#13

8.3K 483 7
                                    

Enjoy

Hazel menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. Alam bawah sadarnya memperingatinya untuk meningkatkan kewaspadaan. Walaupun sekarang ia sedang berada di hotel dengan penjagaan ketat, namun Hazel merasa tidak tenang. Matanya menatap nyalang langit-langit kamar hotel. Hazel bangkit dari kasurnya dengan pelan agar tidak membangunkan Orlando tertidur pulas di sampingnya. Hazel menarik laci meja kayu dan mengambil pistol FN 57, pistol Glock 20, granat, serta beberapa paket peluru. Kemudian Hazel menggantungnya di sabuk senjatanya. Hazel juga mengambil senapan FN 2000 dan meletakkannya di dalam tas ranselnya. Hazel membawa tas ransel itu di punggungnya dan keluar dari kamar hotel itu dengan mengendap-endap.

Setelah keluar dari kamar hotelnya, Hazel melangkah cepat menuju lobby hotel. Pakaian Hazel sudah terganti menjadi sweater panjang yang dilapisi jaket kulit, dan celana legging, dan sepatu bot dengan gerigi di bawahnya. Selain itu, Hazel juga memakai jam tangan dengan sensor gerak dan obat bius. Hazel keluar dari hotel itu dan berlari menembus kegelapan malam.

"Sekali ini saja aku kembali menjadi Blank. Aku akan membereskan masalah ini dan kembali menjadi Hazel." gumam Hazel sambil mengisi peluru pistol FN 57.

Hazel mencari keberadaan musuhnya berdasarkan instingnya. Hazel membiarkan tubuhnya berlari ke arah dimana insting pemburunya berkata. Hazel berhenti berlari sekitar 300 meter dari hotel yang ia tempati. Tak jauh dari sana tampak sekelompok orang yang masing-masing mempunyai senjata di pinggangnya sedang berkumpul diantara pepohonan. Kelihatannya mereka sedang mengadakan briefing. Sesosok pria yang terlihat seperti pemimpin sedang menjelaskan sesuatu.
Hazel menajamkan pendengaran dan penglihatannya.

Sebuah suara terdengar samar diantara bunyi deru angin malam,"Besok kalian harus menangkap seorang pembunuh profesional yang sedang melarikan diri ke kota ini. Dia adalah pembunuh berbakat yang terlatih. Saat kalian menghadapinya, kalian harus ekstra hati-hati. Dia memiliki pergerakan secepat angin dan kekuatan setangguh besi. Jangan tertipu oleh penampilannya. Dia telah membunuh adikku, Charesa. Aku akan membalaskan perbuatannya kepadanya."

Hazel menyipitkan matanya berusaha mengenali orang yang terlihat seperti pemimpin itu. Warna rambutnya kecoklatan dan kulitnya berwarna putih. Hazel tersentak begitu melihat warna mata pria itu. Warna matanya hijau terang seperti batu zamrud. Hazel mengetahui siapa pria itu. Hanya satu orang yang memiliki warna mata seperti itu. Setidaknya orang yang menyimpan dendam padanya. Itu Frank. . .

Kalau itu Frank, sangat wajar jika ia ingin membunuh Hazel karena Hazel telah membunuh adik kesayangannya, Charesa. Dulu saat masih aktif dalam organisasi, Hazel mendengar kisah bahwa Charesa dan kakaknya sangat dekat.

Berdasarkan kisah yang Hazel dengar, orangtua Frank dan Charesa dibunuh sehingga mereka tumbuh dengan hubungan yang sangat dekat. Frank selalu melindungi Charesa. Frank baru berhenti mengikuti Charesa kemana-mana saat Charesa sudah mempunyai skill tembakan yang luar biasa dan akhirnya menjadikannya Rose Gunner.

Hazel mengeluarkan granat dari tasnya dan meletakkannya di dekat sekumpulan orang-orang itu. Granat itu sengaja meletakkan granat di balik semak-semak agar tidak ketahuan.

Hazel menghitung waktu ledakannya.

"Satu. .Dua. . TIGA!"

DUARR. Suara ledakan keras disertai api yang berkobar.

Hazel keluar dari tempat persembunyiannya dan menembaki sisa-sisa orang yang masih hidup.

DOR DOR DOR

Hazel masih belum puas atas hasil karyanya. Ia mengeluarkan senapan FN 2000 dan memberondong sekelilingnya dengan tembakan beruntun. Hazel memandang pemandangan di sekelilingnya yang sangat kacau. Api, darah, dan mayat dimana-mana. Setelah melihat Frank yang terbaring di tanah bersimbah darah, Hazel bernapas lega. Musuhnya sudah tak perlu dikhawatirkan lagi. Hazel membalikkan badannya hendak pergi kembali ke hotel, tiba-tiba bahunya terasa hangat disertai rasa nyeri yang menjalar.

GIRL ACT (COMPLETED)Where stories live. Discover now