22. Bimbang

3.4K 552 75
                                    

"Cowok lo sikapnya emang asli dingin gitu?"

---000---

Vania bersama Raka duduk di ruang makan menyantap nasi goreng buatan pembantunya sebagai menu sarapan pagi ini.

"Gue nggak suka lo pacaran."

Vania membulatkan mata. "Yah kok gitu sih?"

"Tapi gimana lagi, lo udah terlanjur jadian."

Vania tersenyum pias. Namun terlihat jelas guratan kekecewaan di wajah Raka.

"Lo mau gue ijinan pacaran?" Raka meminum segelas susu putihnya.

Vania mengangguk-angguk dengan mulut penuh roti.

"Ada syaratnya."

Vania menelan habis roti di dalam mulut. "Apa?"

"Pacaran yang sehat."

"Maksutnya?"

"Jangan nglakuin yang aneh-aneh, jangan berduan di tempat sepi, jangan peluk-pelukan. Intinya jangan mesum!"

"Iya janji, enggak akan begituan."

Vania mengerling. "Tapi... ciuman boleh kan?"

"PUTUS SEKARANG!"

Vania terpelonjak. "Ih Vania becanda tau Kak hehehe...!"

"Gue nggak percaya lo bisa nepatin." Raka mengelus elus dagunya yang mulus tanpa jenggot. "Mendingan lo putus aja dech!"

Vania tersedak nasi goreng kemudian mengambil minum. "Vania bisa kok nepatin syaratnya."

"Nggak percaya gue."

"Kenapa?"

"Semalem aja lo deket-deket sama dia. Sampai mau nyosor gitu."

Vania nyengir, "Hehehe... khilap."

"Ada gue aja khilap, apalagi kalau nggak ada gue."

"Vania janji bakalan pacaran sehat." Vania mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk 'V'

Pembantunya menghampiri meja makan. "Diluar ada nyariin Non."

Vania mengernyit. "Siapa Bik?"

"Kurang tau namanya, cowok, pakek motor ninja hitam."

Vania tersenyum lantas segera bangkit untuk menemui dia. Raka mengikutinya di belakang. Mata Vania mengerjap-ngerjap tidak percaya. "Reynan?!" Vania berlari menghampiri Reynan yang masih duduk di atas motor.

Raka terkekeh dan memandang Reynan tanpa ekspresi. Reynan mengangkat sebelah alisnya kemudian turun dari atas motor seraya meyugar rambut ke belakang.

"Gue to the point aja, jangan sampai lo nglakuin hal aneh-aneh sama adek gue, jangan nafsu."

Vania mencebikan bibir. Kata-kata Raka itu sarat akan ancaman, lagipula apa yang akan Reynan lakukan pada Vania? Lebay!

"Gue nggak nafsu sama adek lo."

Vania membulatkan mata mendengar jawaban Reynan yang seperti itu.

"Oke, gue percaya sama lo."

Vania masuk lagi ke ruang makan untuk mengambil tas.

"Berangkat dulu Kak!"

Reynan sudah duduk di atas motor lantas menghidupkan mesin motor saat Vania telah menyalami kakaknya.

"Cowok lo sikapnya emang asli dingin gitu?" Raka menatap Reynan. "Lo yakin pacaran sama dia?"

Vania mengangguk-angguk. "Vania udah terlanjur suka."

Vania berjalan mendekati Reynan. Reynan memberikan helm pada Vania. Vania yang sudah memakai helm kemudian naik di boncengan motor Reynan.

"Gue megang pinggang lo biar nggak jatoh ya Rey?" Vania melingkarkan tangan di perut Reynan. Terlihat kentara sekali kalau Reynan menegang dengan perlakuan Vania yang tiba-tiba seperti itu.

"Jangan pelukan!" Tegas Raka.

Vania nyengir menatap sang kakak yang sudah mengeraskan rahang. "Kalau nggak gini ntar Vania jatoh Kak."

TIN

Reynan mengendarai motor meninggalkan pelataran kediaman Aldama. Di perjalan Vania tidak henti-hentinya menceritakan kekesalannya terhadap sikap kakaknya yang menurutnya itu sangat berlebihan sekali. Namun Reynan hanya diam. Tapi itu bukan masalah besar bagi Vania. Sebuah kebahagian tersendiri Reynan menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama mengingat sikap Reynan yang selalu cuek dan dingin. Namun siapa sangka Reynan ternyata diam-diam adalah sosok yang peduli.

"Pacar, kok hari ini kamu beda?"

"Apanya?"

"Kenapa kamu jemput aku?"

"Disuruh."

Kalau saja Raka semalam tidak menelpon meminta mengantar Vania sekolah, Reynan tidak akan mau. Jangan lupakan juga bagaimana Raka berusaha membujuk saat Reynan menolak dengan berbagai macam alibinya. Namun pada akhirnya Reynan lah yang menyerah.

"Gue manggilnya aku-kamu gitu ya?"

"Serah."

"Tau nggak kenapa aku manggilnya aku-kamu gitu?"

"Nggak peduli."

"Biar romantis tau..." Vania tersenyum sumringah.

Dari balik kaca spion motor Reynan dapat melihat bagaimana kecerian Vania hanya dengan perlakuan kecil darinya, membuat Reynan semakin bimbang antara memutuskan atau melanjutkan hubungannya. Gadis itu bahkan tidak mempermasalahkan keterpaksaannya. Bagi Vania persetan dengan itu semua yang terpenting Reynan sudah ada disampingnya dia sudah bahagia. Baik Reynan maupun Raka mereka sama-sama mengingingkan yang terbaik untuk adiknya, mereka sama-sama tidak ingin adiknya terluka.

Motor yang dikendarai Reynan melewati gerbang sekolah dan langsung menuju area parkiran. Reynan meminta Vania turun di depan area parkir, sementara dia memarkirkan motornya.

---000---

Putus?

Pertahankan?


CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang