Part 1

11.5K 436 1
                                    

Pagi yang Menegangkan

.

.

Lampu kamar dinyalakan oleh seorang wanita paruh baya, kamar itu menjadi terang dan nuansa serba biru langit pun terpancar jelas di mata siapa pun yang melihatnya. wanita itu berjalan menghampiri sebuah tempat tidur yang penuh dengan mainan dan boneka robot yang ada di sisi tempat tidur tersebut. Terlihat seorang bocah laki-laki masih meringkuk malas sambil menutupi tubuhnya dengan selimut tebal bergambar kartun mobil.

"Daisuke, ayo bangun... Sarapan sudah siap..." ucap wanita itu sambil mengelus pucuk kepala anak laki-laki yang bernama Daisuke.

"Ugh, nanti saja, Nek~! Aku masih ngantuk..." Bocah itu berdalih dan berusaha menyembunyikan seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mebuki, nenek dari cucu lelaki itu hanya bisa menyimpulkan sebuah senyum tipis dari wajahnya yang sudah mulai menua, dia sudah biasa menghadapi sikap malas malasan Daisuke jika dibangunkan setiap hari minggu.

Tiba-tiba suara dorongan pintu yang keras, mengagetkan Mebuki beserta Daisuke dibalik selimutnya. Mebuki menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis kecil yang usianya hanya beda setahun dengan Daisuke, berdiri dengan pipi yang menggembung kesal.

"Onii-chaaaaan~!!! Aku lapar!!" teriak gadis itu sambil berjalan mendekati nenek dan kakaknya yang masih berbaring di tempat tidur.

"Ugh, berisik! Sana pergi!" bentak Daisuke kesal karena tidurnya terganggu dengan teriakan adiknya.

Namun gadis itu tidak peduli. Dia tetap berusaha membuat kakaknya beranjak dari tempat tidur dan sarapan bersama. Sebab, sang ibu, Sakura, baru membolehkan si bungsu makan jika kakaknya berhasil dia bangunkan.

Gadis kecil itu naik ke atas tempat tidur sang kakak dan dia berdiri sambil meloncat-loncat kegirangan agar kakaknya terbangun. Rambut raven pendeknya ikut naik turun seirama dengan tubuh kecilnya yang naik turun meloncat loncat.

"Sarada, jangan begitu... nanti kakakmu terinjak..." cegah Mebuki sambil berusaha menangkap cucu perempuannya agar berhenti meloncat-loncat di tempat tidur kakaknya.

"Aku tidak peduli, aku mau onii chan bangun." Ucap si kecil Sarada keras kepala. Sikap keras kepala Sarada maupun Daisuke memang mirip sekali dengan kedua orang tua mereka. Sehingga, keduanya terkadang cukup sulit diatur, apalagi jika mereka sedang bertengkar.

Daisuke yang merasa tidurnya diganggu pun langsung melonjak bangun dan duduk di tempat tidurnya. Melihat kakaknya yang sudah bangun, Sarada pun berhenti melompat dan duduk di hadapan sang kakak dengan senyuman penuh kemenangan. Sedangkan Daisuke tersenyum kecut sambil menggerutu kesal di dalam hatinya.

"Baguslah Daisuke sudah bangun, yuk sekarang kita turun ke bawah untuk sarapan..." ajak Mebuki sambil mengulurkan tangannya, berharap Daisuke mau menggandeng tangan neneknya itu.

Daisuke melirik tangan neneknya. Dia juga melirik ke arah Sarada yang masih tersenyum penuh kemenangan di hadapannya. Dia menghela napas dan terpaksa mengalah. Daisuke mengakui bahwa dirinya juga merasa lapar. Perutnya yang kecil itu perlu diisi tenaga yang cukup banyak untuk pagi hari ini.

Daisuke pun menggandeng tangan neneknya. Sarada pun melonjak kegirangan, dia pun lompat dari tempat tidur sang kakak, dan berlari mendahului nenek dan kakaknya menuju ke ruang makan. Mebuki tersenyum geli melihat tingkah cucu bungsunya itu. Sedangkan Daisuke masih saja memanyunkan bibirnya karena merasa kalah dari sang adik.

"Jangan cemberut lagi dong, Daisuke... Adikmu itu kan sayang padamu... Dia memang sedikit hyperactive, makanya dia seperti itu... Nenek yakin, dia tidak bermaksud untuk mengganggumu..." Ujar Mebuki sambil mengelus surai raven yang mirip dengan Sarada itu. Daisuke hanya bergumam saja menjawab penjelasan sang nenek. Lagi-lagi Mebuki tersenyum tipis melihat tingkah Daisuke yang masih kekanak-kanakan.

My HusbandWhere stories live. Discover now