11. Gede-gedean

4.4K 656 48
                                    

---000---


Playlist : Dawin-Dessert

Playlist kamu?

"Gih buka. Tapi ntar kalo kalian pada sawanan pokoknya gue nggak mau tanggung jawab!"

---000---

"UPIL!"

Alih-alih Rendy menjawab, menoleh pun tidak. Rendy menghilang di balik pintu kelas dan saat Vania masuk kelas Rendy sudah duduk di tempat duduknya. Vania membalik kursinya menghadap Rendy.

"Upil lo masih ngambek?"

Rendy menutup kedua kupingnya dengan telapak tangan. "Gue nggak denger." Rendy menatap lurus ke depan dan bibir mengerucut. Vania menghela napas panjang. Sepertinya dia masih marah karena insiden kemarin.

Vania menarik paksa tangan Rendy yang menutup telinganya. "Jangan baper upil."

Ahtar yang notabene teman semeja Rendy datang dan langsung duduk di sebelahnya. Telinga Ahtar tersumpal headset, sesekali Ahtar mengangguk anggukan kepalanya mengikuti alunan musik yang dia dengar. Tanpa permisi Rendy menarik headset di kuping Ahtar lalu memakainya hingga membuat si empunya headset memberikan pelototan pada Rendy.

Plak!

Ahtar menggeplak kepala Rendy. "Anjir!"

"Gue nggak denger." Ujar Rendy.

Rendy memejamkan matanya lalu menenggelamkan kepala di antara lipatan tangannya di atas meja. Vania menghela napas berat dengan sikap Rendy yang menurutnya sangat kekanak kanakan, ngambeknya kayak anak TK. Dimana-mana orang kalau sedang ngambek tidak akan bilang dia ngambek, nah si Rendy malah bilang-bilang. Vania membenarkan posisi kursi seperti semula dan membiarkan Rendy dengan sikap ala anak TK itu. Nanti juga pasti dia akan baikan sendiri.

---000---

Mesi memimpin pemanasan sebelum Pak Jarwo datang. Murid kelas X IPA 1 melakukan berbagai gerakan pemanasan sesuai yang diperagakan Mesi di depan sana.

"Sekarang lutut!" Mesi mengangkat lutut kirinya.

"TUJUH, DELAPAN...!"

"Cukup!" Tutur Mesi di depan sana.

Vania menghentikan gerakan pemanasannya sambil sesekali dia mengusap peluh di kening. Matahari hari ini sangat terik sekali. Kelas X IPA 1 sungguh tidak beruntung karena mendapat jatah pelajaran olahraga pada siang hari dimana matahari sedang bersinar terik-teriknya.

"Tristan, lo ikut gue ambil bola." Tutur Mesi. Tristan mengikuti Mesi yang sudah berjalan terlebih dulu.

Sembari menunggu Mesi mengambil bola dan juga Pak Jarwo belum datang anak perempuan pada duduk-duduk cantik sambil ngobrol di bawah pohon yang ada di pojok lapangan. Sedangkan anak laki-laki pada petingkah tidak jelas di lapangan. Kelakuan yang paling ubsurd diantara mereka semua adalah kelakuannya si Rendy.

Vania memerhatikan tingkah ubsurd Rendy, sesekali dia tertawa kecil. Awalnya Vania kira Rendy orangnya jutek dan dingin namun ternyata dia salah. Rendy anaknya justru jahil, konyol dan kalau ngomong ceplas-ceplos. Tapi sejahil-jahilnya Rendy dia tidak pernah membully murid lain.

CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang