With You

1.2K 88 21
                                    

Bab 27 

Witht You

Aileen menarik nafas dalam-dalam setelah ia telah sampai di bandara soekarno hatta. Yah, Aileen sudah sampai di Indonesia bersama Cakra dan Vanila. Ia kembali dengan masalah yang sudah terselesaikan. Setelah mengirup udara Indonesia rasanya Aileen merindukan keluarnya, dan mungkin juga pria itu.

"Lo bisa pulang sendiri kan?" tanya Cakra yang tiba-tiba muncul di samping Aileen. Aileen tersenyum,"Lo kira gue lupa ingatan,huh?" tanya Aileen.

Cakra mendengus pelan,"Lo udah kembali." Kata Cakra kemudian meninggalkan Aileen yang terheran dengan ucapannya. "Leen, gue duluan yah?" kata Vanila sambil menepuk pelan pundak Aileen dan berlalu setelah Aileen mengangguk.

Tidak lama setelah kepergian Cakra dan Vanila, Aileen pun meninggalkan bandara untuk pulang menemui keluarganya. Ngomong-omong tentang keluarnya, Cakra sudah mengabari mereka tentang dirinya.

"Aileen?" suara itu langsung menghentikan langkah Aileen. Ia sangat mengenal suara ini, suara Devan seakan sudah menyatu dengan tubuhnya. Aileen hanya bisa mematung setelah mendengar suara itu, otaknya berfikir kerasa bagaimana harus menanggapinya.

Jelas sekali ini bukan kesalahan Devan tapi kenapa hatinya seolah-oleh menyalahkan pria itu. Devan langsung berjalan mendekati Aileen. Pria itu berhenti tepat di depan Aileen, "Gue kangen lo," kata Devan dengan nada lemah.

Aileen menetesakan air matanya tidak tahan. Jujur ia rindu juga dengan pria ini. "Leen, lo kok diam? Lo nggak kenapa-napa kan?" tanya Devan sambil menggoyangkan tubuh Aileen. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Devan, Aileen langusung berhambur dalam pelukan Devan.

Walaupun awalnya terkejut, namun Devan lega Aileen tidak marah dengannya.

Aileen menangis dalam pelukan Devan, semua bebannya seakan di tumpahkan dalam pelukan itu. Jujur sudah lama Aileen ingin memeluka pria ini, namun hatinya terlalu egois.

"Udah nangis aja, keluarin semuanya." Kata Devan sambil menepuk pelan pundak Aileen.

***

Tepat ketika Aileen sampai di depan rumahnya, kedua orang tuanya langsung menghampiri gadis itu, menghampiri anaknya yang telah lama tak pulang.

"Aileen, kamu nggak papa?" tanya Grisela.

Aileen mendongkak menatap Bundanya, memang tidak memakan waktu satu bulan atau bahkan satu tahun, tapi Aileen benar-benar rindu pada sosok wanita paru baya ini. Ia ingat ketika ia merasa sendirian di waktu itu, merasa ingin mati saja, dan hanya satu kata yang ia ucapakan yaitu Bundanya.

Tanpa pikir panjang, Aileen langsung berhambur ke pelukan Grisela, menangis sejadi-jadinya, meluapkan semua emosi yang terpendam. "Bunda," guman Aileen, sementara Grisela hanya memeluk putrinya erat.

"Dev, sebaiknya lo pulang," ucapan itu langsung membuat Devan berhenti menatap Aileen yang sedang menangis kemudian mengalihkan padangannya kearah Abraham yang berdiri di sampingnya.

Kening Devan mengerut,"Lo pulang aja, kita mau sama Aileen dulu," alasan yang di keluarkan Abraham sungguh tak masuk akal, seharusnya mereka senang dengan kepulangan adiknya tapi kenapa malah mengusir dirinya.

"Lo ngusir gue,Lex?" tanya Devan.

"Terserah lo mau anggep aja," kata Abraham yang terlihat sedang menahan amarahnya, tiba-tiba tangan Grisela menarik lengah Abraham berharap putranya tidak hilang kendali.

"Maksud lo apa? Gue udah bawa pulang Aileen, lo masih marah sama gue?" tanya Devan

Abraham menarik nafas dalam-dalam kemudian menghempaskan dengan kasar,"Devan kamu pulang aja dulu." Kata Darius yang mampu membuat mulut Devan bungkam dan setelah itu Devan pulang dengan perasaan kesal. Ia masih tidak terima dengan ini, seharusnya keluarga Aileen tidak marah lagi dengannya karena Aileen sudah pulang dengan selamat tapi kenapa mereka serasa masih kesal dengan dirinya. Devan bingung sendiri.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now