-NAIK MOTOR-

1.1K 62 0
                                    

Duluuu sekali, waktu masih tahun 2003 - 2004 Mei pernah berpikir.

"Emang gak ada ya, motor yang gampang banget dibawanya? Tinggal tarik gas langsung wiiirrrr...maju"

Pasalnya, buat Mei yang otaknya cuma sesendok, belajar motor itu rumit banget. Mei gak tahu kapan harus nginjek gigi berapa? Kapan harus nekan kopling? Dan sebagainya.

Jadi, saat dia melihat adik sepupunya bawa motor matic kemana-mana, Mei tertarik banget, tapi saat itu Mei masih trauma. Soalnya dia pernah belajar motor biasa sama Rasyid dan dibawa ngebut sama motor itu. Sebenarnya bukan motornya yang bawa dia ngebut, tapi Meinya yang panik dan narik gas kuat2 sampe dia dan motornya terkapar di tengah jalan. Untungnya jalanan sepi di kampung.

Beberapa tahun kemudian, setelah Mei melahirkan putri kedua, Rasyid membelikanya sebuah motor matic. Mei senaaaang luar biasa.

"Buat ngajar" kata Rasyid. "Biar gampang kalau mau bolak balik nenenin bayi ke rumah" begitu katanya.

Belajarlah Mei setelah 40 hari melahirkan sampai lihai.

Bertahun-tahun kemudian, Rasyid melarang Mei bawa-bawa motor keluar komplek. Padahal sebelumnya Mei boleh menjelajah seluruh kota dengan si betty.

"Pokoknya gak boleh" kata Rasyid.

"Kenapa sih? Takut ade kabur? Takut ade ketemuan sama cowok lain?"

"Pokoknya gak boleh" hanya itu jawaban Rasyid.

Sejauh yang Mei tahu, biasanya kalau Rasyid melarang sesuatu, itu ada sebab musababnya. Jadi, Mei berusaha mengingat-ingat ada kejadian apa sebelumnya yang akhirnya membuat Rasyid memutuskan larangan itu.

Mei teringat kejadian dua bulan yang lalu. Waktu itu Mei ijin mau pergi ke pasar membeli alat-alat jahit. Membawa si bungsu, Mei bawa si betty mengukur jalanan. Sampai di lampu merah, Mei lihat lampunya baru saja berubah hijau. Perlahan Mei melajukan motornya sangat pelan.

Tiba-tiba terdengar bunyi "BRAK!!!!" lalu motor bergoyang dan Mei hilang keseimbangan. Satu-satunya hal yang dia ingat adalah kepala bayinya. Refleks Mei melindungi kepala bayinya agar tidak terbentur apapun.

Terdengar jeritan orang-orang di sekitar. Lalu mereka membantu Mei bangun dan meminggirkan motornya. Sang penabrak yang membonceng sang istri dan juga bayinya, hanya diam terpaku menatap Mei memeluk bayinya dengan meringis kesakitan. Istrinya tergopoh-gopoh meminta maaf pada Mei sambil sesekali memukuli suaminya.

Setelah kejadian mereda, Mei lanjut ke pasar. Pulangnya Mei ceritakan kejadian itu pada Rasyid. Sampai sebulan kemudian Mei kesulitan berjalan karena kakinya cedera. Syukurlah bayinya baik-baik saja.

Sampai saat ini, Mei dilarang membawa motor selain di komplek perumahannya.

Awalnya Mei kecewa dan merasa tidak nyaman karena Mei jadi tidak bisa bebas belanja kebutuhan pribadinya seperti dulu, tapi karena Mei menyadari bahwa Rasyid memberlakukan larangan itu karena Rasyid menyayanginya, Mei akhirnya merasa bersyukur dan semakin mencintai Rasyid.

"Mas, ade mau ke pasar, boleh?"

"Mau apa?"

"Beli alat-alat jahit"

"Ada kiospedia, kan? Onlen aja" katanya.

Sejak saat itu, beli apa-apa ya lewat onlen.

Jodoh Di Bulan RamadhanWhere stories live. Discover now