Mencari Aileen

1.1K 80 6
                                    

Bab 24


"Van? Lo udah siap?" tanya Cakra kepada Vanila yang baru saja keluar dari kamarnya dengan sebuah tas besar bergentung di belakangnya. Sementara Vanessa yang berjalan dari dapur sambil membawa sebuah kotak plastik berwarna merah kearah Vanila.

"Kalian serius akan pergi?" tanya Vanessa kepada Vanila dan Cakra.

"Aku harus menyusulnya,Bun." Kata Cakra dan Vanessa mengangguk paham, kemudian di berikan kotak plastik yang berisi makan yang sempat ia masak untuk kedua anaknya ini. "Ini nggak banyak, sisinya kalian bisa beli." Kata Vanessa sambil menyodorkan kotak bekal itu kepada Vanila.

"Van kalau lo nggak bisa, lo bisa batalin. Biar gue yang pergi," tanya Cakra memastikan, namun Vanilla menggeleng," Gue ikut." Dan setelah itu Cakra mengangguk.

"Astaga, kalian jangan bersikap begitu, ini bukan drama action. Kalian hanya pergi mencari Aileen, bukan mau menangkap penjahat." Kata Vanessa

Vanila terkekeh,"Tuh si Sasuke," kata Vanila.

Cakra mengerutkan keningnya,"Jangan manggil gue dengan nama itu, gue bukan pencinta Naruto yah," kata Cakra kesal.

"Habisanya sikap lo kayak Sasuke, dingin dan cuek."

"Terserah, ayo berangkat." Kata Cakra sambil berpamitan kepada Vanessa di ikuti oleh Vanila.

Cakra dan Vanila akan berangkat ke Jepang menyusul, Aileen. Cakra tahu gadis itu ada disana bersama Clarista. "Ka? Lo yakin Aileen ada di jepang?" tanya Vanila namun Cakar tidak menjawab malah memilih menjalankan mobilnya dan meninggalkan halaman rumah mereka.

"OI gue nanya," kata Vanila lagi.

"Diem," kata Cakra dengan nada seperti biasanya, sementara Vanila hanya bisa menghela nafas frustasi. ia sudah biasa di perlakukan seperti ini oleh manusia es seperti Cakra. Jika Cakra bukan kakaknya mungkin Vanila sudah lama membunuh pria menyebalkan ini walaupun sekalipun Cakra punya wajah yang tampan tapi kalau sikapnya menyebalkan buat apa.

***

Seorang gadis tengah berdiri di hadapan sebuah jendela kecil, rambut yang sudah sejak kemarin tidak di perhatian, di biarkan begitu saja hingga terlihat berantakan – sangat berantakan – mata yang awalnya terlihat berkilauan kini di penuhi genangan air mata, tatapan kosong terus di perlihatkan mata itu.

Sejak tahu fakta yang sebenarnya, Aileen terus di hantui rasa bersalah. Aileen bahkan tidak bisa tidur memikirkannya, hingga membuat matanya berkantong. Ruangan yang awalnya di tutup dengan rapih kini dibiarkan terbuka saja. Clarista sudah tahu, jika Aileen tak akan kabur walaupun ruangan itu terbuka.

"Lo pembunuh,Leen!" ucapan itu langsung membuat Aileen menoleh dan mendapati Clarista tengah berdiri menatap sinis kearahnya. Tak ada perubahan berarti dalam ekpresi wajah Aileen, masih datar seperti sebelumnya.

Mata Aileen kemudian menatap Clarista dengan tatapan kosong yang hampir membuat Clarista takut, "Gue tau," setelah mengatakan hal itu,Aileen kembali ke posisi awalnya. Berdiri menatap keluar dengan tatapan kosong.

"Devan nyarin lo," kata Clarista. Awalnya membuat Aileen terkejut, namun langsung di tepis dan kembali ke ekpresi awal. "Dia siapa?"kata Aileen sambil menoleh kearah Clarista.

Clarista sendiri langsung di buat terkejut, ini benar-benar di luar perkiraannya. Tapi mau bagaimanapun itu bagus untuk Clarista sendiri. "Oh lo lupa? Biar gue kasi tau," kata Clarista

Aileen berusaha menahan air matanya, ia tidak boleh seperti itu. "Dia itu orang yang suka sama lo yang buat kedua orang tua gue KOMA, sampai sekarang." kata Clarista

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now