Memory.

2.6K 207 3
                                    

Sophia masuk ke kantor pusat Kepolisian Akita dengan tergesa-gesa. Dengan mengenggam bukti ditangan, ia menghampiri petugas piket yang berjaga.

"Ada urusan apa, nona?" Tanya salah satu dari mereka.

"Saya perlu bertemu dengan Homuro Izanagi-san sekarang." Tuturnya tergesa. Nafasnya nampak masih agak pendek akibat berlari cukup jauh.

"Maaf, saya khawatir Homuro-sama tidak bisa. Ia sedang rapat dengan beberapa petinggi kepolisian." Jawab petugas itu setelah mengecek komputer.

Sophia menggeram, kemudian mengeluarkan sebuah kartu pengenal pemberian Homuro tempo hari, setengah menggebrak meja ketika menaruh kartu di meja piket.

"Saya Masayoshi Sophia, pengawas sekaligus detektif yang dipilih Homuro-san untuk menangani kasus hilangnya Manatsuto Nakazae dari Yosen. Dan saya perlu melaporkan hasil penyelidikan ini segera."

Kedua petugas yang berada di sana saling berpandangan. Kemudian menerima kartu itu.

"Kami akan coba meminta izin. Selama itu, tolong tunggu sebentar."

Terlihat jelas gadis itu ingin protes, namun ia memutuskan untuk mengikuti permintaan petugas setempat saja.

Tak lama, sebuah tepukan membuat refleknya berfungsi. Memutar tubuh dan melayangkan tinjuan yang tertahan, ia menemukan pemuda berkacamata yang dikenalnya.

"Mizutani-san?" Gadis itu menarik tangannya dan mengendurkan kuda-kuda.

"Reflek yang bagus, Masayoshi-san." Mizutani berkomentar dengan cengiran lebar.

Sophia memutar mata.

"Terima kasih banyak. Tapi apa yang kau lakukan di Akita?" Tanya Sophia.

"Menemui Matsumoto-san. Katanya ia ada pertemuan disini, jadi aku datang menyusul." Komentarnya menaruh bokongnya di kursi terdekat.

"Kau menemukan sesuatu?" Tanya Sophia.

Mizutani menggeleng kemudian menarik napas panjang.

"Semua bukti yang kutemukan mengarah kepada seorang gadis tak dikenal. Ia beberapa kali mengirim surat kepada Yuuya." Komentarnya merogoh kantong.

Sophia membeku. Perkiraannya benar ternyata, meski masih ada kemungkinan berbeda pengirim.

"Apa ada namanya?"

Mizutani memasang pose berpikir.

"Surat surat awal memiliki nama, tapi ku rasa itu samaran. Sementara yang lebih baru hanya mencantumkan inisial."

'Bingo!' Gadis itu menyerigai. Hanya tinggal satu langkah lagi untuk memastikannya.

"Boleh aku tau nama dan inisialnya?"

"Namanya Kattomura Gurai. Inisialnya N.H."

Mata safir itu berkilat. Buktinya sudah mulai terhubung sedikit demi sedikit.

"Kenapa kau menanyakan hal itu, Masayoshi-san?" Tanya Mizutani.

"Aku baru menemukan beberapa bukti di loker Manatsuto-kun. Surat-surat pribadi yang pengirimnya menggunakan inisial N.H, sama seperti yang kau sebutkan."

Pupil laksana perak itu melebar.

"Hee. Ternyata memang berhubungan ya?" Komentarnya. Nampak ada sedikit ketertarikan di nada bicaranya.

Sophia mengangguk kemudian, ikut menduduki kursi di sebelah Mizutani.

"Tapi kenapa harus seorang gadis? Apa ia hanya sebagai pancingan?" Mata Mizutani menerawang ke langit-langit.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang