BAB XVII: Fera & Air Mineral

6K 381 12
                                    




Mencintai sendirian sama sakitnya seperti kau memeluk kaktus. Semakin dalam; semakin sakit.

**

            PIKIRAN Alisha saat ini benar-benar sepenuhnya tentang Rafa. Gadis itu gelisah sendiri, bahkan sedaritadi yang ia lakukan hanya berpindah posisi dari kanan ke kiri dan begitu sebaliknya. Saat ini, Alisha sedang memeluk guling di atas kasurnya sambil menatap dinding-dinding langit kamarnya sambil tetap memikirkan kejadian tadi di rooftop sekolahnya.

Flashback on

            "Gue bener-bener butuh lo sebagai temen cerita gue saat ini, Al." jelas Rafa.

            Alisha hanya bisa tetap terdiam sambil menunggu lelaki itu untuk melanjutkan ceritanya lebih lanjut.

            "Gue gak bisa untuk terus-terusan melampiaskan emosi gue ke alkohol, ke balapan liar, dan rokok, Al. Makanya, gue butuh lo sekarang setidaknya biarin emosi gue sedikit mereda." lanjut Rafa.

            Alisha menahan nafasnya sedaritadi begitu mendengar penuturan kalimat Rafa yang terkesan begitu dalam sehingga kembali membuat Alisha menaruh harapan pada Rafa. Oh, bahkan Rafa sama sekali tidak memberikan harapan apa-apa kepada Alisha.

            Begitu mengenaskan.

            "Kenapa gue?" tanya Alisha to-the-point.

            Rafa langsung mengalihkan pandangannya ke samping –posisi Alisha. "Karena, feeling gue mengatakan kalo lo bisa gue percaya."

            Alisha segera mengalihkan pandangannya dari tatapan lurus yang begitu dalam milik Rafa menjadi menunduk sambil memainkan jari-jarinya yang bahkan entah untuk apa itu. Ia begitu gugup, jujur saja, bahkan degupan jantungnya masih tetap berdetak tidak normal.

            Keduanya diselimuti keheningan. Aroma maskulin bercampur rokok di tubuh Rafa begitu menyengat di indra penciuman Alisha saat ini dan hal itu saja semakin membuat gadis itu gugup setengah mati.

            "Gue kacau, Al." ujar Rafa tiba-tiba.

            Alisha masih setia menunggu kelanjutan kalimat dari mulut Rafa.

            "Nyokap gue kritis udah hampir lima bulan lebih," ucap Rafa dan tentu saja hal itu membuat Alisha kaget setengah mati.

            Tante Rini?

            "Dan bokap gue malah mau nikah lagi, Al." lanjut Rafa yang saat ini menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong yang sangat sulit diartikan.

            "Kalo lo butuh temen cerita, gue siap, Raf." jawab Alisha pada akhirnya.

            Rafa kali ini langsung menengok menatap Alisha dan menyunggingkan senyum tipisnya. "Makasih ya."

            Alisha mengangguk.

Flashback off

            "Jangan baper, Al. Jangan baper." ujar Alisha berkali-kali bermaksud memperingati dirinya sendiri tetapi, bayangan Rafa yang sedang tersenyum tulus kepadanya benar-benar membuyarkan semuanya.

            Alisha menarik selimut hingga menutupi wajahnya dan memejamkan mata berusaha untuk setidaknya menghilangkan wajah Rafa dari pikirannya. Namun, tetapi saja gagal.

            Suara pintu terbuka terdengar di pendengaran Alisha, namun ia tidak menghiraukan.

            "Al, ngapain lo?" tanya Alvian yang saat ini berdiri di ambang pintu kamar Alisha.

Clandestine✔️Where stories live. Discover now