BAB XIII: Beda

5K 397 28
                                    




Jangan terlalu berharap lebih, nanti jatuhnya sakit. Kamu mau nangkep?

**

            SUASANA kantin siang ini tak pernah sepi pengunjung, Alisha kali ini memilih untuk duduk di bangku tengah –karena, memang itu yang tersisa– bersama Fera.

"Mau nitip apa lo?" tanya Fera.

Alisha mendongak sedikit menatap Fera, "Bakwan malang aja, Fer. Thanks ya."

Fera mengangguk sebelum berlalu melangkah pergi untuk membeli makanan dan minuman. Alisha memutuskan untuk memainkan handphonenya dan membuka aplikasi instagram sembari menunggu Fera. Alisha melihat notifikasi instagram miliknya bahwa ada satu akun yang meng-follow-nya di instagram dan begitu melihat akun milik siapa itu, Alisha langsung melotot kaget dengan sendirinya.

Itu instagram milik Rafa! Astaga, bahkan laki-laki itu memberikan like di beberapa foto milik Alisha!

            Ini bukan Rafa parody gitu, kan? tanya Alisha yang mulai berpikiran tidak jelas. Mimpi apa gue semalem! pekik Alisha dalam hati.

Bahkan, Alisha sudah mengikuti instagram Rafa sejak mereka sama-sama berada di bangku kelas 9 SMP. Namun, mungkin doa Alisha baru dikabulkan hari ini.

Gadis itu tak bisa berhenti tersenyum mengetahui bahwa Rafa yang ia sukai selama empat tahun itu akhirnya, mengetahui nama instagram-nya dan bahkan, Rafa juga memberikan like di beberapa foto yang Alisha post.

            Ya ampun, Alisha, dia bahkan cuman like foto lo. Bukan orang-nya, Al. ujar Alisha memperingati dirinya sendiri agar tidak berharap lebih kepada laki-laki seperti Rafa.

"Mejanya kosong?" suara seseorang yang diduga laki-laki dari arah samping Alisha membuatnya tersadar dan dengan cepat, Alisha langsung menengok ke arah suara tersebut.

            Astaga, ini orang panjang umur banget, sih! rutuk Alisha dalam hati.

Jantungnya refleks langsung berdetak lebih cepat dari detakan normal manusia biasa. Ya, siapa lagi jika orang itu bukan Rafa yang sedang ia pikirkan beberapa menit yang lalu.

"K-kosong, kok." balas Alisha yang terlihat sangat gugup –terbukti dari cara bicaranya.

Rafa mengangguk dan langsung meletakkan makanan yang ia beli di sebelah Alisha. Tolong garis-bawahi, di sebelah Alisha!

"Temen-temen lo emang kemana? Kok gak gabung mereka?" tanya Alisha penasaran. Kenapa disamping gue gini sih? Dia gak tau gue udah gemeteran apa?

"Nanti juga kesini." balas Rafa singkat dan Alisha hanya bisa mengangguk paham.

Tidak beberapa lama, Fera datang membawa semangkuk bakwan malang di tangan kirinya dan nasi goreng di tangan kanannya. Begitu Fera melihat siapa yang duduk di samping sahabatnya itu, tentu saja kedua bola matanya langsung melotot kaget –bingung mengapa Rafa memilih untuk duduk di meja Alisha.

Fera mengambil posisi di sebrang Alisha sehingga dengan leluasa gadis itu dapat menatap Rafa sepuasnya. Karena rasa penasaran yang begitu mendominan, Fera langsung memberikan pertanyaan kepada Alisha melalui tatapan tersirat seolah-olah ia berkata, 'kenapa Rafa bisa disini?' dan melihat tatapan itu, Alisha segera menjawab dengan mengedikkan bahu tanda tidak tahu-menahu mengenai alasan Rafa memilih tempat disini.

Clandestine✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang