3. Admiring

19.3K 971 7
                                    

Keren pake begete ! Selama dua bulan kedepan ia bakalan mendapat posisi magang menjadi asisten sekretaris direktur yang nggak tanggung-tanggung pangkatnya. Asisten Sekretaris Direktur Produksi. Dan kalo kerjanya bagus, ia akan langsung diangkat menjadi sekretaris direktur produksi asli karena posisi itu tengah kosong. Keren kan?

Hotel tempatnya magang adalah milik Lotus Corporation yang sebenarnya memiliki beberapa fasilitas mewah yang ditawarkan untuk para wisatawan. Baik local maupun mancanegara. Seperti Hotel dengan seluruh fasilitasnya, Resto, Karaoke and Club, Sport centre, ataupun Plaza yang menyediakan oleh-oleh khas Semarang dan handicraft warga setempat.

Sayang, ia tak selokasi dengan Alvan yang berada di Resto Lotus. Pasti ia sedang senang dan memikirkan kata-kata yang pas untuk mengejeknya karena mendapat pengalaman yang benar-benar ia inginkan.

Sedari SMA, dirinya, Tania, serta Risca sudah memiliki cita-cita menjadi mitra di bidang kuliner. Ia menjadi manager, Tania menjadi ahli gizinya, dan Risca bagian keuangan. Hmmm… Membayangkannya saja membuatnya ngiler.

Namun, ia juga mensyukuri karena mendapatkan pengalaman magang di kantoran yang juga membantunya untuk mengurusi manajemen di restorannya kelak… Amen.

Getaran ponsel di saku blazer membuyarkan lamunan masa depannya. Dengan gerakan cepat, ia mengambil ponsel itu dan melihat deret nama yang sudah tak asing baginya. Mbak Andin. Sepupunya yang tinggal di Jogjakarta.

Halo, Assalamualaikum.” Suara lembut kakak sepupunya ini mengalun lembut di ponselnya.

“Halo, Waalaikumsalam, Mbak Andin. Kenapa nih ?”

“Kata mamamu kamu magangnya di Semarang ya ?”

“Iya, Mbak. Di manajemennya Lotus Hotel. Kenapa, Mbak ?”

Lagi sibuk-sibuknya nggak, Dek ?”

“Sibuk apanya ? Lagi cengoh-cengohnya malahan. Kenapa seh ?”

Nah bagus, kebetulan bangetdek Riss. Seleramu tentang bunga kan bangus tuh. Nanti mau ya ikut aku milihin bunga buat weddingku di pusat perkembangbiakan bunga.”

Mendengar kata bunga membuatnya benar-benar tak sabar untukmengikuti ajakan kakak sepupunya ini. “Mau-mau mbak. Kapan ?”

“Ya waktu libur dong. Di sembur bosmu nanti kalo mbak ngajak jam segini. Lagipula kan enak kalo hari libur, milihnya bisa leluasa.

Rissa terkekeh geli mendengar nada bicara Kakak sepupunya yang kalem ini. Beda dengan dirinya yang cenderung ceplas-ceplos asal ngomong dengan logat jawa timuran. “Oke mbak. Ketemuan dimana ?”

Biar aku sama Mas Radit yang jemput kamu di kos-kosan mu.” Ia tersenyum simpul mendengar Mbak Andin memanggil tunangannya dengan sebutan Mas. Padahal dulu, saat mereka pacaran, meskipun mereka terpaut dua tahun, tapi Mbak Andin benar-benar ogah-ogahan menyebut tunangannya dengan sebutan Mas.

“Oke, Mbak. Mbak Andinmasih inget kan alamatnya ?”

Inget dong. Gini-gini memoriku masih lengkap tau.” Ujarnya sambil terkekeh geli. “Udahan dulu ya, Dek. Di marahin bosmu ntar kalo kelamaan telepon. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam, Mbak.”

Wuaaah ! Ingin rasanya ia langsung memutar waktu untuk segera pergi ke tempat perkembangbiakan bunga. Melihat berbagai jenis bunga yang ada. Apalagi anggrek dan lotus.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*

Carissa Latifia Erinne, senyumnya terkembang sempurnya saat mengetahui segala informasi tentang gadis ini. Begitu mudah bagi secret agens nya untuk mencari informasi tentang gadis yang membuatnya susah memejamkan mata.

Anak sulung dari tiga bersaudara. Memiliki satu adik perempuan dan satu adik laki-laki. Ayahnya adalah karyawan swasta dengan jabatan yang cukup tinggi di salah satu perusahaan berskala internasional dan memiliki usaha sampingan berupa advertising yang cukup tenar di kota tempat kedua orang tua Rissa tinggal. Sedangkan ibunya memiliki usaha berbau kuliner yang sudah benar-benar tenar di kalangan pelancong luar daerah.

Uniknya, meskipun di sekolah menengah atas hanya masuk dalam peringkat lima puluh besar, tapi gadis ini sudah mengenal semua langkah-langkah dalam mengatasi suatu usaha sejak menginjak sekolah menengah atas. Dan itu semua berkat darah pengusaha yang mengalir di darahnya.

Yang membuat senyumannya melebar,  gadis itu sekarang berada di cengkraman perusahaannya. Walaupun hanya menunaikan tugas sebagai mahasiswi magang.

Namun, ada hal lain yang membuatnya bertanya-tanya…

Gadis itu berlimpah dengan harta. Namun, gadis itu selalu berpenampilan sederhana dan kasual.  Tak sebanding dengan penghasilan ayahnya perbulan yang mampu membuatnya bermanja-manja di salon dan glamoritas butik ternama seperti mantan-mantannya yang hobi menghabiskan uang. Termasuk uangnya.

Carissa… Ia melirik foto gadis itu dari masa sekolah dasar sampai sekarang. Semakin hari semakin cantik dan aura yang ia pancarkan semakin hari semakin kuat.

Dari berpuluh-puluh foto yang ia punya, gadis itu mencoba terlihat menyeimbangi teman-temannya dengan gaya kasualnya dan menjadi dirinya yang seharusnya ketika bersama keluarganya.  Bibirnya masih menyunggingkan senyumannya, gadis ini benar-benar istimewa.

Ia memejamkan matanya erat-erat mencoba merasakan aura Rissa yang sangat mencekam walaupun dari sorot matanya ia terlihat ketakutan. Kebahagiaan yang ia tularkan saat gadis itu tersenyum maupun tertawa. Dan parahnya, senyuman gadis itu mampu membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Takut-takut semuanya adalah mimpi belaka. 

“Carissa Latifia Erinne… Carissa… Rissa…” Subhanallah, kenapa ia tak punya rasa bosan untuk menyebut nama gadis ini ! “Ya Allah, jika dia jodohku, maka satukanlah. Amin.”

Lovey DoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang