30. Flashback (First time)

23.1K 575 10
                                    

Haiii... Ini karena aku kekurangan inspirasi buat cerita baru, akhirnya ceritain aja deh flashbacknya Mario waktu ketemu Rissa...
Juga buat genepin chapternya deh :p Happy reading and thanks buat apresiasi kaliaaaan ^^

----------->

“Yon!” Teriaknya saat melihat Orion yang tumben-tumbennya berkeliaran di wilayah sosio humaniora. Mengingat karena teman baik Kevin itu adalah mahasiswa teknik. “Nyariin Kevin lo?”

Orion hanya menggeleng sambil tersenyum. “Aku lagi nemenin adek tingkatku yang lagi kunjungan ke kampusmu.”

Sontak ia hanya mengangguk paham. “Kalo gitu gue duluan ya.” Ucapnya sambil menepuk bahu Orion pelan. Kemudian ia melangkahkan kakinya keluar gedung yang menjadi ikon di fakultas tempat ia menempuh pendidikan ini.

Disana ia melihat banyak adik tingkat Orion yang berfoto di depan gedung fakultas ekonomi bisnis. Namun, dari sekian banyak cewek, matanya tertuju pada segerombolan gadis yang sedang berbincang dan tertawa dengan Orion dan entah siapa ia tak mengenal.

Dari empat cewek yang ada, matanya hanya terpaku pada sosok yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya dan sesekali memukul lengan Orion.

Jantungnya berdetak sangat kencang. Walaupun ia tak mengenal gadis itu, tapi entah mengapa ia merasa benar-benar dekat dengannya. Sungguh, ia berani bersumpah demi apapun.

Senyumannya, duh Gusti, menular kepadanya. Senyumannya benar-benar sampai ke mata bahkan sampai ke hatinya. Sampai-sampai jantungnya masih saja berdetak dengan kecepatan super.

Lagi, ia tertular senyuman gadis itu saat gadis itu tersenyum sopan kepada Orion. Ah! Andai saja ia jadi Orion yang memiliki adik tingkat yang memesona seperti gadis itu.

“Kak, permisi. Boleh foto bareng nggak?” Tanya seorang gadis oriental yang lumayan cantik dengan pembawaan lembutnya. Biasanya, jika bertemu dengan cewek seperti ini, ia akan bersemangat. Namun, kali ini tatapan matanya terus tertuju pada gadis berjilbab itu.

“Boleh.” Jawabnya tanpa repot-repot menatap lagi gadis cantik disebelahnya ini.

“Makasih, Kak.” Ia hanya mengangguk dan terus mencari-cari keberadaan gadis yang tiba-tiba hilang dari pandangannya.

Sedetik kemudian, hatinya terasa hangat saat mengetahui gadis itu sedang berfoto di tugu yang ada di hadapannya. Meskipun hanya difoto, senyuman gadis itu tetap sampai ke mata. Tanpa berpikir panjang lagi, ia mengeluarkan ponselnya untuk mengambil gambar gadis berjilbab itu.

Gadis itu memang tidak secantik gadis-gadis lain. Juga tidak semanis gula. Tapi gadis itu memiliki aura yang mampu membuat orang lain menatapnya. Gadis itu cantik dengan pesonanya, gadis itu manis dengan senyumannya yang menular, hanya saja mata oriental gadis itu menyiratkan kemisteriusan yang sangat-sangat tidak terbaca.

Sejak saat itu, sejak saat ia mampu merasakan senyuman yang ditularkan gadis itu, ia akan berjuang untuk gadis itu. Whatever it takes.

*=*=*=*=*=*=*=*=*****=*=*=*=*=*=*=*=*

Baca tulisanku yang lainnya yaaa ^^

*** My Love Story (Complete ) ***

*** MELODY (Complete) ***

*** JODOH (On Going) ***

Lovey DoveOnde histórias criam vida. Descubra agora