26

6.3K 902 141
                                    

___________________________
Y O U   A R E   M Y   . . . .

<><>

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<><>

Urusan keluarga Dion sudah selesai. Ibunya sudah melayangkan gugatan cerai ke pengadilan dan segera diproses secepatnya. Menggandeng pengacara elit, Dion yakin ibunya akan menang atas hak asuh anak, kemudian melihat ayahnya jatuh pelan-pelan.

Sekarang, giliran keluarga Rena yang kembali didatangi malapetaka.

Ilana lagi-lagi datang. Memamerkan wajah dan senyum menjijikan di ruang tamu rumah Rena. Sampai-sampai membuat Rena mengurungkan niat untuk makan, cewek itu balik badan dan naik lagi ke kamarnya. Namun, papanya memanggil berkali-kali. Mau tidak mau, Rena pun berhenti di anak tangga ke delapan.

"Makan dulu, sama Ilana nih," kata papanya.

Malas memutar kepala, Rena menjawab asal-asalan. "Udah kenyang liat muka-nya."

"Rena!" tegur papanya dari bawah. "Udah, Ilana, kamu ke atas aja ngobrol sama Rena."

Mendengar itu membuat Rena langsung memutar badannya cepat. "Papa!" gantian ia menegur papanya. "Aku mau makan! Gak usah ke atas, gak usah!" Buru-buru, ia menuruni anak tangga menuju meja makan.

Beberapa kotak makanan sudah tersaji di meja makan, bisa ditebak kalau ini adalah masakan yang dibawa ibunya Ilana. Karena tidak mau keracunan sendirian, Rena pun memanggil kakaknya.

"Kak Sam! Makan!" teriaknya, tapi tak ada sahutan dari Sam.

"Kak Sammmm!!!!!" kali ini suaranya lebih kencang, menggema ke seluruh rumah. Ilana dan ibunya bahkan sampai meringis dan menutup telinga.

"Berisik!!" balasan kecil terdengar dari dalam kamar Sam.

"Makannnn!!!! Buruan!!!!" makin kencang teriakkan Rena, papanya pun menegurnya lagi. Tapi untungnya, sebelum papanya memulai omelan, Sam sudah keluar dari kamar dengan penampilan acak-acakan baru bangun tidur.

"Berisik banget astaga, Rena!" oceh Sam sambil menuruni tangga. Tangan kirinya menggaruk-garuk kepala.

Sampai di meja makan, Rena baru menjawab Sam. "Gue gak mau keracunan sendirian."

"Rena, bener-bener, ya!" Lagi, papanya menegur di ruang tamu. Sedangkan ibunya Ilana hanya tersenyum pahit.

Rena tak mendengarkan, ia santai menyendokkan nasi ke piringnya disusul dengan Sam. Di depan mereka, dengan gerakan malu-malu yang sungkan, Ilana mengambil nasi dan lauk sok manis. Semakin membuat Rena tak berselera untuk makan.

Selagi ketiganya makan, tak ada suara yang keluar dari satu orangpun. Baik Rena maupun Sam seolah tak menganggap kehadiran Ilana di meja itu. Padahal, beberapa kali Ilana mencoba untuk membuka mulutnya tetapi tak jadi ia lakukan.

RenjanaWhere stories live. Discover now