One

9.8K 324 1
                                    

Sherlyn menutup laptopnya sambil menembuskan napas berat. Entah sudah yang keberapa kalinya ia menonton video itu, video yang sengaja teman-temannya buat saat perayaan ulang tahun SMP-nya dulu. Semua pasangan yang sudah berpacaran diwawancarai seperti itu, entah apa motivasinya. Dan entah apa pula nyambungnya ulang tahun sekolah dengan wawancara pasangan yang sudah berpacaran. Hanya keisengan belaka murid-muridnya, sebenarnya.

'Kan kasihan yang jomblo.

Dan akhir-akhir ini, setiap selesai menonton video berdurasi pendek itu, Sherlyn selalu berakhir galau sendiri. Pikirannya kacau akhir-akhir ini. Hubungannya dengan Vigo, kekasihnya, sedang tidak berjalan dengan baik karena suatu hal.

Sherlyn menelungkupkan wajah di antara bantal-bantalnya di atas kasur. Lagi-lagi ia kepikiran Vigo. 'Kenapa gue bodoh banget? Kenapa gue waktu itu mau aja diajak pulang bareng Devon? Padahal Vigo nungguin gue di halte bus...' Sherlyn berkata dalam hati. Ia menyeka air mata yang tiba-tiba keluar dari kedua matanya yang indah. Pikirannya kembali terbang ke kejadian beberapa hari yang lalu, yang membuatnya menyesal sampai sekarang.

***

Hari ini adalah hari terakhir MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) di SMA Negeri Nusantara Raya alias Smanusra bagi anak baru kelas 10. Cukup melelahkan, tetapi tetap mengasyikkan.

Sherlyn berjalan di sepanjang koridor menuju pintu gerbang sembari memainkan ponselnya. Keningnya langsung mengernyit kala menyadari baterai ponselnya yang low. Tak perlu menunggu waktu lama, ponsel itu mati seketika—kehabisan daya. Gadis itu mendengkus, lantas memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia menghentikan langkahnya, menoleh ke sana-kemari, mencari-cari sosok seseorang. 'Vigo mana, ya? Jadi pulang bareng gak, sih, sebenernya hari ini? Ish,' gerutu Sherlyn dalam hati. 'Ah, mungkin di parkiran kali ya?' lanjutnya. Akhirnya, Sherlyn pun memutar tubuhnya, berjalan menuju tempat parkiran Smanusra.

Ketika tiba di sana ....

'Kok gak ada ... apa mungkin dia lupa? Dia udah pulang kali, ya? Terus gue ditinggalin, gitu?' Sherlyn cemberut klimaks menyadari di tempat parkiran benar-benar sudah sepi, hanya ada beberapa murid di sana yang juga hendak pulang ke rumah masing-masing. Sosok yang ia cari-cari tidak ada di sana.

"Sherlyn Athena ya?" Sherlyn langsung menoleh ketika seseorang memanggil nama lengkapnya. Ternyata Devon, kakak pembina di kelompoknya saat ia MOPDB yang juga merupakan anggota OSIS. "Kok belom pulang? Lagi nungguin siapa?" tanyanya.

Sherlyn tersenyum menatap Devon. "Iya, Kak, lagi nunggu orang tadinya, tapi dia gak ada, kayaknya udah pulang duluan deh, hahaha," jawab Sherlyn sembari tertawa dipaksakan. "By the way, panggil Sherlyn aja, Kak."

"Oh, gitu. Oke. Pacar, ya? Hehehe," goda Devon. Sherlyn hanya terkekeh, lalu mengangguk tipis. "Ya udah, kalo gitu pulang bareng saya aja, yuk. Rumah kamu di mana?"

Deg. Sherlyn langsung terdiam. Apa? Devon mengajaknya pulang bersama? Apa ia tidak salah dengar? 'Duh, lumayan sih, tapi ....' Pikiran Sherlyn langsung melayang ke Vigo. Bagaimana jika Vigo melihat mereka pulang berdua? Bagaimana jika nanti Vigo marah padanya? 'Ah, gak mungkin Vigo marah. Gue bercanda sambil kejar-kejaran dan guling-gulingan sama Aldo dulu pun dia biasa aja. Lagian dia sekarang pasti udah ngebo di rumahnya, gak bakal ngeliat gue boncengan berdua sama Kak Devon,' batin Sherlyn.

"Jadi gimana? Mau gak? Ini udah sore, lho, kalo naik angkutan umum juga udah jarang. Bahaya lagian cewek naik angkutan umum sendirian," Devon kembai bertanya ke pertanyaan semula sembari mengenakan jaketnya, menatap Sherlyn serius.

"Serius nih, Kak, gapapa?" tanya Sherlyn ragu.

"Iya, serius. Ayo, naik," jawab Devon sembari menaiki motornya dan menstarternya. Sherlyn terdiam sejenak. Ia menghela napas sekali, lalu segera naik dan duduk di jok motor di belakang Devon. "Udah?" tanyanya. Sherlyn hanya mengangguk mengiyakan, dan Devon segera melajukan motornya keluar dari area Smanusra.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang