Case 2 : Beginning

2K 133 12
                                    

Selepas Mizutani menculik sang Masayoshi beberapa saat lalu, mereka langsung melesat ke kantor kepolisian Tokyo.

Si pemuda nampaknya tak sadar bahwa ia masih menggandeng tangan si gadis, memperoleh berbagai pandangan dari orang sekitar mereka.

"Uah manisnyaa!"

"Mereka... berpacaran ya?"

"Aku juga mau seperti itu!"

"Dasar anak muda zaman sekarang..."

Alis sang Masayoshi berkedut, merasa dé javù sesaat dan menghembuskan nafas berat.

"Kau sudah bisa melepaskan tanganku, Mizutani-san. Kita jadi bahan tontonan."

Si pemuda tersentak dan melihat sekitar, lalu melepaskan cengiran sebagai jawaban.

"Oh, sorry."

Sophia hanya bisa menghela nafas ketika Mizutani menyeretnya ke kantor kepolisian Tokyo. Dirinya memang sudah punya firasat sebenarnya, tapi tetap saja rasanya agak menjengkelkan dijemput paksa seperti ini.

"Ada apa sebenarnya?"

"Entahlah. Aku juga belum mendapat penjelasan lebih lanjut dari Kinoyaga-san. Ia hanya bilang padaku untuk menjemputmu karena Homuro-san bilang kau tidak mengangkat telepon darinya."

"Huh?"

Si gadis kemudian mengecek ponselnya, mendapati simbol mode hening yang terpampang. Sophia menepuk jidat secara mental dan diam diam merutuki sang kapten. Kalau bukan karena ringtone laknat itu, ia takkan mematikan suara teleponnya karena takut kalau sang kapten menelpon di tengah pertandingan.

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke kantor pusat kepolisian Tokyo. Keduanya menunjukkan tanda pengenal pemberian kedua ketua kepolisian kemarin, lalu masuk.

Ketika Mizutani menapakkan satu kaki ke dalam ruangan, lusinan kepala menoleh kearah mereka dengan tatapan lega, menyadari hal itu, Mizutani menaikkan alis.

"Takao-san, Masayoshi-san. Akhirnya kalian datang."

Kinoyaga berdiri dari kursinya, Homuro pun juga melakukain hal yang sama. Sekilas matanya bertemu dengan Mizutani, membuat si mata elang dapat membaca kegelisahannya segera.

"Ada masalah apa?"

"Kita dapat surat yang kurang mengenakkan."

"Surat?"

"Bacalah ini."

Kedua agen muda itu bertukar pandang sejenak, kemudian secarik surat buram khas dari mesin fax berpindah tangan segera.

Kedua agen muda itu bertukar pandang sejenak, kemudian secarik surat buram khas dari mesin fax berpindah tangan segera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alis Sophia bertaut, sementara Mizutani masih memandangi surat tersebut dengan mata menyipit curiga.

"Ini bukan dari Diamond Eagle. Aku yakin soal itu." Mizutani membuka suara pertama dengan wajah serius.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Where stories live. Discover now