#27

5.9K 385 8
                                    


Tiba-tiba Hazel bersuara,"Kalian masih ada disini?"

"Gue sama yang lain hmm udah mau pergi kok." Cicit Bella.

"Aku tidak akan mengizinkan kalian pergi sebelum. . ."

Enjoy

"Aku tidak akan mengizinkan kalian pergi sebelum kalian janji gak bakal nge-bully lagi!" Kata Hazel.

"Gue janji, gue janji gak bakal nge-bully lagi." Janji Bella dengan sungguh-sungguh.

Bella dkk pun meninggalkan Hazel dengan langkah tergesa-gesa.

Hazel menyusuri semak-semak tadi dengan teliti berharap mendapatkan petunjuk tentang orang yang mencoba menembaknya. Ingatannya masih belum kembali. Oleh karena itu, Hazel tidak dapat mengingat siapa saja yang menyimpan dendam padanya.

Hazel menyimpan butir peluru tadi dalam kantong celananya. Peluru itu berkaliber 12,7mm. Ukuran pelurunya sama Persis seperti peluru sniper. Maka kemungkinan besar, yang menemaninya adalah seorang penembak jitu.

Hazel sibuk memikirkan siapa pelaku penembakan tadi siang hingga lupa akan aktivitasnya di asrama. Dia malah mengurung diri di kamar asrama dan berkutat pada komputer yang tersedia. Hazel mengotak-atik komputer itu dan meretas beberapa sistem dan mengaburkan jejaknya. Hazel mencoba mencari informasi tentang dirinya sendiri dari beberapa sistem organisasi Intel. Tetapi hasilnya tidak memuaskan. Organisasi-organisasi itu tidak mempunyai informasi yang cukup tentang dirinya. Tampaknya, dulu Hazel berhasil mengelabui Organisasi-organisasi itu dengan baik.

Di tengah kekecewaan karena gagal mengumpulkan informasi, Hazel mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Tok tok tok.

Semakin lama ketukan itu semakin keras.

Tok tok tok tok.

Hazel membuka pintu kamarnya dan melihat pengurus asrama menatap Hazel dengan kesal.

"Hei, apa yang kau lakukan? Sudah waktunya makan malam. Kenapa kau masih di kamar?!!" Omel pengurus asrama itu setengah membentak.

Hazel tidak ambil pusing, dia berjalan cepat menuju ruang makan meninggalkan sang pengurus asrama.

******

Keesokan harinya. . .

Hazel mendengar penjelasan gurunya dengan bosan di kelas. Gurunya mengulang materi pelajaran itu untuk ketiga kalinya karena masih ada murid yang tidak mengerti. Hazel yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata itu hanya berpangku tangan dengan bosan.

Di saat setiap murid di dalam kelas memandang ke papan tulis, Hazel malah memandang ke arah jendela.

Dor

Sebuah suara tembakan membuat kelas itu hening seketika. Kaca kelas Hazel pecah dan murid-murid reflek menyingkir dan menjerit.

Hazel memandang ke arah rok nya. Dia akan sulit jika berlari menggunakan rok. Untung saja di balik rok seragamnya, Hazel selalu memakai celana pendek.

Hazel membuka roknya dan membuat beberapa murid di kelasnya menahan napas saat melihatnya. Lalu, Hazel meloncat keluar dari kelas melalui jendela yang pecah.

Sang guru memanggil-manggil Hazel untuk kembali. Kelas Hazel berada di lantai dua. Jadi ada jarak sekitar 2,5 meter antara kelasnya dengan tanah. Gurunya menatap was was ke bawah. Tetapi yang dilihat gurunya adalah Hazel yang dengan gesit melompat turun sambil berpegangan dengan tiang bendera.

Guru dan murid-murid kelasnya bergerombol di dekat jendela untuk melihat Hazel. Hazel berlari ke arah beberapa orang yang memegang pistol di tangannya. Teman-teman di kelas Hazel membekap mulut mereka sendiri. Mereka menutup mata menunggu suara tembakan. Mereka mengira Hazel akan tertembak dan mati.

Setelah beberapa detik tidak mendengar suara tembakan, mereka membuka mata. Pemandangan yang mereka liat sangat jauh dari apa yang mereka perkirakan. Di bawah sana, Hazel melawan orang-orang bersenjata itu dengan cukup mudah.

Hazel menyikut ulu hati orang-orang itu dan memukul kepala bagian belakang mereka. Beberapa dari mereka pingsan sudah jatuh pingsan karena pukulan Hazel yang telak dan bertenaga itu.

Salah satu seorang dari orang yang bersenjata itu mengeluarkan pisau dan melemparnya ke arah Hazel yang hanya berjarak kurang dari 3 meter darinya. Hazel menghindari, namun lengannya tergores oleh mata pisau itu dan mengeluarkan darah. Luka itu tidak berarti apa-apa bagi Hazel, tetapi Hazel benci jika dia terkena serangan lawannya. Itu menandakan bahwa dia lengah.

Hazel mengambil pisau yang menggores lengannya dan tersenyum miring pada lawannya. Dia melompat menerjang lawannya. Lawannya terjatuh tak berdaya. Hazel menatap satu lawannya yang tersisa. Dengan dua langkah cepat, Hazel mendekati lawannya dan mendekatkan pisau di tangannya di leher lawannya.

Lawannya menatap Hazel ketakutan. Hazel dapat merasakan ketakutan lawannya sangat jelas melalui suhu tubuh lawannya yang begitu dingin karena takut. Hazel memasang ekspresi seperti saat dia akan menghabisi targetnya dulu. Senyum lebar yang dihiasi ekspresi wajah yang membuat siapa saja yang melihatnya bergidik.

Pisau itu sudah menggores kulit luar sang lawan. Hazel menyeringai melihat darah yang mengalir tanpa ada rasa kasihan sedikit pun. Hanya tinggal beberapa cm lagi sampai pisau itu memotong urat nadi di leher dan membuat lawannya itu kehabisan darah.

Beberapa teman Hazel yang menyaksikan itu menjerit karena takut. Suara jeritan itu membuat Hazel tersadar dan menjauhkan pisau itu dari leher lawannya. Sebagai gantinya, Hazel memukul keras lawannya hingga pingsan. Hazel hanya tidak ingin teman-temannya melihat cara pembunuhan yang sadis.

"Aku melupakan penonton yang sedang menontonku saat ini."

Hazel mengambil pistol yang tergeletak dan menghampiri lawannya yang sedang bersembunyi. Hazel menodongkan pistol itu dan menembak lawannya.

 Hazel menodongkan pistol itu dan menembak lawannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Teman-teman Hazel memandang takut ke arah Hazel. Hazel menanggapi pandangan mereka dengan tatapan datar dan tanpa ekspresi. Bella dkk yang diam-diam menyaksikan kejadian tadi tambah ketakutan terhadap Hazel.

Hazel meninggalkan sekolahnya dan menuju kamar asrama. Hazel perlu membersihkan diri dari darah lawannya yang terciprat ke bajunya.

Hazel teringat tatapan teman-temannya tadi setelah melihatnya mengalahkan orang-orang bersenjata itu.

"Apa aku seorang psikopat?" Tanya Hazel pada dirinya sendiri

TBC

Update soon

Blank

GIRL ACT (COMPLETED)Where stories live. Discover now