25

5.6K 828 54
                                    

___________________________
W E   C A L L E D   I  T   R E N J A N A

___________________________W E   C A L L E D   I  T   R E N J A N A

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<><>

Sayangnya, Rena tidak bisa langsung berlari ke rumah Abi setelah membaca pesan itu. Di rumah Dion, ia harus tetap menjaga ibunya agar wanita yang sudah amat sangat terlihat depresi itu tidak melakukan hal-hal buruk di luar keinginan. Makanya, dengan harap-harap cemas, ia cuma bisa menunggu pesan-pesan yang muncul di grup itu.

Sementara Adam dan Jero, langsung memasang helm ke kepala dan memacu motor menuju rumah Abi. Di jarak sedekat itu, bisa-bisanya mereka tidak menyadari kehadiran Dion di sana?

Bodohnya....

"Kenapa juga dia harus kabur ke rumah Abi?!" seru Jero, sama kesalnya.

"Goblok, kenapa juga tadi gue ogah ngeliat ke rumah itu?!" balas Adam menyesali diri sendiri.

"Dan tololnya, di sekolah tadi kenapa dia gak langsung bilang ke gue?!"

"Begonya gue udah nuduh-nuduh dia sembarangan aja."

"Anjirlah, oon banget tadi gue main langsung pergi gitu aja pas di sekolah."

Masih banyak lagi luapan-luapan kekesalan mereka yang diteriakkan bergantian sepanjang jalan menuju rumah Abi. Sama-sama merasa bersalah, mereka ingin cepat-cepat sampai dan memeluk Dion –mungkin juga memeluk Abi.

Kemudian menonjok diri sendiri.

<><><>

"Lo gila, ya?!"

"Gak lucu, Kentung!!!"

Sesampainya di rumah Abi, mereka berdua langsung menaiki tangga tanpa sempat memberi salam kepada ibunya Abi. Kompak mereka memeluk Dion sembari terus memaki dan menyumpahi Dion dengan segala kekesalan. Hal tersebut adalah sebuah pengganti tangisan bagi anak laki-laki. Mereka mencela dan memukul untuk meringankan perasaan.

Memandangi mereka bertiga, Abi yang hanya berdiri mematung akhirnya memutuskan untuk mengangkat kaki dan pergi dari lingkaran itu. Namun, tiba-tiba tangannya ditarik hingga tubuhnya ikut merapat dengan ketiga cowok itu.

Bahu kanan dan kirinya dirangkul oleh dua tangan milik Adam dan Jero. Mengelilingi tubuh Dion yang saat ini sedang melimpahkan airmatanya keras-keras –hal yang sedari semalam ingin dilakukannya.

Membiarkan Dion menangis sejenak, mereka bertiga hanya diam sambil saling peluk. Di balik bahu Dion, kepala Adam dan Jero menyembul sehingga keduanya bisa bertatapan langsung dengan wajah Abi yang datar seperti biasa.

Tapi, Adam dan Jero tidak memasang wajah datar. Mereka sama-sama menarik ujung-ujung bibir membentuk senyuman untuk Abi. Tangan mereka yang merangkul Abi, meremas bahunya secara bersamaan.

RenjanaWhere stories live. Discover now