Part 8

5.1K 272 19
                                    

Kebenaran
.
.
.

Siang harinya, di Konoha Hospital, Sakura berulang kali menelepon Naruto untuk mengingatkan pria itu agar segera menjemput kedua anaknya. Semalam, Naruto berjanji akan menjemput Daisuke dan Sarada dari sekolah. Namun, hingga jam 1 siang pun, Naruto tidak kunjung menjawab teleponnya. Sedangkan dirinya harus mengikuti meeting para dokter yang tidak bisa ditunda.

"Kenapa tidak dijawab sih?!" Sakura menekan nekan ponselnya berkali kali. Mencoba menelepon ulang, namun hasilnya sama saja, nihil.

Sakura hampir frustasi, dia pun memilih alternatif lain dengan menelepon supirnya untuk menjemput anak anaknya.

Namun ketika dia akan menekan nomor kontak sang supir, tiba tiba Naruto meneleponnya. Sakura langsung menjawab telepon itu.

"Maaf, Sakura... Tadi aku ada rapat, ponselnya aku silent."

"Hfft, aku hampir saja menyuruh supirku untuk menjemput anak anakku."

"Hehe... Maaf ya, Sakura... Ya sudah, aku otw ke sekolah mereka..."

"Ya hati hati, Naruto. Jaga anak anakku baik baik."

KLIK

Sakura menghela napas lega. Dia sudah tenang karena anak anaknya ada yang menjemput, dan orang itu adalah Naruto. Pria yang menjadi sahabatnya sejak dia bersekolah dulu. Pria yang selalu menjadi supporter dan penyemangat pertamanya.

Bahkan, ketika dia harus kehilangan Sasuke, Naruto lah yang selalu ada di sampingnya dan memberikan dukungan. Tak lupa, dia juga sangat menyayangi Daisuke dan Sarada. Dia menyayangi mereka seperti anaknya sendiri.

Namun, Sakura tidak pernah tahu kehidupan Naruto itu seperti apa. Dia tidak pernah bercerita apapun. Yang dia tahu, Naruto masih lajang dan memiliki perusahaan besar serta tidak lupa, dia adalah broker yang sudah dikenal di mancanegara. Hanya itu yang Sakura ketahui tentang kehidupan Naruto. Selebihnya, dia tidak pernah menceritakannya.

.
.
.

Seperti biasa, Daisuke dan Sarada menunggu Naruto menjemput mereka di sebuah taman depan sekolah. Dua bocah itu duduk tenang di kursi taman dan melakukan aktivitas mereka masing masing. Daisuke membaca komik, sedangkan Sarada makan es krim.

"Daisuke nii, kok paman Naruto lama sekali ya?" Tanya Sarada yang nampak bosan menunggu.

Daisuke menggelengkan kepala "tidak tahu." Jawabnya singkat karena fokusnya masih tertuju kepada komik yang dia baca.

Sarada kesal dengan kakaknya karena lebih mementingkan komik daripada dirinya. "Ugh, sinih komiknya!" Sarada merebut komik Daisuke begitu saja dari tangannya.

"Ih, kembalikan komikku, Sarada!" Protes Daisuke yang berusaha mengambil kembali komiknya.

Namun Sarada tidak mau menyerah. Dia mendorong dan menahan tubuh kakaknya agar tidak bisa mendekat.

"Sarada, kamu kenapa sih?! Kembalikan!"

"Tidak mau! Nii san tidak mendengarkan aku bicara."

"Ih, aku dengerin. Tapi, sambil baca komik."

"Sama aja. Itu namanya tidak mendengarkan!"

My HusbandWhere stories live. Discover now