Part 16

4.9K 227 15
                                    

Gomennasai

.
.
.

Semua orang nampak sangat panik melihat Hinata yang tiba tiba saja rubuh dan tak sadarkan diri.

"Hinata, banguun!! Hinataaa!!" Teriak Sakura memanggil manggil Hinata.

Namun semua semakin bertambah parah ketika terlihat aliran darah yang mengalir lewat kedua kaki Hinata. Wajah Sakura terlihat menegang. Sasuke pun mulai cemas karena darah yang mengalir itu adalah pertanda bahaya.

"Itachi, Kakashi, dan Kiba, kita bawa Hinata ke rumah sakit dengan mobilku. Sakura, kau tolong jaga anak anak di rumah, ya..." Ujar Sasuke memberi aba aba.

Semua orang pun mengerti dan langsung bahu membahu membawa Hinata masuk ke dalam mobil Sasuke.

"Aku mau ikut!" Pinta Sakura. Dia mencengkram lembut lengan baju Sasuke dengan ribuan air mata yang mengalir karena cemas dengan Hinata.

"Tidak, Sakura. Kau harus tetap disini. Jaga anak anak kita, ya. Aku tidak mau mereka sendirian. Percaya padaku, Hinata akan baik baik saja." Balas Sasuke.

Sakura pun mengangguk setuju dan langsung memeluk Sasuke dengan erat.

"Arigato, Sasuke..." Ucapnya lembut.

Sasuke tersenyum dan mengelus pucuk kepala Sakura. Tak lama setelahnya dia langsung melepas pelukannya itu dan bergegas menuju ke mobilnya dan mengeluarkan skill mengemudi ala pembalap agar Hinata sampai di rumah Sakit dengan segera.

.
.
.

Sesampainya di rumah sakit, beberapa perawat sudah menunggu dengan sebuah tempat tidur dorong pasien yang dipesan Kakashi selama diperjalanan.

Hinata pun langsung dibawa cepat ke ruang ICU dan mendapati perawatan intensif di sana.

Itachi sibuk menelepon Neji sang kakak dari Hinata. Neji memang orang yang sulit dihubungi. Sasuke berusaha menelepon Naruto dan juga Minato. Namun hanya Minato saja yang menjawab telepon tersebut.

"Apa kau sudah berhasil menghubungi Naruto?" Tanya Kakashi.

"Belum. Entah dia memang tidak mau menjawabnya atau dia memang benar benar sedang sibuk." Jawab Sasuke.

"Apa kau sudah menghubungi Minato?" Tanya Kakashi lagi.

Sasuke mengangguk "sudah. Dia dalam perjalanan ke rumah sakit." Ujarnya.

Itachi berlari mendekat ke arah Sasuke dan Kakashi. "Neji akan segera datang." Ucapnya.

"Bagus." Balas Kakashi. Kedua mata Kakashi tajam menatap ke arah Kiba yang sedaritadi hanya berdiri dengan gelisah sambil sesekali berusaha mengintip ke dalam ruang ICU.

Kakashi berjalan mendekati Kiba. "Halo." Sapanya.

Kiba melonjak kaget saat mengetahui bahwa Kakashi sudah berada di dekatnya. Tubuhnya terlihat gemetar sebab Kiba mengetahui bahwa Kakashi adalah kepala satuan kepolisian di Jepang.

"Jangan takut. Aku hanya ingin mengobrol ringan denganmu." Ujar Kakashi seraya tersenyum ke arah Kiba. Namun pria itu masih saja gugup dan panik.

"Y-ya.. yaaa... Tentu saja boleh.." jawabnya dengan nada suara bergetar.

"Aku mengetahui bahwa kau telah bekerja untuk Naruto hampir 7 tahun. Benar begitu?" Tanya Kakashi.

"I-iya... B-benar... Haha... Aku sudah lama bekerja dengannya..." Balas Kiba grogi.

"Kalau begitu kau pasti sudah banyak mengetahui soal hubungan rumah tangga Hinata dan Naruto kan?"

"Tidak. Itu tidak benar. A-aku tidak tahu apapun soal hubungan mereka."

My HusbandDonde viven las historias. Descúbrelo ahora