13. Kepergok

4.3K 717 131
                                    


---000---

Playlist: Hijau Daun- Ilusi Tak Bertepi

Playlist kamu?

"Sadar nggak sih kalo dengan kedatangan lo itu lo udah buat gue berharap lebih dan ngancurin semua usaha gue selama berminggu-minggu ini buat lepas dari bayang-bayang lo?!"

---000---

Prieet!

Brooot!

"Ah... aduuuh...!"

Prieet!

Rendy memegangi perutnya yang terasa melilit-lilit sambil guling-guling di atas kasur, sesekali juga mengangkat pantatnya ke atas. Arlojinya menunjukan pukul 05.30 WIB, dan sepagi itu entah sudah yang keberapa puluh kalinya dia mengeluarkan kentutnya. Sepertinya ini karma karena semalam dia sudah menantang kakaknya untuk memakan seblak super pedas padahal dia sangat tahu kalau kakaknya itu sangat suka makanan pedas berbanding terbalik dengan dirinya.

Pintu kamar Rendy terbuka dan menampilkan sosok Reyanan yang sudah mengenakan seragam putih abu-abu namun masih mengenakan sandal. Saat membuka pintu yang pertama kali Reynan lihat adalah pantat Rendy yang terbalut celana boxer kuning bergambar minion membumbung tinggi sedangkan kepala Rendy tenggelam dalam lipatan bantal.

Reynan terkekeh "Kenapa?"

Priieet!

Mendengar suara jeritan udara terjepit dari perut Rendy membuat Reynan langsung mengerti apa yang adiknya itu alami. Reynan keluar dari kamar Rendy lalu kembali dengan membawa obat sakit perut, posisi Rendy masih tetap sama seperti saat sebelum dia pergi. Rendy merasa kasurnya bergerak karena ada Reynan duduk di bibir kasur. Reynan menggulingkan tubuh Rendy. Keringat sebesar biji jagung sudah memenuhi kening Rendy.

"Minum."

"Perut gue atiiit...., minumin."

Reynan mengambil segelas air putih di atas nakas lalu mengupas kemasan obatnya dan memasukannya ke mulut Rendy yang sudah terbuka lebar. Rendy menelan obat itu. Saat di rumah Rendy memang semanja itu dengan Reynan. Reynan juga tidak pernah mempermasalahkan itu, siapa sangka dibalik sikap dinginnya saat di sekolah, Reynan adalah sosok yang sangat lembut dan penuh perhatian saat di rumah. Reynan selalu menjadi Ibu sekaligus Ayah bagi Rendy saat kedua orang tuanya pergi karena kesibukan pekerjaan masing-masing.

Rendy akhirnya bisa menghela napas lega karena perutnya sudah tidak sesakit tadi setelah diminumkan Reynan obat. Rendy duduk di atas kasur dengan benar.

"Lo udah mau berangkat Bang?"

Reynan mengangguk. "Setelah pakai sepatu." Reynan melihat kakinya yang masih memakai sandal.

"Ini masih pagi banget, jam enem aja belum ada."

"Ada rapat OSIS."

Rendy mengangguk. "Bang boleh minta tolong nggak?"

"Apa?"

"Minta tolong bawain sepatu gue, trus taruh di laci meja gue ya..., tas gue udah berat banget gegara bawa buku paket sumpah."

CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang