#23

5.9K 391 7
                                    

Enjoy

. . .

Srett

Sebuah belati tajam terbang ke arah Hazel dengan kecepatan tinggi. Hazel berguling cepat untuk menghindarinya.

"Fyuh." Hazel mendesak lega. Hmm belati yang sangat tajam itu bisa saja memotong tangan Hazel jika Hazel tidak menghindari dengan cepat.

Orlando menghampiri Hazel yang masih terduduk,"You okay?"

"Yeah." Jawab Hazel sambil menegakkan badannya.

Dor Dor

Suara tembakan terdengar, bukan berasal dari pistol Orlando, bukan juga dari Hazel.

. . .

*****

Orlando tersentak kaget dan mencari sumber suara. Orlando tidak melihat si penembak. Kemudian Orlando melihat Hazel yang dalam kondisi mengenaskan. Mata Hazel terbelalak dan mulutnya mengeluarkan darah. Bagian pinggang sebelah kanannya mengeluarkan darah segar. Lalu, Hazel pun ambruk ke lantai.

"Hazel!! Bertahanlah, Hazel!" Seru Orlando panik.

Orlando menggendong Hazel yang pingsan sambil berlari menuju parkiran klub.

Di tengah kecemasan Orlando yang memuncak, segerombolan preman menghalangi jalan Orlando. Orlando menjalani dilema. Apakah ia harus menurunkan Hazel dari gendongannya? Ataukah memilih kabur dengan menggendong Hazel? Dia tidak mungkin bertarung dengan segerombolan orang dengan membawa Hazel yang sedang pingsan.

Orlando akhirnya dengan terpaksa menurunkan Hazel dari gendongannya dan bersiap untuk menghabisi gerombolan itu dengan cepat. Gerombolan preman itu maju menyerang Orlando. Tetapi, Orlando dengan sigap menangkis dan menghindari serangan mereka. Kemudian Orlando membalas serangan mereka dengan sepenuh tenaga dan membuat mereka terpental.

Orlando mengatur napasnya yang tidak beraturan. Bersamaan dengan itu, ada seorang dari gerombolan preman itu menancapkan pisau di perut Hazel yang terluka. Lalu preman itu memukul Hazel yang tak sadarkan diri.

Emosi Orlando sudah naik pitam. Orlando menyerang preman-preman itu dengan sangat brutal hingga mereka meregang nyawa dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Setelah itu, Orlando memasukkan Hazel ke dalam mobilnya dan melakukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

Begitu sampai di rumah sakit, sirene ambulance memenuhi indera pendengaran Orlando. Orlando kembali menggendong Hazel dan langsung membawanya ke ruang UGD.

Orlando berjalan dengan gelisah dan takut saat menunggu pemeriksaan.

Kriett
Bunyi pintu dibuka terdengar disusul keluarnya seorang dokter berjas putih.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" Tanya Orlando cemas.

"Gadis itu kehilangan banyak darah. Kami sudah mengangkat peluru yang bersarang di perut bagian bawah kanannya. Namun, peluru itu sempat mengenal ginjalnya. Ditambah lagi pisau yang menancap di luka bekas peluru itu. Kemungkinan ginjal kanannya tidak dapat berfungsi normal atau bahkan tidak dapat berfungsi sama sekali." Jelas dokter itu.

GIRL ACT (COMPLETED)Where stories live. Discover now