#05

13.8K 834 12
                                    

Enjoy

"Tak salah lagi organisasi tempat kau bekerja itu ingin membunuhmu." gumam Orlando geram.

"Tapi bukankah aku selalu mengerjakan misi tugasku dengan baik? Mengapa mereka ingin membunuhku?"

* * *

Hazel masih shock dan tak mampu berkata-kata.
Hazel duduk di sofa ruangan itu. Badan Hazel yang lemas bersandar pada sofa. Entah kenapa perlahan kepala Hazel terasa berdentam-dentam seperti dibenturkan pada dinding. Rasa nyeri menjalari kepalanya. Hazel memejamkan matanya untuk sedikit meredahkan rasa pusing yang menderanya.

Orlando merangkul Hazel dan mendekap Hazel dalam pelukannya. Orlando tau bahwa Hazel kecilnya sudah kembali. Orlando membiarkan kepala Hazel bersandar di dadanya. Orlando mengelus kepala Hazel dan menenangkannya. Kemudian Hazel jatuh tertidur karena merasa nyaman.

Bagaimanapun Hazel tetaplah seorang gadis, di samping statusnya yang adalah pembunuh mematikan itu lain lagi. Sisi Hazel sebagai gadis normal mulai bangkit. Selama ini sisi Hazel yang seperti ini selalu ditutupi oleh kabut hitam dan aura mengintimidasi yang menguar dari dirinya.
Matanya yang selalu menatap tajam mangsanya, jaket kulit hitam yang memunculkan kesan misterius semua itu menutupi penampilan Hazel yang sebenarnya.

Namun, Hazel tidak akan pernah sama seperti dulu. Bekas luka di kakinya itu selalu membuat Hazel menutup diri dan mengubur hati nuraninya dalam-dalam. Orlando sebenarnya tau apa yang dialami oleh gadisnya ini. Walaupun pernah lost contact lebih dari 10 tahun, tapi Orlando selalu memantau perilaku dan perkembangan Hazel. Oleh karena itu saat organisasi tempat Hazel bekerja berencana membunuh Hazel, Orlando turun tangan. Dan soal tembak-menembak tadi saat kedatangan Hazel, itu dilakukan Orlando hanya untuk mengetes sejauh mana kemampuan Hazel.

Orlando mengetahui rencana Jose untuk membunuh Hazel dari orangnya yang menyusup dalam organisasi Jose.
(kalo mau tau siapa Jose, baca part 1 ya)
Jose ingin membunuh Hazel karena Hazel dianggap sudah mengetahui terlalu banyak informasi. Hazel dianggap terlalu bahaya jika dibiarkan hidup karena jika Hazel berkhianat, tamatlah nasib organisasi itu.

"Jose...." desis Orlando sambil mengepalkan tangannya.

"Sebentar lagi aku pastikan kepalamu berlubang oleh peluru." ujar Orlando sambil mengambil pistol semi otomatisnya.

Orlando menuliskan pesan pada kertas kecil dan meletakkan di samping Hazel yang masih tertidur.

Aku pergi sebentar.
Tunggu aku sampai aku kembali!

Begitulah bunyi pesan dari Orlando untuk Hazel

- - -

Di sisi lain, tampak Orlando yang sedang mengendap-endap menuju markas organisasi yang diketuai oleh Jose.
Orlando menundukkan kepalanya dan menurunkan tudung kepala hoodie-nya agar menutupi wajahnya. Beberapa penjaga berlalu lalang di dekat Orlando namun mereka tidak menyadari kehadiran Orlando yang sangat cerdik dalam menyamar diantara semak-semak dan kegelapan malam.

Begitu mendengar langkah para penjaga menjauh, Orlando menyibak semak-semak di depannya dan berlari tanpa suara. Suara kakinya yang sedang berlari hanya terdengar samar-samar dan sangat kecil sehingga tidak ada yang menyadari dia sudah berada di pintu belakang markas.

Seringai Orlando melebar saat melihat seseorang keluar dari pintu itu dengan kostum mirip dengan Hazel.

"Ini pasti rekan Hazel" tebak Orlando.

GIRL ACT (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin