2

21.6K 1.9K 199
                                    

_______________________________

_______________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

C A N ' T S T O P I T
<><>


Basecamp kedua mereka berlima setelah bangku bawah pohon adalah rumah Rena. Meskipun tak setiap hari, mereka sering berkumpul di rumah Rena setelah pulang sekolah. Sebab di antara mereka berlima, tak ada yang rumahnya lebih sepi daripada rumah Rena.

Setiap hari, Ayah Rena berangkat kerja jam tujuh pagi dan pulang jam sembilan malam. Lalu kakak laki-laki satu-satunya kuliah di Malang. Sedangkan Ibunya... sudah meninggal sejak Rena masih berusia tujuh tahun. Hanya ada satu Bibi pembantu rumah tangga yang menemaninya di rumah setiap hari.

Oleh karena itu, empat cowok-cowok itu selalu datang ke rumah Rena nyaris setiap hari. Untuk menemani Rena. Meskipun tak datang beramai-ramai, paling tidak ada salah satu dari mereka yang datang.

Jarak rumah mereka berlima yang berdekatan juga lah yang mempengaruhi intensitas kedatangan mereka ke rumah Rena. Jika rumah Abi persis berada di sebelah rumah Rena, rumah Jero ada di gang belakang. Sementara rumah Adam dan Dion hanya berbeda blok saja.

"Gila, ada Adidas baru nih!" Seruan Dion itu jadi salam pengganti saat mereka tiba di teras rumah Rena.

"Udah lama, Ndut!" balas Rena sambil menepuk perut buncit Dion dan mendorong pintu rumah.

"Kok gue baru liat sih?" Dion mendekati rak sepatu.

"Kardusnya doang, baru gue keluarin dari kamar."

"Yaelah kirain baru." Dion pun ikut masuk ke rumah dengan wajah setengah kesal. Soalnya dia ini emang maniak sepatu. Sepatunya berjejer di rak kamar, cuma jadi pajangan dan dipakai beberapa kali aja. Karena percuma, peraturan sekolah nggak memperbolehkan murid memakai sepatu selain warna hitam.

Saat Jero berjongkok di depan TV sambil menekan tombol power PS4 milik kakak Rena, Dion langsung menguasai sofa dan berbaring sambil menepuk-nepuk perutnya. "Kok laper ya," ujarnya.

"Aduh, Tong, baru juga makan di sekolah tadi," sahut Jero sambil berdiri membawa stik PS. "Aduh lagi deh, duduk di mana dong nih gue, Gentong?!" keluhnya lagi mengarah pada tubuh besar Dion.

"Lesehan," jawab Dion dengan mata terpejam.

"Ah, elah! Kalo mau tidur di kamar Rena sana!"

"Kan ada Adam."

Jero merutuk. Mengalah, dia pun akhirnya duduk di atas karpet dan mulai memainkan Final Fantasy XV.

Sementara di lantai atas, Rena dan Adam sedang adu mulut tentang siapa duluan yang masuk kamar Rena.

"Gue mau ganti baju dulu bentar!" seru Rena.

"Gue juga mau tiduran dulu bentar!" balas Adam.

"Tiduran kan bisa di bawah dulu!"

RenjanaWhere stories live. Discover now