10. Bodoh

3K 545 25
                                    

Playlist: SIA- I'am Still Here

Playlist kamu?

"Jangan sampe tangan lo nampar adek gua lagi. Kalo sampe gue tahu, gue patahin tangan lo."

---000---

Rendy menatap Vania dengan tatapan sinis. Tangan kanannya mencoret-coret tidak jelas di bagian belakang buku tulisnya.

"Dari mana lo?" Tanya Rendy dengan ekspresi datar.

Melihat bekas air mata di pipi Vania membuat Rendy meletakan penanya lalu mencondongkan tubuhnya untuk mempertajam penglihatannya. "Lo nangis Tet?"

Vania mendudukan diri di tempat duduknya tanpa mengindahkan pertanyaan Rendy. Setetes air mata jatuh lagi namun segera dia usap. Rendy tidak bicara lagi setelah itu. Rendy ingin menanyai Vania lagi tapi karena kondisi Vania saat ini, membuatnya mengurungkan niatnya.  Rendy membiarkan Vania tenang dulu karena dia yakin Vania akan menanggapinya setelah Vania baik-baik saja.

Vania menghela napas berat, dia masih kesal kepada Rendy karena kejadian waktu istirahat tadi. Begitu bodohnya dirinya sampai bisa-bisanya baper karena ucapan receh Rendy. Tidak hanya dengan Rendy, Vania juga menyadari kebodohannya terhadap apa yang dilakukannya selama ini kepada Reynan. Selama ini Vania mengejar-ngejar Reynan walaupun Reynan tidak pernah menganggapnya sama sekali. Stupid!

Dan perkataan menyakitkan dari Reynan beberapa menit lalu telah sepenuhnya mengembalikan kesadarannya. Vania bersumpah dia tidak akan menjatuhkan harga dirinya lagi hanya untuk mengejar-ngejar seorang Reynan Fernando Tores! Tidak akan! Dan tidak akan pernah lagi!

Bu Esi datang dan langsung membagikan soal ulangan beserta lembar jawaban yang sudah dia siapkan sebelumnya. Semua murid sekarang fokus mengerjakan soal yang sudah mereka dapat. Kondisi kelas juga tenang, hampir tidak ada suara.

Vania mendesah ketika membaca soal ulangan yang sudah ada di genggamannyada. Vania menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mulutnya juga tidak henti-hentinya mendumel menyalah-nyalahkan lembar soal yang tidak akan lama lagi pasti akan membotakan kepalanya. Vania bahkan belum belajar sama sekali.

Vania menoleh ke Keyla, dipandanginya Keyla yang seperti patung hidup. Keyla duduk anteng dengan kedua bola matanya yang fokus membaca soal. Percayalah mengerjakan soal semudah apapun kalau dalam kondisi perasaan yang tidak baik tetap saja membuat tidak bisa berpikir apapun.

Vania yang sudah putus asa dengan kebodohannya akhirnya dia menendang kursi Keyla untuk meminta contekan.

"Apa?" Tanya Keyla dengan suara pelan.

Vania menoleh ke Bu Esi yang duduk di kursi guru untuk memastikan bahwa dia tidak memandang ke arahnya dan memastikan kalau Bu Esi juga tidak akan mengetahui tindak-tanduknya yang meminta jawaban ke teman. Bu Esi sedang asyik mengetik sesuatu di laptop. Aman! Vania menoleh kembali ke Keyla setelah memastikan kondisi aman.

"Contekin no. 1, 2, 3, 7, 8, 9, dan 10." Pinta Vania dengan suara sangat pelan.

Mulut Keyla membentuk '0'.
Vania mengacak rambutnya sendiri. Oh lord! Dia benar-benar tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini. Keyla membiarkan kertas jawabannya terbuka agar Vania bisa menyalin jawabannya. Di belakang kursi Vania didengarnya suara Rendy sedang terkekeh, Vania menoleh ke belakang.

CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang