flashback ketiga

24.3K 2K 17
                                    

sudah hampir 2 tahun aku menikah, tapi tidak ada perubahan yang terjadi di antara kami. Vigo masih seperti dulu bahkan semakin parah.

Vigo sudah tidak pernah lagi memakan sarapan ataupun makan malamnya. Vigo seperti menghindariku. Ia akan pulang kantor ketika aku sudah pulang dan pergi sebelum aku bangun.

Aku tau mungkin ia ingin menjaga perasaan pacarnya tapi bukankah aku juga punya perasaan yang ingin dijaga juga?

ddrrrrtt... dddrrrrttt...

Aku melihat ponselku yang bergetar dan senyumku mengembang.

Home's calling...

Pasti nenek! Nenek pasti ingin aku menemaninya mencari baju. Meskipun nenek sudah tua, tapi ia sangat suka membeli baju dan sepatu. Mungkin itu salah satu cara agar nenek tidak terlalu memikirkan kesepiannya dan aku tidak pernah mempermasalahkan.

"Hallo" Jawabku.

"Non.. Nenek non.." Ini suara Mbak Rini. Asisten rumah tangga nenek.

"Kenapa mbak? Nenek kenapa?"

"Nenek non.. Nenek pingsan sekarang di bawa ke rumah sakit non."

seketika aku lemah. Aku lali membereskan barang-barangku dan pergi meninggalkan kantor. Tidak memperdulikan yang lain. Aku sangat cemas sekarang.

Aku menggunakan taksi ke rumah sakit yang Mbak Rini katakan. Hatiku sudah tidak tenang sejak tadi, aku takut tejadi apa-apa pada nenek.

Ketika aku sampai, aku bertanya pada resepsionist dan ia memberitau bahwa nenek sudah ada di UGD.

Aku pergi ke arah UGD dan melihat nenek tertidur lemah di kasur itu. Lebih baik melihat nenek marah padaku daripada aku melihatnya terbaring lemah.

seorang dokter menghampiriku.

"Kamu cucu nya?"

"Iya dok. Nenek saya kenapa dok?"

"Ikut saya keruangan saya ya."

Lalu aku mengikuti dokter ini keruangannya. Aku duduk di hadapannya. Ia sedang membaca beberaoa kertas di depannya. Mungkin itu catatan medis dari nenekku atau entahlah aku tidak tau.

"Jadi nenek kamu itu memiliki penyakit jantung. Kondisinya sudah parah sekali. Kenapa kamu tidak membiarkannya melakukan operasi? mala membiarkannya minum obat saja?"

"Sakit jantung dok??"

"Jadi kamu tidak tau? Nenek kamu mengidap penyakit jantung sudah lama. ia hanya menggonsumsi obat penahan sakit dan obat saja. Seharusnya ia melakukan operasi bukan hanya minum obat."

"Dok, lakukan yang terbaik. Lakukan operasi itu dok."
Ucapku tegas.

"Kami akan melakukannya ketika keadaan nenekmu sudah tidak kritis. Sekarang kami tidak bisa melakukannya. Kita lihat keadaannya 2 hari kedepan."

Aku mengangguk dan meninggalkannya ruangan itu. Aku pergi ke ruang perawatan nenek. Aku duduk di sebelahnya dan menatapnya.

Mukanya damai dan tersenyum. Nenek terlihat cantik meskipun keriput sudah mendominasi mukanya. Aku menggenggam tangannya yang sudah keriput juga. Mencium tangannya. Dan tidak akan melepaskannya. Aku akan memberikan sedikit tenaga agar nenek bisa menggalahkan penyakitnya.

Aku merasa seperti cucu yang jahat, tidak tau nenek nya sendiri menderita penyakit jantung selama ini.

**
Ini sudah hari kedua. Hari ini nenek akan dioperasi. Aku tegang sekali karna takut operasi ini gagal.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang