Chapter 21

459 43 4
                                    

Sana terdiam, wajahnya menunduk lesu. Tangannya meremas dada yang entah kenapa mulai sesak akan sesuatu yang buram yang sama sekali belum jelas Sana lihat.

"Hah..!!" nafasnya ia hembuskan dengan keras, seperti baru saja terlepas dari sesuatu yang mengikat di dadanya.

Sana lalu menegakkan kepalanya cepat tatkala ia merasa ada sesuatu yang hebat menyerang dirinya.

Saat itu pula mata birunya mulai bersinar terang dan begitu cerah, seakan menggambarkan perasaannya saat ini yang begitu campur aduk dan sakit.

Percaya?

Atau tidak?

Dia percaya dengan perkataan Mark, jika Yoongi akan menyakitinya.

Atau tidak percaya padanya dan melupakan semua yang di katakannya.

Sana memejamkan matanya, mencoba untuk berfikir jernih agar tidak salah mengambil tindakan.

"Aku bingung,...
Aku tidak percaya pada semuanya.. Ibu, apa yang harus aku lakukan?" lirih Sana dengan suaranya yang terlihat serak akibat menahan tangis.

Sana lalu menghembuskan nafasnya berat, meremas dadanya yang masih saja sakit dan juga menahan apa yang saat ini mencuat di hatinya.

"Aku harus bagaimana?.." lirihnya lagi sembari menunduk, tidak ada yang bisa di minta tolong olehnya sekarang.

Namun, di saat saat seperti itulah Sana merasa emosinya di uji untuk tidak menjatuhkan sesuatu yang menggambarkan dirinya lemah, seakan mendapat keajaiban dari keberhasilannya dalam mengontrol emosinya tersebut.

Ia mendapatkan satu petunjuk.

"percayalah padanya, Sana-ah.. Sebelum kau mengetahui yang sebenarnya."

Sana, menegakkan kepalanya terkejut kala mendapati suara gaib itu.

Wajah tegangnya nampak mengernyit heran setelah ia rasa tidak ada orang di sekitarnya.

Sanapun ketakutan, ia merasa ada yang mengikutinya sekarang.

Apa mungkin Mark kembali lagi? Tapi kenapa suaranya berbeda?

Degup jantung Sana semakin terpompa cepat kala pendengarannya menangkap suara langkah kaki yang menginjak daun kering di hutan mendekat ke arahnya.

Eh, tapi ada yang aneh.

Bukannya takut akan seorang asing yang mengincarnya saat ini, tiba tiba saja mendadak ia merasakan sesuatu yang membuat dirinya nyaman dan aman.

Lalu perasaan apa ini?

"Ah.. Ini aneh."
Bersamaan dengan itu, rasa aneh pada dirinya dan juga jantungnya yang terpompa hebat seperti tidak sabaran, menyerang dirinya secara bersamaan.

Hingga kemudian indera penciumannya mulai merasa geli, tergelitik oleh aroma harum yang begitu menyengat dan memabukkan.

Mendadak, semua pikiran beratnya dan appun yang membuatnya sedih saat ini sirna begitu saja.

Sana lantas menolehkan kepalanya ke arah balik pohon besar tepat di mana ia merasakan itu semua.

Aroma segar nan sejuk dari daun Mint terasa semakin memabukkan, kala seseorang yang bersembunyi di balik pohon tersebut menampakkan dirinya.

"Min Yoongi." ucap Sana ketika ia mendapati Matenya sudah nampak sepenuhnya di mata.

Dengan wajah tegasnya, Yoongi berjalan mendekati Sana yang masih berdiri pada posisinya.

You Are My Mate? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang