24. Depresi

3.5K 619 36
                                    

Sadis, ternyata begini perlakuan seorang youtuber Vania terhadap salah seorang teman SMA-nya

---000---

"Ih awas!"

"Upil minggir!"

Dukudukuduk

Dukudukuduk

Suara motor astrea Rendy yang hampir seperti kapal nelayan itu sangat memekakan telinga Vania. Rendy yang duduk di atas motor astreanya menghadang langkah Vania. Saat Vania berjalan ke kanan, Rendy membelokan stang astreanya ke kanan, saat Vania berjalan ke kiri Rendy juga kembali membelokan stang motornya ke kiri, begitu terus. Vania menggeram kesal. Sedangkan Rendy tertawa-tawa di atas motor astreanya yang mengeluarkan asap dengan bau khas knalpot motor lawas itu.

Dukudukuduk

Dukudukuduk

"Mau kemana lo Tet?" Tanyanya, seperti mau ngajak pulang bareng.

Vania menatap nyalang kedua bola mata Rendy "Lo bisa minggir nggak?"

"Sumpah ya Pil, kuping gue itu budek denger suara motor lo itu!" Vania menutup kedua telinganya. "Brisik banget!"

"Ini lagi?! Lo sengaja ngalangin jalan gue! Lo buta atau gimana sih? Itu jalan jelas-jelas masih lebar!"

"Jauh-jauh dari gue deh lo, jijik gue sama lo Pil!"

Vania kembali berjalan, namun lagi-lagi Rendy bersama motor astreanya menghadang jalannya.

"UPIL!" Teriak Vania seraya mendorong lengan Rendy.

BRUK

"Aissh!"

Rendy yang duduk di atas motor astreanya ambruk dan jatuh ke tanah. Paha kanan Rendy tertindih badan motor dan roda belakang motornya masih berputar. Rendy meringis sakit tertindih badan motor.

"VANIA!"

Suara teriakan seseorang memanggil namanya menginterupsi pendengaran Vania, Vania menoleh dan dilihatnya Raka berdiri melambaikan tangan di depan pos satpam dengan motor ninja hitam merk Kawasaki yang terparkir di sampingnya.

"Bantuin dong Tet..."

"Cih! Nggak sudi gue!" Vania berjalan menghampiri Raka tanpa berniat menolong Rendy.

---000---

22.30 WIB

'Ouuh'

Vania menguap lebar, dia beranjak dari kursi balkon untuk masuk ke dalam kamar. Angin malam ini sangat dingin. Vania menutup rapat-rapat semua jendela, setelah memastikan semuanya beres barulah dia naik ke atas tempat tidur king size. Namun sebelum tidur, tangannya tergerak mengambil laptop di atas nakas. Sedari pagi Vania belum menjamah benda itu padahal sudah dia taruh di atas nakas.

Vania membuka akun youtube untuk mengecek perkembangan viwers dan subscribers. Namun baru menghidupkan data Vania dikejutkan oleh sesuatu.

Sadis, ternyata begini perlakuan seorang youtuber Vania terhadap salah seorang teman SMA-nya!

"Apa-apaan nih?!" Vania menajamkan penglihatan ke laptop kalau-kalau dia salah lihat, namun semuanya nyata.

Dalam video berdurasi 55 detik itu menampakan dengan jelas dia sedang mencaci maki Rendy kemudian mendorong lengan Rendy hingga membuat Rendy dan motornya ambruk, dan saat Rendy meminta tolong, Vania pergi tanpa sudi menolongnya.

Vania memegangi kepalanya yang terasa pusing. "Nggak, nggak!"

"Sialan! Siapa yang nglakuin ini ke gue!"

Video itu tentu saja memunculkan berbagai umpatan, hujatan serta cacian di kolom komentar youtube yang semuanya ditujukan untuk Vania.

'Gila! Parah bgt, tuh orang mentang-mentang kaya, terkenal, trus bisa semena-mena gitu?! Nggak sudi gue liat mukanya! Tai!'

'Vania monyet'

'Cantik-cantik bangsad!'

'Woy goblok ngaca dulu kalo ngehina orang, berasa sempurna bgt gitu? Menang cantik sama duit doang aja udah kayak anak sultan! Nyesel gue ngesubscribe lu!"

'Wanjer, kok masih ada org macem Firaun?'

'ORANG KAYAK GITU NGGAK USAH DITEMENIN, KALO MINTA TOLONG JANGAN DI TOLINGIN JUGA! BIAR TAU RASA!'

'Astoge, kejam gila!'

'Unsubscribe berjamaah? Langsung eksekusi!'

Vania membuka profile akun youtube yang telah menyebarkan video itu.

"OVI?!" Vania menyibak poniku ke belakang. "Sialan nih orang!"

Vania melihat jumlah subscribersnya yang menyusut hampir seribu subscribe. Vania menutup laptop. Kepalanya begitu pusing, keningnya berkeringat dingin. Dadanya pun naik turun tak beraturan, pikiran-pikiran negatif menjejali otaknya.

Semua ketenaran yang sudah Vania dapatkan dengan jerih payahnya, jumlah subscribers, serta pujian-pujian di setiap konten yang dia buat semuanya sirna. Hilang sudah!

"ARRRRGH!"

Vania meremas selimut dan bergetar dalam kegelapan lampu kamar yang sudah dimatikan.

'Woy goblok ngaca dulu kalo ngehina orang, berasa sempurna bgt gitu? Menang cantik sama duit doang aja udah kayak anak sultan! Nyesel gue ngesubscribe lu!'

'Unsubscribe berjamaah? Langsung eksekusi!'

'ORANG KAYAK GITU NGGAK USAH DITEMENIN, KALO MINTA TOLONG JANGAN DI TOLINGIN JUGA! BIAR TAU RASA!'

Semua komentar-komentar bernada hujatan itu terus terngiang-ngiang di pikiran Vania.

Vania melirik jam beker yang ada di atas nakas, pukul 01.08 namun tidak ada rasa kantuk sama sekali. Vania beranjak dari kasur king size untuk mengambil beberapa butir obat tidur yang ada di dalam laci nakas. Telapak tangannya gemetar dengan beberapa butir obat tidur di atasnya, pipi Vania basah oleh air mata. Vania menenggak obat tidur itu dibantu dengan segelas air putih.

---000---

Berikan satu bintang ya :v

CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang