Ketika semuanya teringat kembali

3K 176 0
                                    

Bab 7

Mata Alika melotot sempurna ketika melihat gadis yang sendari di ajaknya mengobrol malah tertidur pulas di sampingnya. Alika langsung memukul wajah Aileen dengan bantal yang entah sejak kapan ada di tangannya.

"Gila, lo kenapa mukul gue?" tanya Aileen masih dengan wajah bantalnya. "Bodo." Ucap Alika sambil berjalan meninggalkan Aileen yang melongo menatapnya. "Kenapa lagi sih dia," guman Aileen kemudian kembali tertidur. Namun belum sempat ia kembali ke alam mimpinya suara menggema langsung menusuk indra pendengarannya. "Gila, ada apasih," guman Aileen yang tiba-tiba bangun dan berjalan keluar menusul suara itu.

"Ka gue nggak budeg yah? " kata Aileen sambil mengusap kedua matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk melalui rentinanya.

"Bodo. Lo mau ikut gue atau mau molor di sana? Gue mau keluar bosen di rumah." Ucap Alika. "Bentar gue siap-siap dulu." Ucap Aileen.

Yah, sekarang mereka berdua sedang berada di rumah Alika. Karena hari ini adalah hari libur, Alika sengaja meminta Aileen untuk menginap di rumahnya. Dan sialnya, tadi pagi gadis itu masih saja tidur walaupun Alika sudah beberapa kali mengomelinya.

"Aileen cepat dong, gue tinggalin nih," teriak Alika namun tidak ada jawaban dari gadis itu. Karena kesal, Alika langsung berjalan menaiki tangga dan menemukan gadis itu terbaring di kasur dengan pakaian yang sudah berganti

"Astaga, dasar kebo. Bangun Aileen, lo udah mandi tapi masih ngantuk juga." Celoteh Alika sambil menggoyangkan tubuh Aileen. "Bentar,Ka. Tiga menit aja," ucap Aileen

"Yaudah lo tidur aja sepuasnya gue mau pergi!" kata Alika

"Oke, gue bangun, tapi bentar gue cuci muka dulu,"

***

Mata Aileen seketika bertumpu pada satu objek yang sedang sibuk memilih baju ynag menurutnya bagus. Buliran kristal yang sendari tadi Aileen berusaha agar prosesnya tidak berjalan tetapi Aileen gagal. Buliran kristal yang di buat oleh matanya kini tengah menggenangi matanya. Semakin lama-semakin banyak hingga matanya tidak dapat menampungnya dan buliran itupun keluar.

Aileen langsung mengusap buliran itu, walaupun sebenarnya sia-sia. Semakin ia berusaha menghapus buliran itu, matanya semakin cepat memproses pembuatan kristal itu. Sial.

"Leen? Lo udah selesai?" tanya Alika yang entah sejak kapan berada di samping Aileen. "Leen? Lo nggak papa,kan?" tanya Alika terheran melihat wajah Aileen yang memerah dan bekas air matanya.

"Aileen? Lo nggak papa,kan?" bentak Alika karena gadis itu masih saja tidak mengubrisnya. Alika khawatir seketika, hingga akhirnya ia menampar wajah Aileen. Barulah Aileen terdasar dari dunianya.

"Napa lo nampar gue?" tanya Aileen sedetik setelah merasakan perih di pipi kirinya akibat tamparan Alika. "Lo kenapa,huh? gue dari tadi manggil lo tapi lo kayak orang mati tau nggak. Gue pikir lo udah mati, jadi..jadi...,"

"Jadi lo nampar gue? Lo kira gue mati berdiri,huh?" ketus Aileen.

"Gue nggak tahu harus ngapain jadi gue nampar lo, lo kan tau kalau gue panik yah otak gue juga ikutan panik, dan hasilnya jadi ancur." Ucap Alika sambil menunduk takut.

"Terserah lo, gue mau pergi dulu. Kita ketemu besok aja yah, gue ada urusan mendadak." Ucap Aileen dan berjalan pergi meninggalkan Alika."Eh lo mau kemana?" teriak Alika namun tidak di hiraukan oleh Aileen.

"Gagal deh di traktir-nya." Guman Alika kemudian ikut pergi meninggalkan tempat itu tapi tidak mengikuti Aileen, ia berjalan berlawanan arah dengan Aileen.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora