Lebih Dekat

1.7K 120 11
                                    

Bab 16

Dingin. Cocok untuk mendeskripsikan suasana sekarang, gadis berambut panjang dengan gelombang dibagian ujungnya, gadis ini kemudian menggosokkan kedua telapak tangannya untuk menghangatkan kedua tangannya yang seakan membeku. Matanya kemudian beralih menatap seorang pria yang duduk bersandar sambil menyeruput secangkir kapucinonya dengan mata yang menatap keluar.

"Kak? Lo enggak mau makan?" tanya Vanila menatap pria tampan di hadapanya.

Cakra menggeleng. Vanilla menghela nafas jengah,

"Lo enggak mau ngomong sesuatu kek, suasananya disini enggak asik banget, percuma jalan sama cowok ganteng," celoteh Vanilla sementara Cakra masih diam tanpa menatap Vanilla yang sudah gemas sendiri dibuatnya.

"Woi kak liat noh mereka pada asik ngobrol lah kita Cuma diem kayak gini, kayak orang lagi marahan, ngomong kek, kalau kayak gini lebih baik gue nge-date sama abang Naruto," kata Vanilla lagi dan lagi-lagi Cakra masih diam tanpa bergeming.

Hingga bola mata hitam milik Cakra menangkap seorang gadis yang berlari kecil ke arahnya dengan tas sebagai payung padahal percuma karena mau bagaimanapun tubuhnya tetap terkena hujan. Tanpa sadar Cakra berguman sendiri. "Bego."

"Apa kak? Lo ngatain gue bego? Otak udah segede ingin lo masih ngatain gue bego, wah ngajak berantem lo kak," kata Vanilla dan Cakra langsung menoleh kemudian menggeleng.

"Lalu apa tadi?" sebenarnya Vanilla hanya pura-pura menanggapi ucapan Cakra tadi agar pria itu bisa berbicara bukanya diam terus. Vanilla sendiri tidak masalah di bilangin 'bego' oleh Cakra karena ia tahu arti yang sesungguhnya itu berbeda.

Lagi-lagi Cakra menggeleng," Lo pesen makan sana, sekalian gue juga." Kata Cakra

Itu kata terpanjang yang pernah keluar dari mulut Cakra selama mereka berada di kafe ini, sementara Vanilla mungkin sudah berbusa mulutnya berbica untuk menghidupkan suasana tetapi yang Cakra jawab hanya gelengan kepala dan tiga huruf itu, iya, hem, dan ngk.

Hingga terdengar suara lonceng yang indentik dengan seseorang yang membuka pintu, sekilas Cakra menoleh kemudian kembali ke posisinya. Sementara Aileen sudah menerawang setiap sudut cafe ini mencari tempat yang kosong dan benar ia menemukannya, tanpa pikir panjang lagi Aileen langsung melangkah menuju meja tujuannya.

Tiba-tiba Aileen menabrak seseorang hingga ponsel yang berada di dalam genggamannya terjatuh,"Astaga maafin gue," kata Aileen langsung memungut ponsel itu dan memberikannya kepada sang pemilik.

"Hapenya enggak lecet kok, sekali lagi maaf yah, gue enggak sengaja," kata Aileen dan gadis itu mengangguk sambil tersenyum. Sejenak Aileen kagum dengan wajah cantik gadis ini apalagi dengan senyuman manis miliknya. Sangat cantik.

"Iya gue maafin, lagian gue juga jalan enggak hati-hati." Katanya dan Aileen hanya tersenyum kemudian berpamitan untuk ke meja tujuannya begitupun gadis itu.

Sementara Cakra masih menatap keluar, padahal samar-samar ia melihat kejadian itu melalui pantulan kaca di hadapannya, sekilas Cakra tersenyum tipis kemudian kembali memasang wajah datarnya.

Aileen langsung memesan makanan yang cukup untuk mengisi perutnya yang sudah benar-benar kosong juga menghangatkan tubuhnya. Tidak lama kemudian seorang pelayan membawa nampan yang berisi pesanan Aileen. Tanpa menunggu lama lagi Aileen langsung menyantap makanan itu.

"Sialan si Alika, gue suruh nunggu malah ninggalin," guman Aileen di sela-sela makannya. Yah, tadi Aileen pergi bersama Alika untuk berjalan-jalan sebentar tapi saat Aileen ingin ke toilet dan meminta Alika menunggunya tapi setelah ia kembali gadis itu sudah menghilang entah kemana, Aileen pikir dimakan rumput.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now