#12

9.2K 523 3
                                    

Enjoy

Hazel bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Hazel membuka matanya yang masih mengantuk dan bertanya pada Orlando, "Jam berapa sekarang?"

"Jam 11 malam."

Hazel menatap ke arah jendela pesawat yang memperlihatkan langit malam.

"Berapa jam lagi kita sampai?" tanya Hazel sambil menyandarkan kepalanya di bahu Orlando. Orlando merangkul Hazel dan membiarkan lengannya menjadi bantal Hazel.

"Masih sekitar 9 jam lagi. Tidurlah dulu!"

Hazel mengangguk dan memejamkan matanya rapat-rapat. Sementara Orlando yang berada di samping Hazel sibuk menatap Hazel yang tertidur.

Dalam tidurnya, kadang Hazel mengigau tidak jelas dan keringat dingin membasahi dahinya seperti sedang bermimpi buruk. Orlando menyeka keringat dingin pada dahi Hazel dan mengusap pipinya pelan.

"Tenang saja, sebentar lagi kita akan terbebas dari masa lalu itu." gumam Orlando dalam hati.

Perlahan matahari mulai menampakkan diri dari balik awan dan memancarkan sinarnya dengan malu-malu. Sinar yang menyilaukan membuat kedua manusia yang masih terlelap itu terpaksa untuk bangun.

Orlando dan Hazel sibuk menutupi mata mereka dari sinar matahari yang menyilaukan itu. Hazel melirik jam tangan Guess-nya yang terlingkar manis. Ternyata sudah pukul 07.35 pagi.

"Sebentar lagi kita mendarat." ujar Hazel.

Tak lama terdengar suara dari pilot yang menyampaikan informasi bahwa pesawat akan segera mendarat. Pendaratan itu berjalan dengan sempurna. Begitu pintu pesawat terbuka, Hazel segera memakai kacamata hitamnya dan tersenyum lebar. Lalu, mereka menaiki taksi dan meninggalkan Bandara Heathrow.

"Aku lapar." ucap Hazel di sela-sela perjalanan mereka menuju hotel.

"Setelah kita check-in dan meletakkan barang-barang di hotel, kita makan."

Mereka check-in di sebuah hotel berbintang 4 di London selama 3 hari karena setelah itu mereka berencana tinggal di apartemen.

"Aku mau makan makanan yang enak. Kau tau restoran yang bagus?" tanya Hazel.

Orlando mengangguk," Ya, aku lumayan sering kesini beberapa waktu lalu saat aku bosan di Jakarta."

Hazel mengerucutkan bibirnya sebal, "Enaknya jadi kau bisa bepergian sesukamu, kau tau ini pertama kalinya aku pergi ke London."

"Kau tidak pernah bepergian ke London?" tanya Orlando terkejut.

"Belum, saat aku bekerja di organisasi aku jarang pergi ke negara lain karena tidak diizinkan oleh Jose. Aku hanya pernah beberapa kali pergi karena misi ke Brazil, Portugal, Hong Kong, Singapura, Thailand, Jerman, Prancis, dan Jepang. Tapi sayang sekali aku tidak sempat ke Paris saat mengunjungi Prancis waktu itu."

"Kapan-kapan kau harus pergi ke Paris. Aku yakin kai menyukai tempat-tempat disana." ujar Orlando menganjurkan. Mata Hazel berbinar-binar membayangkan kota impiannya itu.

"Kau akan menemaniku kesana? Bahasa Prancisku tidak terlalu bagus."

"Berapa kali kau mengunjungi Perancis?" tanya Orlando.

"Hanya sekali, karena itulah bahasa Prancisku jadi tidak terlatih." sungut Hazel.

Tiba-tiba Orlando tampak memikirkan sesuatu dan bertanya pada Hazel," Kau bawa uang cash, Hazel?"

"Sedikit, memangnya kau tidak bawa uang?" Hazel bertanya balik.

"Tidak, semua uangku ada di rekeningku yang ber-atas nama Danny McCan."

GIRL ACT (COMPLETED)Where stories live. Discover now