When He Came Back With Memories Of That

2.2K 135 2
                                    

Bab 9

When He Came Back With Memories Of That.

"Aileen, Where are you going?" pertanyaan itu sontak membuat langkah Aileen terhenti, namun ketika mengetahui sumber pertanyaan itu. Aileen langsung memutar bola malas kemudian melanjutkan langkahnya, menghiraukan orang itu.

Melihat tingkah Aileen, Cakra langsung menarik lengan kanan Aileen," You heve to answer my question, Aileen." Geram Cakra. Namun lagi-lagi gadis itu hanya diam. Melihat sikap Aileen, Cakra menghela nafas frustasi, ia tidak ingin meluapkan amarahnya kepada gadis ini. Entah kenapa itu,

"Why are you in here?" tanya Cakra namun lagi-lagi Aileen tidak menjawab malah menaikkan sebelah alisnya. Oh astaga Cakra lupa jika gadis itu tidak tahu bahasa Inggris, pantas saja dari tadi Aileen tidak menjawab.

"Maaf, gue lupa lo kan nggak tau bahas Inggris. Gue tadi nanya lo m-" belum sempat Cakra menyelesaikan ucapannya, Aileen langsung menghempaskan tangan Cakra yang masih melingkar di lengannya dengan kasar.

"Kalo lo mau ngehina gue, mendingan jangan sekarang, gue lagi sibuk dan juga buru-buru. Besok aja." Ucap Aileen kemudian pergi meninggalkan Cakra yang tidak percaya dengan sikap dingin Aileen.

"What's wrong with him? Like you didn't she." Guman Cakra kemudian ikut meninggalkan supermarket itu.

***

"Menyebalkan. Bunda tega sekali membuat anaknya yang cantik ini seperi ini." Gerut Aileen sambil terus berusah membawa berbagai kantong plastik yang isinya banyak. Tiba-tiba tanpa Aileen sadari, seseorang langsung meraih kantong plastik itu hingga membuat Aileen terkejut.

"Astaga, Devan. Lo hampir mati," ucap Aileen. Kening Devan mengerut,"Maksudmu?" Aileen memutar bola mata jengah, " Gue kira tadi copet, hampir gue teriak. Dan lo bakal di gebukin." Ucap Aileen, Devan tertawa.

"Lo kok bisa tau gue ada di sini?" tanya Aileen sambil berjalan beriringan dengan Devan. "Nenek sihir yang bilang ke gue," ucap Devan

"Nenek sihir yang bilang ke gue,"

Aileen terkejut hingga membuat kantong plastik yang di genggamnya terjatuh hingga membuat isinya berhamburan. "Aileen? Lo nggak papa?" tanya Devan terkejut.

"Gue nggak papa kok, tadi ada Lee Joon Gi lewat jadi gue langsung bengong nggak percaya," ucap Alieen dan langsung membuat Devan terkekeh. "Sepertinya lo harus masuk rumah sakit jiwa. " sambil membantu Aileen memasukkan kembali barang-barang yang berserakan di jalan.

"Oh yah lo jadikan temanin gue main basket?" tanya Devan dan langsung di balas anggukan oleh Aileen.

"Bundaaa. Ini belanjaan bunda yang segunung," gerut Aileen sambil berjalan menuju dapur di ikuti oleh Devan yang juga membawa kantong plastik berukuran lebih besar dari yang di bawah Aileen.

"Bunda nggak ada, " Aileen menoleh," Lo Abraham lo kok ada di situ, lo punya sihir yah?" tanya Aileen menatap kakaknya "Mata lo aja yang koslet, orang tadi gue ada disini dari tadi,"

"Lo pikir kabel, koslet."

"Bodo." Aileen memutar bola mata jengah,"Dev lo duduk aja dulu, gue mau ganti baju dulu." Ucap Aileen kemudian berjalan menaiki tangga dan hilang di balik pintu kamarnya.

"Nama lo Devan ternyata?" ucap Abraham dan di balasa anggukan oleh Devan yang sudah duduk tepat di hadapan Abraham. "Kok gue kayak pernah liat lo tapi gue lupa dimana," ucap Abraham. Devan tersenyum, "Kita emang pernah ketemu, bahkan mungkin kita sangat dekat,"

"Hah? Maksud lo, jangan bercanda deh, gue nggak lagi main-main," kata Abraham

"Gue juga,"

"Dev, gue udah selesai, yuk kita pergi. Nanti lo ikutan gila lama-lama sama tuh orang yang udah di selingkuhin." Ucap Aileen sambil tersenyum sedikit.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now