11 : Main Air

7.2K 689 41
                                    

My head stuck in the cloud

She begs me to come down

Says, "Boy, quit to foolin' around"

I told her, "I love the view from up here

Warm sun and wind in my ear

We'll watch the world from above

As it turns to the rhythm of love"

-Rhythm Of Love by Plan White T's

.

"Ri, gue capek. Lo main sendiri dulu sana."

"Ih Dista nggak asik! Gue bela-belain nabung biar bisa ke sini, lo malah mau duduk aja."

Dista meremas rambutnya yang basah. "Lo nggak lihat jari gue keriput kedinginan gini?"

"Sekali-kali nggak apa kaliii," sahut Riana, kali ini ia ikut duduk di samping Dista.

Mereka berdua basah kuyup, dengan kaus dan celana legging hitam. Sengaja memakai pakaian yang gelap agar pakaian dalam mereka tak tembus. Dua gadis itu, dengan diantarkan supir taksi, pergi ke The Jungle Waterpark Bogor. Meski weekend sangat ramai, tetapi Riana tak lelah sedikitpun setelah bolak balik naik Tower Slide. Kalau Dista, sudah capek dengan antrianya yang sepanjang jalan kenangan.

"Tapi nggak naik tower slide melulu kali, Ri. Main di Fountain Futsal kek, atau Lazy River. Nggak perlu naik tangga berulang kali. Kaki gue pegeeel."

"Nggak. Itu nggak seru." Riana menarik Dista agar berdiri dari kursi foodcourt.

Riana yang keras kepala menarik Dista agar bangkit dari kursi foodcourt. Mereka tarik menarik hingga sikut Riana menyenggol seseorang yang tengah membawa minuman dingin. Dalam sekejap, mereka mematung.

"Sori, saya nggak sengajaaa," Riana langsung panik, mencoba menyelamatkan botol minum yang tumpah di lantai, tapi gagal. "Saya beliin—" bukannya melanjutkan ucapan, Riana justru bergeming memandangi lelaki yang ditabraknya barusan.

"Ah, nggak usah. Lagian minuman itu mau gue buang, kok."

"Mau dibuang? Kenapa? Kan masih banyak?" tanya Riana polos, masih terpesona dengan cowok di hadapannya. Rambut pendek cowok itu basah, matanya agak lebar dengan bulu mata panjang. Jelas umur mereka tak terpaut jauh. "Gue beliin yang baru deh, gimana?"

Ekspresi Lukas berubah tak nyaman. "Beneran, nggak usah. Gue mau buang karena rasanya kecut-kecut kayak ketek. Hish," bibir Lukas mengerucut seperti merasakan asam.

"Emangnya lo pernah jilat ketek sampe tau rasanya gitu?" Riana terkikik geli.

Dista termenung memandangi adegan tersebut. Tanpa bertanya pun, Dista tahu betul cowok itu merupakan tipe Riana. Maka ketika sahabatnya menoleh dengan wajah berseri-seri, Dista paham bahwa itu kode 'bantuin gue biar deket sama dia'. Dan Dista paling malas kalau sudah dapet kode seperti itu.

"Kas, udah beli minum lagi belum? Kerontang nih tenggorokan."

Suara yang dikenal Dista. Saat cewek itu menoleh, dia menemukan Deva tengah mengacak rambutnya yang basah. Sama seperti temannya, Deva memakai setelan kaus dan celana pendek. Deva dengan santai menghampiri cowok di depan Riana, dan langsung terperangah saat matanya menemukan Dista yang melongo bingung.

DisvawingsWhere stories live. Discover now