3. Upil

6.9K 858 44
                                    

Playlist : Perfect-One Direction

Playlist kamu?

"Nama gue Rendy-Argya-Tores, panggilannya Rendy bukan Upil."

---000---

Vania berjalan menyusuri koridor dengan langkah santai menuju kelasnya.

"Yang mana sih gebetan lo Zid?"
 
Seorang siswa berwajah babyfash menunjuk Vania dengan dagunya.

Vania berusaha menghiraukan lima siswa yang duduk di undakan tangga dan tengah memandangnya dengan tatapan aneh. Vania tau mereka tengah membicarakannya, Vania juga tau mereka berlima itu kelas sebelas, satu tingkat lebih tua darinya.

"Fhiuuuiiit... cantik!" Salah seorang dari mereka bersiul lalu mengerlingkan mata genitnya pada Vania.

"Oh dia anaknya, cantik juga sih Zid!"

"Bibirnya kayak minta di cium, Broo..." Ucap siswa berambut urakan dengan tawa renyahnya.

Vania mempercepat langkahnya agar segera menjauh dari kelima kakak kelasnya itu. Untung saja kelas Vania ada di lantai satu, jadi tidak perlu menaiki tangga dan menyimpangi mereka berlima. Vania merasa jijik pada kelima kakak kelasnya itu yang bagi Vania, alay! Lebay!

"DEK...!"

Siswa berambut urakan itu menuruni undakan tangga dan berdiri tepat di depan Vania. Mau tidak mau Vania juga harus berhenti berjalan.

Satu tangan cowok itu dimasukan ke dalam saku celana abu-abunya. Sok keren!

"Dek, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu, nggak tau kalau nanti sore." Ucapnya seraya melempar senyum termanisnya.

Vania terkekeh geli mendengar gombalan cowok itu. Vania tahu betul kalau kata-kata yang dia ucapkan itu adalah salah satu dialog andalan di film Dilan yang diangkat dari novel berjudul Dilan karyanya Pidi Baiq.

"Gombalan copy paste aja bangga lo." Jawab Vania, meremehkan.

"BHAAHAHAHAHA... DIM DIM...!"

Kontan saja keempat rekannya yang duduk di anak tangga tertawa mendengar tanggapan Vania yang seperti itu.

Walaupun mereka kakak kelas bukan berarti Vania akan takut kepadanya. Begitulah Vania. Kalau Vania tidak suka dia akan bilang tidak suka, Vania bukan type gadis sok jaim apalagi pura-pura menjauh agar cowok mengejarnya.

Mungkin karena cara jalan Vania yang terlalu modis layaknya para model, juga paras imut dan cantik yang mendukung, membuat mereka terkesima. Vania sama sekali tidak bermaksud untuk menggoda mereka, dia juga tidak kecentilan. Tapi kalau mereka tergoda dengannya, Vania bisa apa?

Reynan yang tengah berdiri di belokan tangga memberikan tatapan tajam pada ke-lima cowok itu.

Hingga akhirnya mereka berlima berhenti tertawa ketika mendengar suara bass milik Reynan.

CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang