22

5.7K 807 87
                                    

___________________________
O N F I R E

___________________________O N   F I R E

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<><>

Sampai sekarang Rena terus memikirkan dugaannya kemarin. Begitu sampai di rumah, Rena langsung merangkai ingatannya dari ia kecil hingga sekarang, dari pertemuan pertamanya dengan Adam hingga sekarang. Dari setiap tindakan, perlakuan dan perkataan yang Adam lakukan padanya dikaitkan dengan dugaannya, guna menemukan jawaban apakah benar Adam mungkin mencintainya.

"Kalo diinget-inget, dia belom pernah pacaran sama siapapun," gumam Rena tiduran di atas kasur menunggu maskernya mengering.

"Tapi gak mungkin, kalo emang dia suka sama gue, kenapa gak bilang aja? Dia kan anaknya blak-blakan," gumamnya lagi. "Mungkin karna dia tau gue suka sama Abi makanya dia diem aja kali ya? Iya mungkin."

"Ah, tapi masa iya sih sekelas Adam yang fansnya sepuluh juta jiwa malah suka sama gue? Kalo gue tanya langsung ke dia trus ternyata gue salah, pasti dia bakal ngetawain abis-abisan gara-gara gue ke-GR-an gini. Ahhhhhhhh! Kenapa sih mesti ada pikiran kayak gini?!"

Waktu Rena mengacak-acak seprai dengan kaki dan tangannya, cowok yang wajahnya sedang kebingungan memperhatikan Rena berdiri di pintu kamarnya.

"Ngapain lo?"

Kaget, Rena jadi salah tingkah dan pura-pura tak terjadi apa-apa. Bibirnya dikunci kembali dengan alibi agar maskernya tidak retak.

"Gila lu ya?"

Dihina begitu, Rena tak jadi mengunci bibirnya. Matanya membulat marah dan maskernya pun sudah dilupakannya.

"Lo bilang gue gila? Lo yang gila!!!!!!" Cewek itu kemudian bangkit dari kasurnya dan bersiap menyerang lawan bicaranya. "Ngapain lo setuju papa nikah sama si emaknya medusa? Lo gila ya? Lo kan tau gimana nasib kita kalo mereka jadi nikah. Lo sih mending udah ada di Malang, gak bakal diusik lagi. Lah gue... bakal didepak ke luar negeri. Lo gak mikirin nasib gue ya?! Gila lo!"

Sam –kakak Rena yang pulang pekan lalu– mulai maju selangkah perlahan. "Santai, Bos, santai..."

"Santai biji lu!" Bantal kasurnya dilempar ke wajah Sam. "Gue gak bakalan sudi pokoknya papa nikah lagi sama emak-emak itu!"

Berhasil menyingkir dari lemparan bantal, Sam pun berdiri di depan Rena sambil tolak pinggang. "Anggun dikit kek jadi cewek! Gue tuh udah punya rencana sama Adam soal pernikahan papa."

"Rencana?"

"Udah, pokoknya lo tinggal ikutin aja. Even mereka akhirnya berhasil nikah, gue jamin lo gak bakal dilempar ke luar negeri."

"Gimana lo bisa seyakin itu?"

"Tenang aja udah... justru gue yang bakal bikin si Ilana yang sekolah di luar negeri."

"Sumpah? Caranya?"

Sam menyentil kening adik satu-satunya. "Duduk manis aja dibilang!" Cowok 21 tahun itu lalu menjatuhkan diri ke atas kasur Rena, terlentang dengan tangan kanan menyanggah kepala. "Lo tadi lagi ngapain, sih? Ngoceh sendiri, grasak-grusuk sendiri."

RenjanaWhere stories live. Discover now