-PASANGAN YG ANEH-

5.7K 232 5
                                    

Sejak malam itu Mei-mei resmi memiliki calon suami. Tanggal pernikahannya sudah ditentukan, seminggu setelah idul fitri.

Mei-mei menyebarkan undangan melalui surat, sms, wasap dan semacamnya. Hanya sahabat-sahabat dan teman-teman terdekatnya yang ia undang, serta rekan sesama guru.

*********

Hari itu Meimei sedang main di rumah bibinya saat ada seorang anak kecil tetangganya memberi tahunya bahwa ada seorang tamu.

Tamu? Siapa? Aku bukan orang yang secara reguler dikunjungi tamu.

Sambil berpikir sepanjang jalan siapa tamu yang dimaksud, Meimei berjalan pulang.

Sampai 8 meter dari jendela depan rumah, Meimei bisa melihat wajah mungil itu melihat ke arahnya dengan menyipitkan mata.

Dia memakai kemeja merah menyala dengan celana kain warna hitam. Tak terasa kedua sudut bibirnya tertarik ke samping.

Kenapa aku tersenyum? Berhenti! Jangan tersenyum! Jangan tersenyum!

Meimei menggigit kedua bibirnya untuk menghentikan senyuman tanpa seijinnya itu.

Oke, tundukan kepala Mei, kau tidak mau dia melihat pipimu bersemu merah karena malu!

Meimei segera menundukkan kepalanya. Cepat-cepat dia pergi ke dapur. Tetehnya menyambutnya.

Sebelum masuk dapur dia menoleh ke ruang tamu, bapa sedang berbincang dengan si imut itu.

"Dia kok bisa gak nyasar datang ke sini?" tanya Meimei pada tetehnya.

"Ya iyalah, kan sama teteh ke sininya. Tadi pagi janjian di kota, teteh kebetulan lagi ada perlu ke Bank, terus smsan sama dia. Dia ke sini ikut mobil teteh"

"Oh..."

Ema sedang sibuk masak untuk berbuka.

"Apa coba yang Aasep bilang waktu ketemuan sama dia di kota?" kata tetehnya

"Apa emang?" tanya Meimei

"Aasep bilang gini 'itu bener ga sih, mau nikah? Lihat, macam anak SMP gitu, masih muda banget"

Meimei tersenyum "terus eteh bilang apa?"

"Ya pasti mau nikah lah..ngapain coba ngelamar anak orang kalo bukan mau nikah. Terus Aasep bilang gini lagi 'atuh bukan gitu, coba aja lihat mukanya. Masih anak-anak banget kan?"

Meimei tertawa.

Selesai obrol-obrol dengan tetehnya, Meimei masuk kamar. Ada sms masuk. Anak imut itu.

Siimut: mas kawinnya mau apa?

Eteh masuk kamar.

"Mei, katanya minta foto kamu buat dilihatin ke orang tuanya di jawa kalo nanti pulang lebaran" kata eteh.

"Foto? Mei ga punya foto"

"Masa ga punya satupun?"

"Mei mah jarang banget difoto, soale ga fotojenik"

"Cari atuh, siapa tahu ada satu mah"

"Tar, kayanya ada satu mah. Waktu mau wisuda itu sempet foto close up ala ala foto klasik" Mei mengubek-ubek laci lemarinya.

"Nah, ini" Mei menyerahkan selembar foto seukuran buku tulis

"Tua amat kelihatannya, mana gelap" komentar eteh

"Dibilang juga ga fotojenik. Itu fotonya ala ala klasik gitu, jadi item putih kucem. Ga punya foto lain, cuma ada itu doang"

"Ampuuunn..."

"Teh, mas kawinnya apa ya? Dia nanya mau apa mas kawinnya"

"Cincin emas aja"

"Tapi aku mau komputer"

"Orang gila apa! Dimana-mana orang nikah ga ada mas kawinnya komputer. Nanti aja komputer mah klo kamu udah jadi istrinya paling juga dibeliin"

"Oh..gitu ya. Yaudah deh"

"Udah, teteh mau ngasiin foto dulu"

"Berapa gram katanya"

"Lima udah cukup"

"Ga kegedean? Takut kegedean, tiga gram aja"

"Lima itu udah sedeng, ga terlalu gede ga terlalu kecil"

"Oh, yaudah kalo gitu"

"Lagian ngapain si, pake ngobrol lewat sms segala? Kan ada orangnya di depan, ngobrol aja langsung sama orangnya, mumpung masih ada"

"Ga ah, malu"

"Ampuunnn...aneh banget sih ni anak berdua"

Teteh pergi ke ruang tamu untuk memberikan selembar foto Mei.

Si imut sudah pulang dari mesjid setelah sholat duhur, bapa belum sampai rumah. Mei pergi ke dapur.

Pengen lihat mukanya ah, bentaran

Mei belok ke bagian L rumah. Di situ dia jinjit, mengintip lewat jendela ke arah ruang tamu. Tujuannya pengen lihat si imut.

Agak susah karena tertutup gorden yang menutup separuh. Dia maju sedikit, saat itulah si imut berbalik. Mei jongkok kemudian menepak kepalanya sendiri, pipinya bersemu merah. Dadanya gemuruh.

Ga ketahuan. Ketahuan kok! Enggak deh kayanya, orang ketutup gorden. Kayanya dia lihat kamu dikit deh. Enggak!!!! Aku bilang enggak ya enggak!

Mei buru-buru lari ke dapur. Tak lama bapa memanggil ema, bilang kalau si imut pamit mau pulang.

Setelah yakin si imut berada di jalan depan sana, Mei berjalan ke teras. Si imut sudah duduk di belakang ojek langganan Mei, tersenyum padanya dan melambaikan tangan. Refleks tangan Mei terangkat melambai, bibirnya tersenyum. Ojek pun melaju.

Jodoh Di Bulan RamadhanWhere stories live. Discover now