Salah satu gangguan pada pengagum rahasia adalah takut kehilangan padahal tak memiliki.
**
ALISHA mengernyit bingung ketika mengetahui bahwa Rafa tidak mengambil jalur kiri menuju ke rumahnya melainkan lurus, entah kemana.
"Raf, kok lurus?!" tanya Alisha bingung setengah mati.
"Gue laper, temenin gue makan bentar. Lagipula, lo juga belum makan." balas Rafa.
Alisha kembali merasakan degupan kencang yang berasal dari jantungnya yang lagi-lagi tidak bisa ia kontrol. Kalo kayak gini ceritanya, gue bisa kena serangan jantung ringan. batin Alisha.
Alisha menghela nafas pelan berusaha mentralisir jantungnya.
"Kenapa lo?" giliran Rafa yang bertanya saat ini.
Alisha mendengar pertanyaan itu secara cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak. Gapapa kok."
Ketika dirasa sudah mulai dekat dengan tempat tujuan itu, Rafa segera menurunkan kecepatan motornya dan mengambil jalur kiri untuk parkir. Pilihan Rafa kali ini adalah tempat makan yang letaknya ada di pinggir jalan sehingga mereka makan di dalam tenda yang biasanya sudah disediakan.
"Lo gak keberatan kan kalo gue ajak ke tempat kayak gini?" tanya Rafa memastikan.
Alisha tentu saja langsung terhenyak kaget mendengar pertanyaan itu. Emangnya gue cewek-cewek sosialita gitu apa?!
Alisha terkekeh. "Enggak lah. Lo pikir gue tipe cewek yang kayak gitu apa?"
Rafa menarik kursi untuk ia duduki begitu juga dengan Alisha yang mengambil posisi di sebrang Rafa.
"Gue hanya memastikan." balas Rafa sekenanya.
Alisha mengangguk saja menanggapi jawaban Rafa. Tiba-tiba saja, ada suara lain yang memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Waduh, Mas Rafa sama siapa nih?" ledek sang pemilik warung makan ini yang usianya kisaran 40-an.
Rafa tersenyum sopan dan menggeleng. "Ini temen saya, Pak."
Kemudian, Rafa angkat suara, "Oh iya, Sha. Ini Pak Oji, pemilik warung makan disini."
Kali ini giliran Alisha yang melontarkan senyum samar kepada Pak Oji -pemilik warung makan- dan setelah itu, Pak Oji pamit untuk melanjutkan melayani pelayan yang lain.
"Lo mau pesen apa? Biar gue yang pesenin." tanya Rafa.
Alisha melihat-lihat menu yang sedaritadi sudah setia berada di atas meja dan tatapannya langsung tertuju mengarah ke tulisan 'indomie'. Astaga, jadi ngidam indomie!
"Indomie aja deh." jawab Alisha.
"Kecuali yang itu." ujar Rafa.
Alisha sukses dibuat bingung lagi dengan ucapan Rafa, bahkan keningnya langsung mengernyit begitu mendengar balasan Rafa setelah ia mengucapkan kalimat 'indomie'.
"Hah? Ngomong apa sih, kok gue gak paham." ucap Alisha bingung.
"Ck¸ lo tadi kan habis minum cokelat di Starbucks. Gak baik buat pencernaan kalo habis minum cokelat terus makan mie ataupun sebaliknya." jelas Rafa.
YOU ARE READING
Clandestine✔️
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE FOLLOW UNTUK KESELURUHAN] Apakah diam adalah cara terbaik untuk mencintai? Aku belum tahu tepatnya. Apabila jawabannya iya, maka aku akan tetap pada posisi ini diam-diam mencinta, tanpa ada tanya, tanpa dusta, t...
