BAB V: Fera & Contact LINE

7.8K 580 35
                                    

I'm falling for your eyes, but they don't know me yet.

**

SETIBANYA Alisha di rumah, ia benar-benar harus bisa menutupi kegugupannya di depan sang mama dan tentunya ia juga harus siap dengan segala pertanyaan interogasi yang tentu saja akan diberikan kepada Alisha.

Alisha masuk ke dalam rumah menggunakan kunci cadangan yang selalu ia bawa setiap harinya secara perlahan, namun sepertinya keberuntungan sedang tidak memihak kepadanya.

"Kok pulang jam segini, Al?" tanya Dian -mama Alisha- yang muncul secara tiba-tiba dan sudah berdiri di belakang tubuh Alisha.

Alisha melotot kaget mendengar suara mamanya yang muncul dari belakang tubuhnya. "I-itu, Ma. Alisha tadi telat." jawab Alisha jujur.

"Terus, kamu dipulangin?" tanya Dian kembali yang persis seperti dugaan Alisha bahwa ini akan terlihat seperti proses persidangan.

Alisha tidak berani menatap mata mamanya yang terlihat begitu menakutkan jika ia sedang dieksekusi seperti ini. "Enggak dipulangin, Ma."

"Terus?"

Alisha menarik nafas panjang sebelum akhirnya menjelaskan secara detail kepada sang mama. "Alisha sendiri yang pulang, Ma. Biar Alisha gak dapet SP."

"Astagfirullahaladzim." ucap Dian yang refleks langsung ber-istighfar mendengar penuturan dari anak bungsunya itu.

"Alisha minta maaf, Ma. Gak akan diulangin lagi, kok!" ujar Alisha langsung menatap ke arah mamanya sambil mengangkat tangan kanannya yang sudah berbentuk 'peace' tersebut.

"Kali ini mama maafin, tapi besok-besok uang jajan kamu mama potong kalau masih kayak gini." jelas Dian. "Terus, yang tadi nganterin kamu itu siapa?" lanjut mamanya yang mana membuat Alisha diam seribu bahasa -terlalu bingung harus menjawab apa.

Keduanya diselimuti keheningan untuk beberapa saat karena Alisha yang masih begitu takut untuk sekedar menjawab pertanyaan yang dilontarkan mamanya.

"Temen Alisha, Ma." balas Alisha ragu-ragu sambil memainkan jari-jarinya di atas paha karena begitu gugup. Bahkan, Alisha tidak berani lagi menatap lurus ke arah mamanya.

Setelah mendengar penuturan jawaban dari sang anak, Dian hanya mengangguk mengerti.

"Tolong sampein ke dia, mama cuman mau bilang makasih banyak ke dia karena udah bersedia nganterin anak bungsu mama yang satu ini pulang ke rumah dengan selamat." ujar Dian sebelum akhirnya, ia mengelus puncak kepala Alisha dan kemudian memutuskan untuk kembali beraktifitas di dapur.

Astaga! Bikin mau pingsan aja rasanya! Batin Alisha merutuk sendiri.

**

Alisha terbangun pukul 13.00 setelah hampir tiga jam ia tertidur begitu pulas di kamarnya. Setelah merasa nyawanya sudah mulai terkumpul, ia memutuskan untuk beranjak dari kasurnya lalu menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat Dzuhur.

Sesudah melaksanakan sholat Dzuhur di kamarnya, Alisha mengambil handphone di atas meja belajarnya untuk sekedar mengecek pesan-pesan yang baru masuk dan tentu saja, semua itu berasal dari satu aplikasi bernama LINE.

Alisha mendapatkan nama Fera paling atas dengan tiga-belas pesan yang belum ia baca sejak tadi pagi sehingga karena penasaran, Alisha buru-buru membuka pesan dari Fera terlebih dahulu.

Clandestine✔️Where stories live. Discover now