membuka diri

48.3K 3.6K 22
                                    

Sudah 2 minggu setelah pertemuan terakhir ku dengan Vigo. Ia tidak pernah muncul lagi dihadapanku. Lagian apa yang bisa aku harapkan? ia datang padaku menjelaskan tentang nya dan Tiara? Hei, apakah kamu lupa bahwa kamu bukan siapa-siapa nya?

Aku memang sadar pertemuanku dan Vigo membuat hatiku bergemuruh hebat dan semakin sulit untuk melupakannya. Sedangkan aku yakin Vigo tidak merasakan hal yang sedemikian rupa. Aku harus kembali ke rutinitasku semula tanpa memikirkannya. Mungkin ini sedikit cobaan dalam melupakannya denvan bertemu dengannya kembali.

Tapi, tidak bertemu dengannya 6 tahun saja sulit untukku melupakannya, apa lagi sekarang aku sudah bertemu dengannya kembali dengan Vigo yang lebih menggoda. Astaga, Vigo tidak menggodamu Gisel! Kamu saja yang tidak bisa menahan pesonanya.

Selama 2 minggu ini mama Prita lebih sering mengunjungi ku. Entah ingin bertemu dengan mama atau bertemu dengan Vello. Mama Prita sangat menyukai Vello, mungkin karna anak kak Viella, kakak Vigo jauh di negeri sebrang. Ya, Kak Viella memang sudah menikah dan tinggal di Amerika. Ia mengikuti suaminya yang menetap disana.

Aku sendiri tidak keberatan jika mama Prita sering sekali datang, bukan karna Vigo tapi karna perhatiannya pada Vello dan mama yang membuatku sedikit merasa bersalah karna terkadang harus lebih memilih urusan cafe daripada mereka.

Aku mencoba menjalani hari seperti biasa, meskipun dalam hatiku aku selalu berharap akan bertemu kembali dengan Vigo. Aku juga seperti wanita biasa yang memiliki perasaan rindu. Rindu? pantas kah aku merasakan hal ini?

Selama mama Prita datang kesini aku tidak pernah bertanya tentang Vigo atau pun mama bercerita tentang Vigo. Aku menyimpan ini dengan baik seperti ketika aku menikah dengan Vigo. Aku memang sedikit pandai menyembunyikan perasaanku. Meskipun sebenarnya sakit.

Yang aku tau, Vigo sangat menyayangi Tiara tetapi Tiara berhianat. Tiara menyelingkuhi Vigo. Aku tidak tau alasannya karna memang itu bukan urusanku. Aku mengetahui masalah Vigo pun dari cerita Daniel dan mama Prita.

ngomong-ngomong soal Daniel, ia masih belum mengetahui jika aku adalah mantan istri dari sahabt baiknya itu. Mungkin memang sebaiknya ia tidak tau, tapi jika ia tau pun tidak masalah bagiku.

Aku sudah mengambil keputusan tidak ingin memberikannya harapan lagi. Sebelum bertemu dengan Vigo aku memang berpikir untuk menerima Daniel, karna perlakuan nya yang baik padaku dan Vello. Tapi ketika aku tau ia sahabat baik Vigo, aku mengurungkan niatku. Ada perasaan tidak enak jika aku menerima Daniel. Aku takut, jika menerima Daniel dan ternyata aku tidak pernah bisa melupakan Vigo aku malah menyakitinya lebih.

Kenapa percintaaanku selalu tidak mujur? Padahal jika di lihat wajahku tidak terlalu buruk. Tubuhku juga tidak jelek, meskipun tidak sexy. Ya intinya aku tidak buruk-buruk amatlah untuk dijadikan seorang pacar atau istri.

Tapi aku tau, semua masalah itu sebenarnya ada pada diriku sendiri. aku yang tidak pernah membuka diri sehingga semuanya seperti ini.

Mungkin memang aku harus membuka diri untuk laki-laki yang ingin mendekatiku dan membuka hatiku.

***

Saat ini aku sedang di jalan untuk menjemput Vello, sekalian meminta ijin untuk tidak masuk selama 2 minggu. Mama akan melakukan theraphy besar, yang membutuhkan anggota keluarga untuk membantu memainkan emosi mama. Jadi mau tak mau Vello harus berkorban lagi. Sudah sering aku meminta ijin seperti ini. untungnya Vello termasuk anak yang pandai, meskipun tidak mengikuti kelas tetapi ia bisa mengimbangi pelajaran yang tertinggal.

Aku akui Vello termasuk anak yang pandai, meskipun umurnya baru 5 tahun tapi kemampuan membacanya sudah mahir dan kemampuan berhitungnya pun sudah aku ajarkan sampai perkalian. Aku tidak membiarkan Vello bermain dengan gadget, sehingga aku selalu membiarkan dia bermain sambil belajar. Semua sisi kamar aku menempelkan perkalian, pembagian, pertambahan, dan lain-lain. Aku hanya ingin yang terbaik untuk Vello.

Eternal LoveWhere stories live. Discover now