Untuk Aileen

2.3K 152 6
                                    

Bab 8

Sendari tadi Aileen terus menguap menatap beberapa temannya yang sedang mengoceh menggunakan bahasa yang di benci Aileen. Yah, sekarang sedang ada presentasi Bhs.Inggris. Aileen benar-benar kesal, ia tidak tahu harus mengatakan apa padahal ia sangat suka jika sedang di adakan debat seperti ini.

"Eh materi presentasi kita udah jadi belum?" tanya Dina yang duduk di sebelah Aileen.

"Leen udah jadi belum?" tanya Tasyah sambil menatap Aileen. "La lo nanya ke gue, ngerti aja gue nggak apalagi buat materi gitu, lo pada kan tau kalau gue bego dalam bhs.inggris." kata Aileen

Tasya dan Din langsung menepuk pelan jidatnya. Menyadari kebodohanya menanyakan hal itu kepada gadis penyuka Fisika ini tapi benci dengan Bhs.Inggris.

"Seandainya aja gue satu kelompok denganAlika, mungkin gue nggak akan sepanik ini. Kan lumayan kan ada translate gratis tanpa pake kuota." Guman Aileen dalam hati sambil menatap punggung Alika.

"Oke See you next time,"

"Ha? Udah selesai?" tanya Aileen sambil menganggkat kepalanya menatap Alika yang berjalan dan duduk di sampingnya.

"Dari tadi neng, makanya jangan molor mulu. Gimana kalo pak Zahril liat lo, mau di hukum lo,huh?" kata Alika namun tidak ada tanggapan oleh Aileen.

"Lo mau ke kantin?" tanya Alika dan langsung di balas gelengan kepala oleh Aileen."Nggak gue mau tidur, lo beliin aja gue seperti biasa." Kata Aileen.

"Ogah, kalo lo nggak ke kantin, gue nggak bakal bawain lo makan ke sini," tolak Alika. Aileen langsung menatap tidak parcaya pada gadis kuncir kuda ini. Bisa-bisanya gadis ini menolak permintaannya padahal dia sudah sangat tahu jika kondisi dirinya sedang tidak baik gara-gara tidur terlalu larut.

"Wah jahat banget sih lo,ka. Lo mau maag gue kambuh,huh?" ucap Aileen

"Salah lo sendiri nggak mau makan, sekarang lo harus ikut gue ke kantin. Nggak ada penolakan." Kata Alika menarik lengan Aileen dengan paksa menuju kantin.

Aileen dan Alika yang tengah asik menyantap makan mereka masing-masing langsung terhenti ketika seseorang dengan seenakanya duduk di hadapan mereka tanpa mengatakan 'permisi' atau hal semacamnya.

Alika langsung memutar bola matanya malas ketika mengetahui siapa orang itu. Sementara orang itu hanya memperlihatkan senyum tiga jarinya ke arah Alika yang langsung membuat Alika tanpa kesal hendak ingin menendang orang itu pergi jauh dari hadapannya, tapi ia tahu itu tidak bisa.

Sementara Aileen, awalnya memberhentika kegiatannya kini kembali melanjutkannya. Ia sama sekali tidak peduli. Yang ada di pikiran Aileen sekarang hanya secepatnya pergi dari sini dan membuka buku kesayangannya dan terhanyut di dalamnya.

"Leen?" panggil Devan. Gadis yang merasa terpanggil langsung berguman tanpa menoleh. "Lo mau ikut nggak sama gue?" tanya Devan lagi. Kali ini Aileen merasa harus menoleh,"Kemana?" tanya Aileen sambil mengerutkan keningnya.

"Temenin gue main basket, kan lo suka main basket." Ucap Devan dengan mata menatap ke arah Aileen berharap gadis itu menyetujui permintaannya.

"Gue bakalan ikut kalau lo mau ajarin gue main basket juga bukan hanya jadi penonton," ucap Aileen asal. "Oke. Nanti gue jemput lo, " ucap Devan kemudian pergi begitu saja. sementara Aileen masih shok, awalnya ia mengatakan hal itu agar Devan tidak jadi mengajaknya karena ia tidak bisa mengabaikan Devan yang begitu baik kepadanya kemarin. Tapi lihat sekarang, Devan bahkan sangat bersemangat ketika mendengar jawaban darinya. Dan sekarang Aileen hanya bisa pasrah, dan menerima ajak Devan, walaupun sebenarnya ia ingin berlama-lama berbaring di kasurnya karena tadi malam tidurnya tidak cukup gara-gara kakaknya selalu menganggunya.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang