Apa aku harus pergi dulu agar kamu tahu makna hadirku? Padahal sudah kuberi tanda, tapi kamu seolah tutup mata.
••••
Copyright April 2017 by Inesia Pratiwi
____________________________ W H A T ' S W R O N G W I T H D I O N ?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
<><>
Rena dan Adam tidak benar-benar bolos, baru beberapa kilo dari rumah, Adam ingat bahwa hari ini kelasnya ada pengambilan nilai olahraga. Kalau sampai tidak hadir tanpa alasan, bisa digantung hidup-hidup oleh guru olahraganya yang kelewat killer.
Maka dengan langkah gontai, keduanya berjalan dari parkiran menuju kelas masing-masing. Ketika mereka berjalan bersama, satu sama lain masih ada yang belum sadar bahwa mereka menjadi pusat perhatian sejak di parkiran. Baru ketika memasuki koridor, Rena sadar kalau dirinya sedari tadi diperhatikan oleh murid lain.
Hal ini tidak pernah terjadi, biasanya cuma Adam yang diperhatikan dan disapa, hari ini dirinya juga ikut mendapatkan hal yang sama. Apalagi dari cowok-cowok.
"Lo sadar gak, sih? Kita daritadi diliatin," bisik Rena pada Adam.
"Gue mah tiap hari juga diliatin," jawab Adam belagu, sambil membalas senyum cewek-cewek.
"Najis banget hidup gue bisa ketemu sama lo."
"Ay, liat arah jam 12. Ngapain si Tomas senyum-senyum ke lo?"
Rena mengikuti petunjuk Adam, ia pun menemukan laki-laki hits di sekolah saingan Adam yang sedang berjalan ke arahnya sambil senyum-senyum.
"Tommy maksud lo?" klarifikasi Rena.
"Iya, si Tom and Jerry."
"Bener kan gue bilang, anak-anak tuh pada lagi ngeliatin kita terus hari ini."
Semakin Tommy mendekat ke arah mereka, semakin Adam memasang ancang-ancang. Terakhir kali, ia harus masuk ke ruang BK gara-gara Tommy menyelengkat kakinya di lapangan basket dan berakhir dengan perkelahian. Sebelumnya, Adam juga masuk UKS gara-gara diserang bola basket mendadak oleh Tommy yang kepanasan melihat pacarnya mengobrol dengan Adam di pinggir lapangan. Terus akhirnya mereka putus.
Sekarang, setiap hendak berpapasan dengan Tommy, Adam memilih untuk mengambil jalan lain daripada cewek seisi sekolah heboh mengkhawatirkannya lagi seperti waktu terakhir.
"Hai, Ren."
Kini, Tommy sudah berdiri di depan Rena, membuat keduanya terpaksa ikut menghentikan langkah. Yang tadinya mereka berdua sedang jadi pusat perhatian, sekarang jadi semakin membuat warga sekolah menjadikan mereka bertiga tontonan pagi di tengah koridor sekolah.
"Kenapa, Tom?" tanya Rena langsung, tanpa basa-basi, juga tanpa senyum.
"Gapapa, cuma mau ngucapin selamat aja. Gue tadi baca artikel tentang kalian."
Rena dan Adam sama-sama mengernyit. "Artikel apaan?"
"Tanggal debut kalian udah dirilis. Akhir bulan ini, kan?"
