Part 5

6.2K 338 12
                                    

Pertemuan Ayah dan Anak

.

.

.

Sakura memanaskan mesin mobilnya yang terparkir rapih di garasi. Pagi ini dia sengaja mengambil cuti untuk menenangkan diri. Setelah kejadian tidak menyenangkan kemarin, Sakura berusaha untuk mengatur segalanya agar kembali seperti sedia kala. Rasanya masih tersemat perasaan yang sungguh menyakitkan ketika bertemu dengan seseorang yang telah menghianati dirinya. Ingin sekali memukul wajah Sasuke saat itu. Ingin rasanya memaki sepuas hati. Namun, raga dan jiwa seolah menolak untuk melakukan itu semua. Sebab dia pun sadar bahwa secuil cinta masih tertanam di dalam hatinya.

Sakura diam di dalam mobil sambil menatap halaman depan rumahnya di balik kaca. Air matanya masih mengalir, hatinya masih terasa nyeri walau sudah semalaman penuh dia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan.

Enam tahun bukanlah waktu yang mudah untuk dilalui oleh Sakura. Merawat kedua buah hati tanpa suami di sisinya, bukanlah hal yang bisa dianggap sederhana. Apalagi ketika Daisuke dan Sarada mulai mengintrogasi dirinya tentang keadaan papa mereka. Sebagai single parent, Sakura hanya bisa berbohong dan berbohong. Terkadang, emosinya sampai tidak bisa terkendali. Walau selalu ada kekuatan yang diberikan dari kedua orang tuanya dan juga kakak iparnya, tetap saja semua itu berbeda. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi penting Sasuke di dalam kehidupannya, termasuk anak-anak mereka.

Namun, apa yang telah Sasuke lakukan benar-benar tidak bisa dimaafkan. Pertengkaran enam tahun lalu adalah sebuah gerbang pembuka kehancuran hubungan mereka hingga Sasuke pun pergi meninggalkan Sakura begitu saja di saat Sakura ingin mengatakan bahwa dia mengandung anak kedua mereka.

Awalnya Sakura menganggap Sasuke akan kembali pulang dan semua yang telah dia katakan itu bukanlah sebuah keseriusan.

Sehari...

Dua hari...

Tiga hari...

Bahkan sampai satu bulan Sasuke tidak kembali. Tidak ada kabar apapun dari dirinya. Nomor ponsel tidak aktif, dan semua hal tentang dirinya seperti musnah ditelan bumi. Sakura bahkan sampai frustasi mencari keberadaan Sasuke pada saat itu. Hingga pada akhirnya dia pun memilih menyerah. Dia tidak ingin mencari kembali Sasuke. Apalagi ketika Itachi mengatakan bahwa Sasuke sedang berlibur di Swedia bersama seorang wanita.

Tidak hanya hatinya yang hancur.

Namun seluruh kehidupannya seperti runtuh.

Sakura ingat kala itu dia hampir mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri ke dalam laut. Sakura yakin bahwa dengan begitu, dia dan anak yang akan dilahirkan kedunia nanti, tidak harus merasakan pahitnya diejek oleh teman-temannya karena dia tidak punya papa.

Akan tetapi, Naruto datang. Naruto yang menyelamatkan nyawa Sakura dan anak yang dikandung. Selama berhari hari Naruto selalu menjaga Sakura di rumah sakit. Sakura dalam keadaan kritis. Bahkan, ada kemungkinan bayi yang ada di dalam perut Sakura pun tidak kuat bertahan hidup. Kondisi itu adalah kondisi yang teramat sulit pada saat itu. Jika bukan karena kesempatan kedua yang Tuhan berikan, mungkin selamanya Sakura dan Sarada tidak akan lagi hadir memberikan warna di kehidupan keluarga Uchiha dan Haruno tersebut.

.

.

.

"Kalian sudah siap berangkat ke sekolah, kan?" tanya Sakura dengan nada bersemangat. Namun, Daisuke dan Sarada hanya bisa saling menatap. Sebenarnya mereka tidak ingin pergi ke sekolah, mereka ingin dirumah menjaga sang mama. Akan tetapi, Sakura memaksa kedua buah hatinya untuk tetap menuntut ilmu meski dalam kondisi yang tidak menyenangkan sekali pun.

My HusbandWhere stories live. Discover now