Go Home Whit Devan

3.3K 199 6
                                    

Bab 4

"YES..YEAH," pekik Aileen yang langsung membuat seisi kelas menoleh kepadanya tidak terkecuali Cakra yang tadinya sibuk dengan dunia mimpinya langsung melongo ketika mendengar suara mengelegar dari gadis penyuka Fisika itu.

"Apa-apaan sih lo,leen. Kesambet?" ucap Alika yang juga terkejut mendengar pekikan Aileen.

"Ups, sorry, gue nggak sengaja. Terlalu senang tadi," ucap Aileen ketika menyadari semua mata tertuju padanya.

"Fisika lagi?" tanya seseorang yang duduk tak jauh dari bangku Aileen yang bernama Genta. Dan langsung di balas anggukan oleh Aileen. "Nggak capek yah lo sama tuh soal gila?" tanya genta sambil memutar bola mata jengah.

"Suka-suka gue dong. Masalah buat lo?" ucap Aileen sambil menjulurkan lidahnya kearah pria yang bernama Genta. Sementara Cakra yang melihat tingkah Aileen langsung mendengus pelan,"Dasar anak kecil." Guman Cakra kemudian kembali tertidur dalam lipatan tangannya.

"Whatever you say,Aileen." Ucap Genta sambil tersenyum miring. Genta tahu kelemahan Aileen, Aileen memang tidak mau kalah tapi jika ia berdebat menggunakan bhs. Inggris maka Aileen akan diam. Mendengar ucapan Genta, Aileen kemudian terdiam dan menghiraukan Genta yang sudah tertawa melihatnnya.

"Alika?" panggil Aileen kepada gadis yang sedang sibuk mencatat PR biologi miliknya. "Hm." Ucap Alika. "Lo punya teman yang bisa ngajarin gue bhs.inggris?" tanya Aileen takut-takut. Seketika mata Alika langsung mendongkak," Akhirnya lo mau juga belajar bhs.inggris,leen." Ucap Alika

"Nggak jadi deh," kata Aileen langsung menoleh kelain arah dari Alika. Kening Alika mengerut,"Why?" tanya Alika. Namun tidak ada jawaban dari Aileen, gadis itu menghiraukan Alika dan terfokus kearah jendela menatap dunia luar dari sana.

"Leen, apaan sih lo," umpat Alika kemudian melanjutkan kegiatannya semula yaitu mencontek PR biologi milik Aileen.

"Ka, gue keluar dulu yah, mau ikut nggak?" tanya Aileen sambil menoleh menatap Alika namun gadis itu langsung mengeleng dan seketika Aileen pergi dari kelas. "Padahal jam istirahat hampir habis kenapa dia keluar? Aneh." Guman Alika menatap punggung Aileen yang kemudian menghilang dari ambang pintu.

Mata Aileen tadi menangkap sosok pria yang ditemuinya di kantin bersama Alika, yang notebane-nya adalah sepupu Alika,yah siapa lagi kalau bukan Devan. Pria itu sedang duduk di pinggir lapangan basket,memandangi siswa lain yang sedang bermain basket.

Aneh kenapa pria itu tidak bermain juga padahal baju yang ia kenakan sama dengan baju siswa yang sedang bermain basket. Aneh bukan? Mungkin pria itu sudah lelah dan ingin beristirahat, itu mungkin saja batin Aileen.

Entah apa yang terjadi padanya, ia ingin menghampiri pria itu padahal pria itu baru berkenalan dengannya beberapa hari yang lalu. Tapi setelah mengingat jika Devan juga menyukai Fisika, Aileen semakin ingin berjalan menghampiri Devan. Mungkin Devan bisa berbagi cerita dengannya.

"Dev?" panggil Aileen dengan nada takut-takut. Pria yang dipanggil langsung menoleh dan terkejut mendapati Aileen sedang berdiri di sampingnya dengan wajah yang disembunyikan.

"Eh? Aileen. Kenapa?" tanya Devan kepada Aileen yang langsung dijawab gelengan kepala oleh gadis itu. Seketika Devan mengerutkan keningnya, terheran dengan sikap Aileen. "Lalu?" tanya Devan lagi.

"Hemm, gue boleh duduk disini,nggak?" tanya Aileen sambil menunjuk bangku kosong di samping Devan dan langsung dijawab anggukan kepala oleh Devan. Aileen langsung duduk disana sambil menatap para pria yang sedang bermain basket dengan sangat seru terlihat dari wajah bersemangat yang ditunjukkan mereka.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now