Part 7

5.2K 274 6
                                    

Pertemuan Daisuke dan Papa
.
.
.

Di dalam kelas 2A, Daisuke duduk dan berdiam diri saja di kursinya. Jari jarinya mengetuk ngetuk meja berirama, dan tangannya yang lainnya digunakan untuk menopang dagunya. Dia masih memikirkan kejadian tidak terduga yang telah dilalui oleh keluarganya, dia berusaha melupakan kejadian kemarin antara papa dan mamanya, namun pikirannya terus menghantui dirinya. Ada perasaan yang membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak semalam, sehingga dia terlihat sedikit mengantuk di dalam kelas pagi ini.

Sarada pun juga izin tidak masuk ke sekolah. Badannya mengalami demam setelah dia mengalami pertengkaran kecil dengan Sakura. Syok yang dialaminya cukup berpengaruh pada dirinya. Sarada cukup ketakutan saat melihat papa dan mamanya bertengkar hebat. Kelelahan dan kurang tidur itulah yang membuat tubuhnya melemah dan demam pun menyerang. Sehingga hari ini Sarada hanya mampu berbaring di tempat tidurnya ditemani sang nenek.

"Daisuke, daisuke!" Panggil Inojin teman sebangkunya.

Daisuke terbangun dari lamunannya, dia menatap Inojin "Ada apa?" Tanyanya singkat.

"Kamu dipanggil Konohamaru sensei. Katanya, kamu harus ke ruang guru untuk menemuinya." Ujar Inojin.

Daisuke mengerutkan dahinya "untuk apa sensei memanggilku?"

Inojin menggelengkan kepalanya. "Tidak tahu. Lebih baik kamu cepat cepat ke sana sebelum sensei marah." Tukasnya.

Daisuke mengangguk dan dia pun langsung berdiri dari kursinya lalu beranjak pergi menuju ke ruang guru untuk menemui Konohamaru sensei.

.
.
.

Tok tok tok

Daisuke mengetuk pintu ruang guru sebelum memasukinya. Dia pun membuka pintu dan mengintip mencari Konohamaru sensei berada. Mata Daisuke menangkap sosok sang sensei yang tengah duduk di kursi kerjanya yang berada di sudut ruangan.

Daisuke melangkah masuk ke dalam ruangan dan dia langsung menghampiri Konohamaru sensei. Sesampainya di depan meja senseinya, Daisuke tersenyum dan dia setengah membungkuk untuk memberi hormat kepadanya.

"Silahkan duduk." Pintah Konohamaru kepada Daisuke. Dia pun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan senseinya.

"Aku senang kau datang tepat waktu, Daisuke." Ucap Konohamaru membuka percakapan.

"Memangnya ada apa sensei memanggilku ke sini?" Tanya Daisuke.

"Begini, Daisuke, sebentar lagi sekolah kita akan mengadakan festival hari ayah. Jadi, aku berpikir bagaimana jika kamu yang akan menjadi penyampai kata sambutan mewakili murid murid kelas 2 di sekolah ini. Apa kau setuju?"

DEG

Daisuke tersentak ketika mendengar bahwa dia harus menjadi pembawa kata sambutan untuk hari ayah di sekolahnya. Ya, hari AYAH.

"K-ke-kenapa harus saya, sensei? Di sekolah ini, banyak sekali murid murid yang berpotensi dalam membawakan kata sambutan. Sedangkan aku-"

"Kamu adalah Uchiha. Prestasimu gemilang. Ya mungkin bukan karena kau seorang Uchiha. Namun karena aku bisa melihat bakat dan talentamu dalam public speaking diusiamu yang masih tujuh tahun. Maka dari itu aku memilihmu. Kau bersedia kan?"

Daisuke tidak menjawab. Dia hanya menunduk.

Konohamaru menghela napas. "Aku tau apa yang kau pikirkan, Daisuke..."

Daisuke menatap wajah senseinya dengan ekspresi wajah yang murung.

Konohamaru tersenyum, dia bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri Daisuke. Konohamaru mengelus kepala Daisuke dengan lembut. Dia kemudian berlutut untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Daisuke.

My HusbandWhere stories live. Discover now