Part 10

3.9K 224 0
                                    

"Ma... Pa... Aku tahu, mungkin ini terdengar tidak masuk akal... Tapi... Tapi... Aku... hiks hiks"

Daisuke menahan isak tangisnya. Menjeda ucapannya. Namun tangannya semakin erat menyatukan tangan papa dan mamanya.

"Aku ingin kalian bersama... Ini permintaanku yang pertama dan terakhir untuk kalian..."

.
.
.

Sebuah Penolakan

.
.
.

Sasuke dan Sakura hanya diam tanpa kata sambil terus memandangi wajah satu sama lain. Terbesit sebuah guratan syok yang terpancar di kedua wajah berlainan jenis tersebut.

"Maaf"

Satu kata itu meluncur dari mulut Sakura. Dia menarik tangannya dari genggaman Daisuke.

"Mama.. tidak mau lagi..." Lanjutnya.

Air mata perlahan mengalir dari kedua mata Sakura. Dia mengepalkan kedua tangannya sambil memejamkan kedua mata emerald. Dia tahu bahwa Daisuke pasti akan merasa amat sangat sedih mengetahui hal tersebut.

Sasuke menatap wajah Sakura dengan penuh rasa kecewa. Tapi dia mengerti. Dia pun tidak bisa memenuhi permintaan sang anak. Pernikahannya dengan Karin lah yang membuat dirinya tertahan untuk menjawab iya.

Sasuke beralih memperhatikan wajah Daisuke. Namun bocah itu menundukkan wajahnya, menutupi tangisannya yang mulai meluncur dari kedua matanya.

Sasuke mengelus kepala putranya itu.

"Maaf"

Lagi lagi kata itu keluar. Namun ini dari mulut Sasuke. Dia pun langsung memeluk Daisuke dengan erat dan penuh rasa penyesalan.

Angin musim dingin perlahan mulai menusuk setiap kulit. Entah itu karena kesedihan yang tengah dirasakan, atau memang karena musim dingin kali ini terasa hampa bagi mereka. Ya bagi hati mereka semua.

.
.
.

Naruto memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah yang terlihat mewah bergaya tradisional jepang.

Terlihat di ambang pintu, Hinata telah menunggunya dengan seulas senyum tipis di wajahnya yang nampak pucat.

Naruto menghela napas. Dia tidak langsung keluar dari mobilnya. Seolah tidak peduli ada seorang wanita yang setia menunggu hanya untuk bisa menyambut kedatangannya pulang.

...

"Maaf"

"Mama.. tidak mau lagi..."

...

Ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Sakura seperti mengaung di dalam kepalanya. Dia seperti terhipnotis dengan perkataan yang sebenarnya sangat menyakitkan untuk orang lain, namun justru melegakan bagi dirinya sendiri.

"Inilah kesempatanku."

Naruto memberikan sebuah senyum kemenangan serta kelicikan dari dalam dirinya.

"Sebentar lagi, Sakura akan menjadi milikku dan aku bisa bebas dari wanita sialan itu!" Lanjutnya kembali, seraya menatap sinis Hinata yang masih menunggunya di ambang pintu dengan tatapan pura pura bahagia tersebut.

.
.
.

Sasuke pulang kembali ke apartemennya. Selama perjalanan pulang, tak sedikit pun aura kebahagiaan terpancar dari dalam dirinya. Wajahnya terlihat sangat lesu, serta tidak ada senyum yang terlukis di wajahnya. Dia seolah olah bagaikan mayat hidup yang berjalan gontai di lorong apartemen.

Setibanya dia di depan pintu apartemennya, entah mengapa jari jarinya terasa kaku untuk digerakkan. Dia seperti tidak ingin kembali pulang ke sini. Dia rindu akan sebuah rumah yang dulu pernah dia miliki. Namun fakta mengatakan bahwa semua itu tidak mungkin dia raih kembali.

CLEK

Dengan berat hati, akhirnya dia membuka pintu apartemen. Dilihatnya sebuah ruangan yang menjadi tempat tinggalnya sekarang itu dengan tatapan datar.

Gelap... Sunyi... Mencekam

Tiga hal itu yang dirasa cukup menggambarkan suasana hatinya. Sasuke melangkah masuk ke dalam apartemennya dan dia rebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu.

Kata maaf... Suara isak tangis... Pertengkaran... Masih mengaung di dalam pikirannya. Ingin rasanya menangis, namun tidak bisa. Entah mengapa dia tidak mampu lagi menangis. Seperti dihukum oleh Tuhan, inilah hukuman atas ketidak mampuannya untuk bersikap tegas.

"Andai saja..."

Andai saja Sasuke tidak mudah dibodohi oleh wanita tersebut. Andai saja Sasuke bisa lebih berhati hati ketika Karin memberikan bantuan dana kepadanya. Andai saja dia tidak termakan oleh ambisinya untuk mengalahkan Itachi - kakaknya - pastilah dia tidak akan memakan dampak dari perbuatannya sendiri.

Dan sekarang, Sasuke hanya bisa menerima takdirnya dengan pasrah...

Untuk menikah dengan Karin dan berpisah selamanya dari orang orang yang dia cintai.

....

-to be continue-

My HusbandWhere stories live. Discover now