Twenty Eight

2.3K 122 0
                                    

Setelah makan malam, sejak pukul 19.30, murid-murid mempunyai waktu bebas untuk melakukan aktivitas apa saja, termasuk tidur. Beberapa murid memutuskan untuk langsung tidur di tenda mereka, dan beberapa lagi memutuskan untuk bermalam di luar, bernyanyi-nyanyi di depan hangatnya api unggun yang masih menyala sekaligus menatap pemandangan malam yang luar biasa. Di antara mereka juga ada yang hanya berdiam diri di depan tenda, sesekali bercakap ringan dengan temannya. Guru-guru dan para agen wisata pun melakukan hal yang sama, saling bercakap-cakap dan sesekali tertawa.

Ya, kejadian ToD tadi memang sudah hampir dilupakan oleh murid-murid itu, kecuali beberapa murid yang terlibat langsung di dalamnya. Sherlyn dengan wajah sendunya hanya terdiam, duduk di depan tenda beralaskan tikar tipis menatap langit yang cerah. Kinta pun ada di sebelahnya, ikut diam. Ia tahu kondisi hati Sherlyn sedang tidak menentu, oleh karena itu ia tidak ingin mengusik gadis itu dengan mengajaknya berbicara. Windy sudah jatuh terlelap dalam tenda, sementara Kanaya dan Fellisa sedang mampir ke tenda teman mereka yang lain.

Vigo sendiri hanya berebehan di dalam tendanya, tidak berminat sama sekali untuk pergi keluar bersama keempat sahabatnya. Ia masih kesal setengah mati dengan Alvin. Ia tidak ingin emosinya meledak dan berakhir menghabisi lelaki itu. Oleh karena itu, saat Raka mengajaknya untuk pergi keluar menikmati malam, Vigo tidak meresponnya, malah berpura-pura tidur dengan memunggungi Raka dan Raka percaya bahwa Vigo benar-benar sudah terlelap. Selain Vigo, Brian juga sudah terlelap di dalam tenda. Anak itu gampang sekali pulasnya. Dari dalam tenda, bisa Vigo dengar suara teman-temannya yang bernyanyi diiringi oleh petikan gitar.

Kelelahan larut akan pikirannya sendiri, akhirnya Vigo pun jatuh tertidur dengan pikiran dan perasaan yang berkecamuk.

********************

Hari Jumat.

"Semangat, Anak-anak! Kalian tidak akan menyesal dengan sesuatu yang spesial di pagi hari yang dingin ini," Doni berseru dengan penuh semangat kepada murid-murid OHS yang satu-persatu mulai keluar dari tenda mereka dengan wajah mengantuk. Mereka merapatkan mantel dan penutup kepala masing-masing. Pemandu wisata khusus JNHS pun melakukan hal yang sama; membangunkan murid-murid di pagi buta dan berseru menyemangati kepada mereka.

"Duduk membentuk barisan memanjang yang rapi menghadap ke dua bukit itu!" perintah Pak Syaiful. Beberapa murid mengeluh tertahan karena masih mengantuk dan dinginnya suhu di sekitar mereka. Suasana masih gelap gulita, namun mereka sudah dipaksa untuk bangun dari mimpi indah mereka. Mau tak mau, mereka pun menuruti perintah Pak Syaiful.

"Ck, ada apaan sih nih? Gue lagi asik kencan sama Barbara Palvin juga," rutuk Raka sembari menyenderkan kepalanya di bahu Vigo yang kebetulan duduk di sebelahnya.

Vigo melirik Raka, kemudian mendorong kepala anak itu dengan jari telunjuknya sehingga tidak lagi bertengger di bahunya. "Lo mimpi, Bego," balas Vigo dengan datar. Raka tak merespon. Kini ia tengah menyenderkan kepalanya ke manusia di sebelahnya, Rome. Rome yang masih sangat mengantuk hanya diam, tidak memberikan perlawanan seperti biasa.

Tiba-tiba, seorang siswa mengangkat tangan kanannya sembari berseru kepada Doni, "Kak Doni! Ini kita mau ngapain ya sebenernya?"

Doni menoleh, kemudian tersenyum penuh misteri. "Kalian akan tahu dalam beberapa menit ke depan. Jaga penglihatan kalian, jangan sampai kalian melewati hal yang akan terjadi nanti." Terdengar keluhan murid-murid yang tak puas dengan jawaban teka-teki Doni. Doni lagi-lagi hanya tertawa maklum menghadapi murid-murid SMA itu. Mereka akan sangat kagum dan tidak merasa rugi harus bangun sepagi ini, Doni dapat menjamin hal itu.

********************

Beberapa menit kemudian, sesuatu spesial yang dimaksud Doni dan rekan-rekannya juga para guru pun muncul di antara dua bukit di hadapan mereka. Suatu benda raksasa bulat dan bercahaya. Perlahan namun pasti, benda bulat itu pun semakin percaya diri menyirami alam semesta dengan garis-garis cahayanya yang kemilau menakjubkan. Seluruh murid takjub memandang apa yang kini ada di hadapan mereka. Rasa mengantuk mereka hilang seketika. Bahkan beberapa ada yang langsung mengeluarkan kamera maupun ponsel mereka, mengabadikan momen indah ini. Sunrise!

EXWhere stories live. Discover now