BAB XXIX: Stay [Away]

4.9K 340 8
                                    




Meskipun langkah ini memutuskan untuk pergi,

Meskipun hati ini memilih untuk merelakan,

Tetapi, perasaan ini tetaplah sama

**

            Pagi ini Alisha mendapatkan pesan dari Rafa, tetapi ia memutuskan untuk mengabaikannya.

            "Taruh dulu handphonenya, Alisha." perintah Dian.

            Alisha meng-iya-kan perintah mamanya dan kembali melanjutkan menghabiskan sarapannya. Setelah roti yang diletakkan di atas piring Alisha benar-benar bersih alias habis, Alisha beranjak dari kursi dan langsung pamit kepada Dian untuk berangkat sekolah.

            "Ma, Alisha berangkat ya," pamit Alisha sambil menyalami tangan dan mengecup pipi mamanya.

            Dian mengangguk. "Hati-hati ya,"

            Alisha tersenyum tipis dan mengangguk, lalu mulai melangkahkan kakinya meninggalkan kompleks rumahnya.      

**

            "Alisha!" suara seseorang yang meneriaki nama Alisha terdengar tepat di belakang tubuh gadis itu. Namun, suara tersebut adalah salah satu suara yang sedang dihindari Alisha hari ini.

            Dan entah sejak kapan, suara milik seseorang yang memanggil namanya sudah berada di samping Alisha –lebih tepatnya menyamai langkahnya. Gadis itu mau tidak mau harus melangkah lebih cepat lagi, karena ia benar-benar tidak ingin memiliki urusan apapun dengan orang ini selain memberikan tutor di waktu pulang sekolah.

            Ya, orang tersebut adalah Rafa. Jika ingin mengetahui jawaban yang sejujurnya, Alisha ingin sekali berjalan bersama Rafa menuju ke lantai tiga. Namun, faktanya ia tidak bisa melakukan hal tersebut mengingat hubungannya dengan Fera sedang merenggang.

            Rafa mengernyit bingung melihat gadis yang sedang ingin ia ajak bicara justru melangkah lebih cepat ketika dirinya sudah berada di sampingnya atau lebih tepatnya, terlihat sekali Alisha menghindari dirinya.

            "Kenapa menghindar?" ucapan Rafa tersebut berhasil menghentikan langkah Alisha sejenak yang letaknya sudah sedikit lebih jauh dari posisi Rafa.

            Alisha menghela nafas sejenak –mengetahui posisi mereka saat ini di koridor lantai bawah dan sudah mulai banyak pasang mata mulai menatap keduanya. Ia benci menjadi pusat perhatian, seperti sekarang ini.

            Rafa berharap Alisha kembali melangkah ke arahnya, namun harapan memang tidak sesuai dengan kenyataan. Karena nyatanya, Alisha hanya berhenti sejenak tanpa mau menengok sedikitpun dan selanjutnya, ia kembali melangkahkan kaki menaikki tangga menuju lantai tiga.

**

[LINE]

Alisha: tutor di rooftop. pulang sekolah (11.10 AM)

            Melihat notifikasi yang masuk berasal dari Alisha ketika dirinya sedang asik-asiknya menghisap seputung rokok di warung Babe membuatnya langsung menghempaskan putung rokoknya ke tanah dan menginjaknya.

            "Siapa, Raf? Gercep banget kayaknya," celetuk Bagas.

            Rafa hanya melirik sejenak menatap Bagas tanpa menjawab pertanyaannya, lalu kembali mengfokuskan pandangannya ke layar handphonenya. Ia benar-benar harus menggunakan kesempatan belajar itu untuk bertanya semua hal yang sudah sedari kemarin mengganggu pikirannya.

Clandestine✔️Where stories live. Discover now