Double date (2)

996 68 9
                                    

Bab 32

Double date (2)

"Ka?" sahut Aileen. Sekarang mereka sedang berada di teras rumah Aileen. Hampir lima belas menit yang lalu mereka duduk saling berhadapan dan tanpa pembicaraan.

Cakra mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya, "Bicara dong," seketika kening Cakra mengerut. Gadis ini memang aneh, dia yang mengajak bertemu karena ingin mengatakan sesuatu dan sekarang setelah berada di hadapannya gadis ini malah memintanya mengatakan sesuatu.

"Bego?" ucap Cakra

"Iya gue ngaku deh, sebenarnya gue nggak ada yang mau di omongin...," ucapan Aileen terpotong,

"APA??"

Aileen terkejut, "Tunggu dulu dengarin gue dulu,"

"LO GILA," Astaga, Aileen benar-benar tidak tahu menjelaskannya mulai dari mana jika pria di hadapannya ini terus membentaknya.

"Gue mau pulang," ucap Cakra sambil beranjak dari duduknya dengan keadaan kesal setengah mati. Bisa-bisanya dia membuang-buang waktu bahkan menerobos hujan hanya untuk meladenin kejahilan Aileen.

"Gue Kangen lo." ucapan itu seketika membuat Cakra menghentikan langkahnya. Sungguh? Cakra benar-benar tidak salah dengar kan? Atau pendengarannya memang sedang bermasalah.

Cakra menoleh, kemudian menatap Aileen meminta alasan dari ucapannya tadi. Aileen mengangguk sambil malu malu. Sudut bibir Cakra langsung tertarik, tapi Aileen tidak melihatnya hanya Cakra yang tahu, jika ia sedang tersenyum tipis.

"Kita jalan." Kata Cakra langsung menarik tangan Aileen pergi dari tempat itu.

"Tapi di luar hujan,Ka!" kata Aileen

"Udah berhenti." Jawab Cakra

"Yaudah, bentar gue pamit sama bunda dulu, sekalian ambil tas di kamar," kata Aileen. Cakra menganguk,"Gue tunggu di mobil." Dan setelah itu Aileen berjalan ke kamarnya dan Cakra keluar dari rumah Aileen menuju mobilnya menunggu Aileen datang.

Entah mendengar ucapan Aileen, ada kebahagian tersendiri untuk Cakra. Ini pertama kalinya, seorang Cakra dengan beraninya mengajak gadis itu jalan secara langsung bahkan menarik tangannya.

Tidak memakan waktu yang lama, Aileen datang sambil menggandeng tasnya di tangan kanannya. Sementara terlihat bunda Aileen berdiri di ambang pintu sambil menatap anaknya pergi.

Cakra langsung keluar dari mobilnya dan menyambut Aileen. "
Udah?" tanya Cakra, Aileen mengangguk.

Cakra membukakan pintu untuk Aileen, Aileen masuk dengan kaku. Memang aneh rasa, mendapat perlakukan semanis ini dari seseorang yang tak pernah terfikir. Bahkan membayangkannya saja Aileen tidak pernah. Yang ada di dalam otak Aileen tentang Cakra hanya pria dingin sedingin es dan sekasar batu.

Cakra menatap bunda Aileen sambil tersenyum, pertanda meminta izinnya untuk membawa anaknya pergi sebentar. Grisella terlihat mengangguk sambil tersenyum.

***

Sepanjang perjalanan benar-benar tak ada yang berani memulai pembicaraan, baik Aileen ataupun Cakra. Biasanya Aileen yang tidak mau diam dan Cakra yang hanya mengeluarkan dua kata saja saat Aileen memnita pendapatnya. Tapi sekarang, Aileen benar-benar mati kutu di samping Cakra.

"Ngomong aja," kata Cakra

Aileen mendongkak, sepertinya hanya Aileen yang mati kutu sekarang. Cakra hanya terlbiah biasa-biasa aja. Tidak, bukanya memang pria itu selalu seperti itu.

"Gue nggak tau mau ngomong apa." kata Aileen

Cakra tersenyum sekilas dan Aileen melihatnya. Sepertinya inilah yang membuat Cakra tidak suka tersenyum, karena takut banyak orang yang terpesona dengan senyumannya. Lihat saja, walaupun hanya sekilas seperti itu, Aileen sudah terkagum dengan senyuman itu.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang