-MARS and VENUS-

3.2K 147 0
                                    


Saya ucapkan terimakasih pada semua pembaca yang sudah meng-apresiasi Jodoh di Bulan Ramadhan dengan memberikan bintang dan komen. Terutama pembaca yang juga mem-follow akun saya di dunia oren ini.

Saya tidak pernah mempromosikan cerita saya di akun-akun lain, saya juga tidak pernah meminta dan memaksa pembaca untuk memberi bintang di cerita-cerita saya. Bagi saya, jika memang pembaca merasa terkesan dengan cerita saya dan merasa berterimakasih pada penulis dan ingin menghargai penulis, maka pembaca akan memberikan bintang atas kehendaknya sendiri. Saya tidak suka penulis yang memaksa pembacanya untuk memberikan bintang, atau bahkan penulisnya mogok nulis gara-gara pembacanya hanya jadi silent reader. Buat saya itu kekanak-kanakan. Saya menghargai para pembaca yang sudah mau membaca cerita saya dengan harapan ada hikmah atau ilmu yang bisa diambil pelajarannya dari cerita yang saya tulis. Kalaupun pembaca memberikan bintang, itu sangat sangat sangat saya hargai dan syukuri, berarti pembaca menghargai kerja keras penulis dalam membangun ide dan menuliskannya.

Kalau kalian pernah menulis sebuah cerita atau puisi, kalian akan tahu seberapa berharga ide-ide yang keluar dari kepala kalian. Meskipun begitu, saya tidak memaksa pembaca untuk menghargai ide cerita saya dengan bintang.

TAPI SAYA SANGAT MARAH DAN KECEWA DAN MENGUTUK SIAPAPUN YANG MENGKOPI PASTE CERITA SAYA.

Sekian, terimakasih.

Kepanjangan curhatnya miyanee... : )

**********************************************************************************

Ada yang pernah membaca buku MEN FROM MARS AND WOMEN FROM VENUS?

Di buku itu dituliskan perbedaan sifat dasar pria dan wanita. Kalau wanita cenderung mengeluarkan semua unek-uneknya, maka pria kebanyakan menyimpannya sendiri. Kalau wanita menganggap semua hal sepele itu penting, maka pria cenderung masa bodo pada hal-hal yang remeh temeh ngapain dipikirin? Begitu menurut mereka. Kalau wanita mengamati banyak hal secara detail, maka pria menangkap hanya hal-hal secara global.

Hal itupun terjadi pada Mei dan Rasyid. Well, mereka manusia berjenis wanita dan pria, kan...

Kebiasaan Rasyid kalau tidur tidak suka dipeluk, tidak suka meluk, atau tidak suka ada sesuatu yang menindih kakinya. Pokoknya tidak suka ada hawa panas manusia maupun jin yang menempel padanya. Sedangkan Mei, kebiasaannya kalau tidur dengan orang lain, dia akan menempelkan kaki atau tangannya pada teman tidurnya itu meskipun mereka tidur saling memunggungi. Pernah dulu kebiasaan Mei itu membuat kewalahan teman tidurnya saat KKN.

Kebiasaan Rasyid yang bertolak belakang dengannya itu membuat Mei sebal. Masa tidur sama istri ngasi punggung? Begitu pikirnya. Hanya karena itu Mei cemberut selama seminggu dan merembet jadi cemburu ke teman-teman kantor Rasyid yang perempuan.

Apa yang ada dalam kepala Rasyid?

"Kenapa sih, istriku cemberut terus? Aku salah apa ya? Oh, mungkin lagi PMS" lalu pikiran itu hilang begitu saja.

Kalau Mei cemburu, dia akan bilang kalau dia cemburu.

"Ade gak suka mas terlalu baik sama dia"

"Kenapa?"

"Mas, cewek itu sifatnya haus kasih sayang, haus kelembutan, haus perhatian. Kalau mas terlalu sering peduli pada satu orang, cewek itu mudah salah faham. Mending kalau dia menyadari kesalah fahaman, kalau dia ngirim sinyal lampu ijo buat selingkuh?"

"Masa sih?"

"Aish...mas itu ga punya banyak pengalaman tentang cewek. Ade itu cewek, tahu sifat alamiah cewek. Emang gak semua cewek seperti itu. Ada cewek yang merasa gak nyaman dengan perhatian cowok di luar kewajaran dan memilih menjaga jarak dari cowok itu, tapi ada juga cewek yang memanfaatkan situasi itu"

"Oh..gitu ya? Yaudah, mas ga akan terlalu baik dan perhatian. Mas cuma kasian aja suka pengen bantu"

Nah...kalau terbuka begitu, masalah kelar, kan?

Beda halnya kalau Rasyid yang cemburu. Dia akan menyimpan perasaan itu sendiri tapi menjaga jarak dari Mei. Tak mau menatap mata Mei, tak mau mendekati Mei, tak mau mengajak Mei ngobrol duluan.

Kenapa?

Karena sifat umum para pria itu gengsinya terlalu tinggi. Mereka terlalu gengsi untuk mengakui kalau mereka cemburu.

Jadi Mei akan merenung selama berhari-hari akibat ulah Rasyid itu. Istri mana yang betah didiamkan suami? Jadi Mei mengambil sikap.

"Mas kenapa?"

"Mas gak kenapa-napa"

"Ah, masa sih? Kok gak mau natap mata ade?"

"Ya gak kenapa-napa" jawabnya, sambil tetap menekuri layar ponsel

"Oh, yaudah kalau gak kenapa-napa" untuk sementara Mei menyerah.

Karena Mei tidak menemukan petunjuk apapun, dia akhirnya jadi sebal lalu marah-marah. Protes pada Rasyid yang selalu fokus pada ponselnya dan tak menganggap Mei ada.

Lalu apakah dengan begitu Rasyid mengatakan perasaannya?

Tentu tidak!

Sebagai seorang pria dia merasa harga dirinya direndahkan, jadi dia marah balik. Kesalahan-kesalahan kecil Mei dia sebutkan satu persatu, membuat Mei tambah sebal. Masalah tidak jadi kelar, malah merembet kemana-mana, bikin Mei dongkol dan puyeng tujuh keliling.

Masa gue yang harus cari solusinya?

Kok jadi gue yang salah?

Apa salah gue?

Begitu kira-kira yang ada di kepala Mei.

Kalau Rasyid enjoy dan tak memikirkan masalah itu, beda halnya dengan Mei, dia memikirkan masalah itu baik sedang makan, mandi, buang air, nyapu, nyuci, jemur. Dia memikirkan masalah itu dalam setiap keadaan, kapanpun, dimanapun. Bikin stres kan, trus muncul jerawat, tambah sebel deh...terus makan coklat dan cemilan buat ngilangin stres, eh malah nambah berat badan, tambah masalah baru...hadeuhhh....kalo kata Pat kay, derita cinta tiada akhir.

Sampai suatu hari, Mei kepikiran dengan postingan puisinya di fesbuk beberapa waktu yang lalu. Dia menulis puisi tentang seorang pejuang di medan perang. Kadang dia juga memposting puisi tentang sahabat-sahabatnya di masa lalu. Atau memposting puisi tentang cinta yang tak sampai yang terinspirasi dari seorang artis yang Mei ikuti kisahnya.

"Apa dia kira puisiku itu ditujukan untuk mantanku?" pikir Mei

"Ya ampun, bisa jadi sih dia mikir kek gitu. Mungkin dia kira aku masih suka sama mantanku terus masih berharap?"

Sejak itu Mei melakukan apapun untuk membuat Rasyid senang. Menyuapi makanan kecil, memasakkan makanan kesukaannya, memijitnya, menciumnya, merayunya, pokoknya apapun yang bikin Rasyid senang. Dalam waktu seminggu, semua kembali seperti semula. Mei merasa lega dan hilanglah stresnya.

Benar kalau kalian pernah baca kalimat "Mengalah untuk menang" itu semua benar. Mei harus banyak mengalah karena dia tidak tahan kalau Rasyid diam dan menjaga jarak. Bahkan kalaupun Rasyid yang salah dan Mei merasa sebal karenanya, obat sebal Mei tetap pelukan dari Rasyid. Nanti sambil dipeluk Mei omongin semua keluhan dan sebabnya dia merasa sebal. Baru deh Rasyid akan menyetujui apapun kata-kata Mei dan mengelus-ngelus kepala Mei dengan sayang seperti saat dia mengelus-elus Cipo, kucing mereka. Rasyid menyadari dia harus memiliki kesabaran ekstra dengan sifat manja seorang wanita. Apalagi Mei itu anak bungsu. Meskipun dia mengaku tidak suka manja-manjaan pada ibu dan ayahnya, tapi dia mengaku sangat suka dimanja oleh suaminya. Ya kaleee semua istri juga kek gitu!

"Kalau cinta sudah pada taraf menerima, maka kita bisa dengan mudah tersenyum saat melihat kekurangan orang yang kita cinta"


Jodoh Di Bulan RamadhanWhere stories live. Discover now