#24

5.6K 403 4
                                    

Enjoy

"Dok, saya ingin melepas alat yang menunjang kehidupan Hazel." Kata Orlando tanpa semangat.

"Baiklah, tapi itu sama saja anda melepas Hazel karena tanpa alat itu detak jantungnya akan berhenti." Kata dokter itu prihatin.

"Tidak apa, Dok. Saya mengiklaskan dia."

"Baiklah." Jawab dokter itu.

Dokter itu masuk ke ruang perawatan Hazel untuk mengabulkan permintaan Orlando, tetapi Hazel tidak ada di sana.

Hazel menghilang. . . . . .

*****

Orlando terlihat begitu shock saat melihat Hazel yang menghilang.
Orlando mencari Hazel ke seluruh penjuru rumah sakit namun keberadaan Hazel nihil. Dia tidak ada dimanapun di semua sudut rumah sakit. Dalam keadaan sakit seperti itu, kemana perginya Hazel?

Di tengah kekalutan yang dirasakan Orlando, ia memutuskan untuk menenangkan diri di taman. Di ujung taman ada bayangan siluet seseorang di balik pepohonan yang menarik perhatian Orlando. Saat Orlando mendekati siluet itu, ternyata di balik pepohonan itu adalah Hazel. Disana Hazel sedang berdiri dengan tatapan mata kosong.

Orlando menepuk bahu Hazel dan mengajaknya pulang,"Hazel, ayo kita pulang!"

Hazel menatap tajam Orlando,"Siapa kau? Apa kau mengenalku?"

"Berhenti bercanda, Hazel. Kau harus kembali ke rumah sakit. Kondisimu belum pulih benar." Kata Orlando.

"Rumah sakit? Aku tidak sakit? Kau ingin membawaku ke rumah sakit untuk menangkapku dan menyerahkanku kepada FBI atau CIA?"

Orlando menatap Hazel,"Kubilang hentikan candaanmu itu, Hazel!"

"Siapa yang bercanda?" Hazel menatap Orlando sengit.

"Hazel, ayo kita kembali ke rumah sakit." Orlando menarik tangan Hazel.

Hazel spontan menggigit tangan Orlando hingga ia memekik kesakitan,"Arrghh, apa maksudmu melakukan ini? Aku hanya ingin kau sembuh, Hazel."

"Aku tidak percaya padamu karena aku tidak mengenalmu." Ujar Hazel dengan dingin.

Orlando menyadari ada keanehan dalam diri Hazel. Hazel yang sekarang berdiri di depannya hanya memiliki dua emosi yaitu datar dan dingin, tidak seperti biasanya.

Orlando menangkup wajah Hazel dengan kedua tangannya dan membuat Hazel melotot garang,"Apa yang kau lakukan?"

Orlando menatap Hazel dengan sedih,"Kau benar-benar tidak mengingatku? Orlando kecil yang selalu bersamamu saat masa kecilmu?"

Hazel menggelengkan kepalanya.

Saat itu juga Orlando merasa dunianya runtuh. Kini, hanya Hazel yang dimilikinya dan sekarang Hazel melupakannya. Orlando berharap beberapa detik lagi Hazel akan tertawa terbahak-bahak dan mengatakan ini semua hanya lelucon. Tetapi itu semua tidak terjadi.

Hazel tetap memandang Orlando dengan tatapan datarnya. Saat Orlando mencoba untuk menggendong Hazel secara paksa, Hazel malah memiting kedua tangan Orlando ke belakang punggungnya.

"Ok, ok. Aku mengerti. Kau tidak ingin dibawa kan? Jadi lepaskan aku sekarang!"

Hazel melepaskan pitingannya, namun Hazel masih was-was dengan setiap pergerakan langkah Orlando.

"Darimana kau tau namaku Hazel?" Tanya Hazel.

"Karena aku teman kecilmu. Aku tau segala sesuatu tentangmu." Jawab Orlando santai.

"Dan aku akan melakukan ini Demi kebaikanmu, Hazel." Lanjut Orlando dalam hati sambil mengeluarkan suntikan yang berisi obat bius dosis tinggi.

Orlando menyuntikkan obat itu pada lengan Hazel dengan langkah sepersekian detik. Kemudian Orlando menopang tubuh Hazel yang hendak ambruk ke tanah.

"Maafkan aku, Hazel. Aku terpaksa melakukannya."

Orlando menyerahkanku Hazel kepada pihak Mossad untuk dimasukkan ke dalam sel berpengawasan ketat. Orlando tahu Hazel yang telah kehilangan ingatannya sangatlah berbahaya karena hasrat membunuh yang begitu kuat kembali bangkit dalam dirinya. Oleh karena itu, terpaksa Orlando meminta tolong pihak Mossad.

Setelah Orlando menjelaskan kepada pihak Mossad, akhirnya pihak Mossad menyetujui untuk membantu Orlando demi menyelamatkan orang-orang di luar sana.

Ketika Hazel bangun dan mendapati dia berada di dalam sel, Hazel meneriakkan nama Orlando dengan histeris. Mata Hazel memancarkan kemarahan yang sangat menyeramkan.

Orlando memutuskan untuk menjenguk Hazel di sel setelah selesai menyelesaikan misi pertamanya sesudah cuti.

Orlando memanggil Hazel,"Hazel."

Hazel menatap Orlando dengan tatapan membunuh. Hal itu membuat Orlando menjadi sedih. Orlando membuka sel Hazel dan masuk ke dalamnya dan menguncinya. Orlando membiarkan dirinya terkunci di dalam sel bersama Hazel.

Hazel meloncat ke arah Orlando sambil menampilkan seringai buasnya. Orlando melepaskan ototnya dan membiarkan Hazel memukul, mencakarnya sesuka hati Hazel.

Uhuk uhuk

Setelah terkena pukulan yang entah beberapa kalinya, Orlando terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Tidak sampai disitu saja, Hazel mencekik leher Orlando dengan kedua tangannya.

Hah hah hah

Napas Orlando mulai tersengal-sengal
Asupan oksigennya mulai terlambat karena cekikan Hazel. Orlando memejamkan mata menunggu ajal menjemputnya.

Dua detik kemudian. .

Orlando merasa oksigen kembali tersalur dengan lancar ke tubuhnya. Saat ia membuka mata, ia tersenyum. Ternyata Hazel melepaskan cekikan di lehernya.

"Mungkin jauh di dalam ingatan Hazel yang terdalam, ia masih mengingatku samar-samar." Pikir Orlando.

Orlando berusaha berdiri walaupun tulangnya terasa remuk karena pukulan bertubi-tubi dari Hazel. Namun, tekadnya jauh lebih kuat dibanding rasa sakit yang dideranya. Oleh karena itu, Orlando berhasil bangkit berdiri walaupun tertatih-tatih.

Orlando berjalan dengan sempoyongan ke arah Hazel yang sedang duduk di pojokan sel itu. Orlando memeluk Hazel dengan segenap hatinya, walaupun Hazel meronta-ronta. Sampai akhirnya Hazel menyerah untuk meronta dan terpaksa menerima pelukan dari Orlando.

Orlando menyandarkan dagunya di atas kepala Hazel dan mencium puncak kepala Hazel dengan sayang.

"Even if you forget me, I will love you. No matter how bad i'm feeling because of you, i will always love you, Hazel." Kata Orlando.

Hazel masih menatap Orlando dengan datar, tetapi air mata mengalir membentuk sungai di kedua pipi Hazel. Orlando menghapus air mata Hazel dengan jemarinya.

"Don't cry! I'm here."

TBC

Maaf ya guys part ini pendek.

Thx for reading

Vote and comment

-Blank

GIRL ACT (COMPLETED)Where stories live. Discover now