BAB IX: Tutor yang Gagal

6.3K 469 22
                                    




Cinta itu tidak pernah memandang apapun, cinta bisa datang kepada siapapun dan disituasi apapun.

**

"FER, maaf ya, gue gak bisa pulang bareng lo hari ini." ucap Alisha ketika bel pulang baru saja dibunyikan dan banyak murid yang dengan cepat langsung beranjak dari kursinya menuju pintu kelas untuk keluar.

Fera mengernyit bingung. "Kenapa, Al?"

            Boong apa jujur ya? batin Alisha. Ah, jujur aja deh.

"Gue tadi di-request Bu Endang sama Bu Erna buat ngasih tutor, gitu. Habis itu, mereka ngomonginnya sampe ngajak gue ke ruang kepsek dan disana ada Pak Robi pula!" balas Alisha tidak berniat menyebutkan nama orang yang akan diberikan tutor nantinya.

"Aduh, susah deh ya temenan sama orang sibuk sekarang." sindir Fera sambil tersenyum meledek.

Alisha memutar kedua bola matanya sebelum membalas, "Sibuk dari Hongkong! Lebay, ah."

Fera terkekeh pelan. "Ngomong-ngomong, emangnya siapa sih yang bakalan lo ajarin itu?"

Alisha terdiam sejenak sebelum memutuskan menjawab pelan, "Rafa."

Sahabatnya itu langsung membulatkan matanya dengan sepenuh tenaga sampai-sampai kelihatannya –mata Fera sudah seperti ingin keluar dari tempatnya.

"AL? LO GAK BOHONG KAN?!" tanya Fera heboh.

Alisha menggeleng pelan, ia mau tidak mau harus terlihat biasa saja di depan sahabatnya. Jangan sampe gue keliatan gugup. tambah Alisha dalam hati.

"Kalo kayak gini sih, gue rela nunggu lo sampe selesai kok!" ujar Fera kembali dan tentu saja, Alisha-lah yang saat ini membulatkan matanya kaget.

"Jangan, Fer. Nanti lo bisa dimarahin bokap sama nyokap lo kalau pulang telat!" balas Alisha berusaha memperingatkan Fera.

Fera terlihat lesu setelah mendengar Alisha menyebutkan kedua orang tuanya, karena memang kedua orang tua Fera memiliki sifat yang sangat protektif –hal itu dikarenakan Fera merupakan anak satu-satunya yang mereka miliki.

"Udah, ah. Kenapa jadi galau-galau begini muka lo? Yuk, keluar bareng." ajak Alisha.

Fera mengangguk setuju dan mereka berdua-pun akhirnya melangkah menuju keluar kelas walaupun tujuan akhirnya akan berbeda yaitu, Alisha yang akan menuju ke ruang BK dan Fera yang akan menuju gerbang sekolah untuk menunggu supirnya menjemput.

**

Alisha melangkah maju menuju ke ruang Bimbingan Konseling –tempat ia akan memberikan tutor kepada Rafa– dan pikiran Alisha bahkan tidak fokus memikirkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi nantinya antara dia dan Rafa. Tapi dengan cepat, ia langsung tersadar dan menggeleng layaknya ingin menghilangkan pikiran tidak jelas yang mulai bermunculan.

Alisha dapat melihat Rafa yang sudah berdiri dengan tampang malas bersama Bu Endang yang berada disampingnya. Jantungnya entah sejak kapan langsung berubah menjadi lebih cepat dan baginya, ini sungguh tidak normal. Fokus, Al, fokus! ucap Alisha sendiri dalam hati bermaksud memperingati dirinya.

"Sore, Bu." sapa Alisha dan begitu Bu Endang menyadari kehadirannya, Alisha langsung menyalami tangan wali kelas XI IPS 2 tersebut.

Bu Endang menjawab sapaan Alisha dengan anggukan sebelum akhirnya membuka suara, "Nah, berhubung kamu sudah datang. Ibu tinggal kalian berdua ya. Kamu cukup beri materi di pelajaran Matematika ya, Alisha."

Clandestine✔️Where stories live. Discover now